Praktisi Hukum, Edi Hardum (Foto: Facebook Edi Hardum)

RUTENG, BERITA FLORES – Praktisi hukum Edi Hardum meminta izin Bupati Manggarai Herybertus GL Nabit dan Wakil Bupati Heribertus Ngabut agar tidak mengangkat “preman” menjadi ajudan.

“Orang sekolah biasanya tahu etika, tahu pekerjaan wartawan. Jangan angkat preman, “tegas Hardum kepada wartawan, Rabu, 21 April 2021 malam.

Sorotan Hardum menyusul adanya pemberitaan sikap ajudan Wabup Heribertus Ngabut yang membentak dua wartawan di Ruteng beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Wartawan di Manggarai Dibentak Karena Tulis Berita Polemik THL

Menurut dia, ajudan yang menghalangi pekerjaan wartawan yang seharusnya ditegur atau bila perlu diberi sanksi. Pekerjaan utama ajudan, kata dia, melayani Bupati dan Wakil Bupati, bukan meneror wartawan.

Hardum juga meminta Bupati Hery Nabit dan Wabup Heri Ngabut untuk mengangkat yang terdidik menjadi ajudan.

Dia menambahkan, Bupati dan Wabup Manggarai harus bersahabat dengan wartawan. Bersahabat bukan berarti tidak membolehkan wartawan atau media kritis.

“Biarkan media kritis yang konstruktif. Jangan main gaya Orde Baru. Jangan bertindak bagai raja-raja kecil di daerah. Raja artinya feodal, anti kritik. Kalau ini yang terjadi berarti duo Hery mengingkari janjinya sebagai pemimpin yang demokratis, “tegas
advokat dari Kantor Edi Hardum & Partners itu.

Hardum rakyat, pemimpin yang otoriter pasti dibenci dan tidak cintai rakyat. Kalau demikian, maka masyarakat tentu saja tidak ikut berpartisipasi dalam pembangunan.

Dikabarkan sebelumnya, Ajudan Wakil Bupati Manggarai Heribertus Ngabut membentak hingga melarang dua orang wartawan untuk menulis berita THL (Tenaga Harian Lepas). Pria yang diketahui sebagai ajudan Wakil Bupati Manggarai Heribertus Ngabut tiba-tiba mengeluarkan kalimat dengan nada tinggi kepada dua wartawan, pada Jumat, 16 April 2021.

Ajudan Wabup Hery membentak dan melarang Engkos Pahing yang bekerja pada media Florespedia.com dan Igen Padur yang bekerja sebagai wartawan VoxNtt.com.

Wartawan Voxntt.com Igen Padur menuturkan, peristiwa itu bermula saat ia bersama rekannya mewawancarai Kepala Bagian Umum Setda Manggarai, Dorotea Bohas seputar polemik rencana usulan penambahan tenaga harian lepas (THL) di depan ruangan Bupati Manggarai Herybertus G.L Nabit, sekitar pukul 10.54 waktu setempat.

“Saat sedang wawancara, tiba-tiba pria berkulit hitam itu datang mendekati Dorotea. “Ibu,” panggil pria itu sambil menunjukkan tangannya ke arah ruangan Wakil Bupati Manggarai,” kata Igen kepada wartawan di Ruteng Jumat, 16 April 2021. (EP).

Previous articlePPNI Manggarai Gelar Uji Kompetensi Perawat
Next articlePraktisi Hukum Sebut Rezim Hery-Heri Pekerjakan THL Ilegal

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here