OPINI
Oleh: Putra Yosua Lonaking
Bulan Bahasa merupakan salah satu moment penting yang selalu dinanti-nantikan oleh seluruh warga SMAK St. Ignatius Loyola Labuan Bajo.
SMAK St. Ignatius Loyola merupakan salah satu yayasan pendidikan formal yang berdiri di daerah Labuan Bajo, sebuah kota kecil nan indah di bagian barat pulau Flores, Nusa Tenggara Timur atau lebih familiar dengan kota super prioritas atas destinasi wisatanya yang berstandar internasional.
Sebagai wujud kecintaan sekaligus bentuk penghormatan terhadap sejarah kelahiran Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan, tiap tahunnya SMAK St. Ignatius Loyola menggelar berbagai kegiatan menarik.
Halnya tahun ini, pelaksaan kegiatan berlangsung selama tiga hari, sejak 24 hingga 26 Oktober 2024. Suasana sekolah pun kian seru dengan hadirnya beragam perlombaan yang diselenggarakan.
Giat ini dihadirkan untuk menampilkan bakat serta kreativitas yang dilahirkan siswa sendiri.
Tidak hanya bertujuan untuk sebuah ajang kompetisi, namun lebih daripada itu, tujuan utamanya adalah untuk mengasa semangat bangkitnya minat siswa terhadap literasi dan potensi, khususnya di bidang bahasa.
Asah Kemampuan Siswa Sekolah Dengan Beragam Lomba
Salah satu hal penting yang diajarkan pendidik SMAK St. Igantius Loyola Labuan Bajo dengan menghadirkan berbagai perlombaan guna mengasah kemampuan literasi para siswa sekolah.
Berbagai mata lomba itu menjadi suatu keharusan. Dengan mendorong para siswa sekolah sebagai pesertanya, minat serta bakat para siswa sekiranya dapat diasah untuk ditampilkan ke publik.
* Kompetisi Berbahasa Indonesia
Kategori lomba bidang bahasa Indonesia merupakan salah satu item lomba mengisi bulan bahasa kali ini. Pada kategori ini diadakan beberapa lomba menarik untuk mengasah kemampuan siswa. Salah satu lomba yang paling diminati adalah lomba debat.
Dalam kompetisi ini, peserta harus menunjukkan kemampuannya dalam berargumentasi dan menyampaikan pendapat secara logis. Debat tidak hanya menguji kemampuan berbicara tetapi juga melatih berpikir kritis dan cara mengkomunikasikan gagasan secara sistematis.
Selain debat, juga diadakan lomba cipta puisi dan membaca puisi. Lomba ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan perasaan dan gagasannya melalui rangkaian kata-kata yang indah.
Membaca puisi dengan persepsi yang tepat tentu tidak mudah namun banyak peserta yang unjuk gigi dalam hal ini. Mereka berusaha membuat pendengarnya merasakan emosi yang mereka sampaikan, baik itu kebahagiaan, kesedihan, atau harapan.
Ada juga ada lomba pidato. Kompetisi ini melatih keberanian siswa untuk berbicara di depan orang banyak. Mereka harus mampu menyampaikan pesan dengan jelas dan percaya diri.
Berbicara merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai masyarakat saat ini karena kemampuan berbicara di depan umum dapat sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan nantinya dalam dunia kerja.
* Kompetisi Berbahasa Inggris
Ajang lomba berbahasa Inggris pun tak kalah menarik. Sama seperti lomba bahasa Indonesia, di sini terdapat kompetisi debat yang mengharuskan peserta menyampaikan pendapatnya dalam bahasa Inggris.
Kompetisi ini menantang siswa untuk mengekspresikan diri secara lancar dan dengan argumentasi yang kuat dan juga memperkuat kemampuan berpikir kritis siswa dalam menanggapi argumen masing-masing tim.
Selain itu, mereka harus mampu mengkomunikasikan gagasannya dengan bahasa yang mudah dipahami dan menarik.
Ada pula lomba bercerita, dimana pesertanya harus bercerita dengan menggunakan ekspresi yang menarik.
Lomba ini tidak hanya menguji kemampuan bahasa inggris siswa tetapi juga kreativitas mereka dalam pembawaan cerita yang disampaikan.
Peserta harus mampu menyampaikan cerita dengan intonasi dan ekspresi yang tepat sehingga pendengar dapat merasa terlibat dengan cerita yang disampaikannya.
Ada pula lomba pidato yang sedikit berbeda dengan bercerita karena lebih formal dan terstruktur.
Kompetisi ini mengajarkan peserta untuk berbicara dengan tata bahasa yang benar dan menggunakan kata-kata yang tepat.
Di sini, mereka belajar menyampaikan ide atau pendapat dengan cara yang lebih serius dan formal, misalnya dengan berbicara di depan banyak orang atau dalam situasi formal.
Pada kategori Bahasa Inggris juga terdapat lomba membaca berita. Peserta kompetisi ini harus membaca berita terkini dalam bahasa Inggris dengan gaya dan pengucapan profesional.
Mereka diharapkan mampu membawakan berita layaknya presenter berita televisi dengan intonasi dan pengucapan yang jelas. Kompetisi ini melatih kemampuan berbicara dan konsentrasi siswa agar tetap tenang dan percaya diri di depan orang banyak.
* Kompetisi Berbahasa Jerman
Bahasa Jerman menjadi salah satu ajang lomba yang diadakan pada kategori pembacaan puisi.
Dalam kompetisi ini, peserta tidak hanya harus mampu mengucapkan kata-kata dalam bahasa Jerman dengan benar, namun juga mampu mengapresiasi puisi.
Mereka belajar mengungkapkan perasaannya melalui kata-kata yang mungkin asing bagi mereka. Meski terbilang menantang, namun banyak mahasiswa yang tampak bersemangat mengikuti kompetisi ini.
Lomba Mading antar kelas
Selain lomba perorangan, juga diadakan lomba majalah dinding antar kelas.
Setiap kelas berkesempatan untuk mengekspresikan kreativitasnya dengan mendesain majalah dinding. Mereka harus mampu mendesain antarmuka yang menarik dan mengisi konten dengan informasi yang bermanfaat sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan panitia.
Kompetisi ini mengajarkan siswa untuk bekerja dalam kelompok dan saling berbagi ide. Dengan melakukan hal ini, mereka belajar menghargai pendapat teman sekelasnya dan menggabungkan ide-ide yang berbeda menjadi sebuah karya yang menarik.
Majalah dinding ini tidak hanya sekedar ajang kompetisi tetapi juga wadah untuk menyampaikan informasi bermanfaat kepada seluruh siswa. Dengan konten yang informatif dan menarik, majalah dinding ini juga dapat menjadi sumber ilmu baru bagi yang membacanya. Selain itu, desain yang menarik juga menjadi nilai tambah yang membuat pembaca betah saat membaca setiap isi majalah dinding.
Dampak Positif Bagi Siswa Sekolah
Adanya berbagai kegiatan perlombaan dalam mengisi momen bulan bahasa bagi siswa sekolah SMAK St. Igantius Loyola Labuan Bajo mendatangkan banyak manfaat bagi siswa sekolah.
Tidak hanya soal pengalaman berkompetisi. Para siswa sekolah juga belajar banyak hal baru. Misalkan, melalui lomba debat, mereka belajar mengemukakan pendapat secara rasional dan tidak terbawa emosi.
Lomba pidato mislanya, salah satu mata lomba yang dapat membantu siswa mengatasi kegugupan saat berbicara di depan umum. Halnya juga dengan lomba cipta, membaca puisi yang dapat membantu mereka mengekspresikan emosi dengan lebih kreatif.
Selain itu, kegiatan ini juga mempererat hubungan antar siswa. Siswa saling mendukung dan menyemangati, terutama saat mengikuti kompetisi antar kelas seperti majalah dinding.
Semangat tim yang terjalin adalah menciptakan dinamika positif yang dapat mendatangkan suasana sekolah menjadi lebih hangat dan menyenangkan.
Hal ini juga menjadi kesempatan bagi siswa untuk belajar mengapresiasi proses belajar. Tidak semua orang yang berpartisipasi bisa menjadi pemenang, namun yang terpenting adalah pengalaman yang didapat.
Siswa belajar ikhlas menerima hasil dan belajar dari setiap pengalaman yang dimilikinya. Jadi Bulan Bahasa bukan sekedar menang atau kalah, tapi juga menunjukkan bagaimana kita bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Pater Agustinus Bicara Literasi
Literasi merupakan suatu hal penting bagi siswa sekolah guna mengasa kemampuan baca dan tulis. Hal inilah kemudian menjadi dasar bagaimana pendidik di SMK St. Ignatius Loyola selalu mendorong siswa siswinya untuk bisa tampil bercakap menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam berkomunikasi.
Salah satu ajang yang dapat menjembatani hal ini adalah dengan diadakannya lomba mengisi perayaan bulan bahasa.
Kepala Sekolah SMAK St. Ignatius Loyola Labuan Bajo, Pater Agustinus Susanto Naba, SVD,S.S, mengatakan bahwa sekolah mempunyai tujuan penting saat perayaan Bulan Bahasa kali ini.
Dikatakan Pater Agustinus, kegiatan Bulan Bahasa tidak hanya bersifat kompetitif tetapi juga menjadi wadah penting dalam mengembangkan kemampuan literasi siswa.
Literasi, kata dia, tidak hanya kemampuan membaca dan menulis tetapi juga kemampuan berpikir kritis, mengemukakan pendapat, dan berkomunikasi dengan baik.
Pater Agustinus juga merasakan bahwa kegiatan ini merupakan kesempatan yang baik bagi anak-anak sekolah untuk berekspresi dan menambah rasa percaya diri.
Dengan mengikuti berbagai kompetisi, siswa belajar untuk tidak takut tampil di depan umum dan berani menyampaikan gagasannya. Karenanya, harap Pater Agustinus, kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan setiap tahunnya agar semakin banyak siswa yang terbantu untuk mengembangkan potensinya.
Melalui kegiatan seperti ini, pihak sekolah terus berupaya semaksimal mungkin untuk mengembangkan potensi siswa secara umum, sebab pendidikan bukan hanya soal nilai atau belajar, tapi juga tentang pembentukan karakter dan keterampilan sosial. Siswa belajar bekerja dalam tim, menghargai pendapat orang lain, dan menerima kegagalan dengan lapang dada.
Bulan Bahasa: Momen Berharga Bagi Generasi Muda
Secara keseluruhan rangkaian kegiatan Bulan Bahasa di SMAK St. Ignatius Loyola Labuan Bajo menunjukkan bahwa perayaan ini lebih dari sekedar kegiatan tahunan. Ini adalah momen yang berharga dan bermakna bagi seluruh siswa dan guru.
Melalui kegiatan ini, pihak sekolah berhasil membangkitkan kecintaan terhadap bahasa dan sastra pada siswa. Mereka tidak hanya mengasah kemampuan berbahasanya, tetapi juga membangun landasan literasi yang berguna untuk masa depan.
Antusiasme para peserta dalam setiap konten kontes juga menjadi pertanda positif bahwa generasi muda sangat tertarik untuk mengembangkan kemampuan berbahasanya. Setiap pengalaman berkompetisi, siswa belajar banyak hal tentang bagaimana menjadi percaya diri dan berani tampil di depan publik, yang penting untuk nantinya menghadapi dunia luar.
Pengalaman yang mereka peroleh dari kegiatan Bulan Bahasa ini akan memberikan mereka ilmu yang berguna untuk masa depan, baik dalam studinya maupun dalam kehidupan sosial.
Selain itu, kegiatan Bulan Bahasa ini juga mempertemukan siswa dengan latar belakang dan minat yang beragam. Di tengah keseharian, Bulan Bahasa menjadi ajang bagi siswa untuk berkolaborasi dengan teman sekelasnya.
Berbagai kegiatan bersama, mereka tidak hanya belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik, namun juga belajar bagaimana bekerja sama dalam berbagai cara.
Mereka mulai memahami bahwa setiap orang memiliki kualitas uniknya masing-masing yang bila digabungkan dapat menciptakan karya atau hasil yang lebih baik. Misalnya dengan lomba majalah dinding, setiap kelas merasakan betapa menyenangkannya bekerja dalam kelompok besar.
Mereka harus memberikan tugas dengan baik, dengan seseorang yang bertanggung jawab atas desain dan seseorang yang mencari ide. Selama proses ini, banyak dari mereka yang mengalami kesulitan dalam koordinasi, namun pada saat itulah mereka menyadari pentingnya kerjasama dan komunikasi yang baik.
Di akhir kegiatan, anak-anak merasa puas dan bangga ketika melihat majalah dinding yang mereka ciptakan berkat kerja keras mereka.
Bulan Bahasa ini juga mempererat hubungan antara siswa dan guru. Selama kegiatan seperti ini, siswa merasa lebih dekat dengan gurunya, yang mendukung dan menyemangati mereka.
Tidak jarang, guru juga memberikan masukan atau dukungan kepada peserta, untuk mempersiapkan kompetisi atau sekedar memberi semangat.
Hal ini membuat siswa merasa dihargai dan diakui atas usahanya, sehingga meningkatkan hubungan antara guru dan siswa.
Menyadari antusias dan minat tersebut, SMAK St. Ignatius Loyola Labuan Bajo berupaya untuk tetap menyelenggarakan kegiatan tahunan Bulan Bahasa. Mereka ingin terus memberikan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensinya, khususnya di bidang literasi.
*) Penulis Adalah Siswa Kelas XI-B SMAK St. Igantius Loyola Labuam Bajo dan Tinggal di Desa Batu Cermin, Labuan Bajo.