RUTENG, BERITA FLORES- Di ujung barat Pulau Flores, berdiri sebuah PT (Perseroan Terbatas) bernama Watu Mori Farm yang letaknya kira-kira berjarak 10 km dari Kota Labuan Bajo atau berlokasi tepat di Kampung Melo, Desa Liang Ndara, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
PT yang berdiri di lembah diapiti bukit dan gunung itu merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian holistik alias pertanian terintegrasi.
Pilihan sistem pertanian holistik alias terintegrasi yang diadopsi perusahaan itu dilandasi sebuah komitmen untuk mengembangkan perusahaan yang berkarakter terpadu, ekologis, dan berkelanjutan.
Sejak dibuka pada tahun 2018, Owner PT Watu Mori Farm dr. Maria Stevi Cecilia Harman alias dr. Stevi Harman selalu memberikan kesempatan bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan mahasiswa jurusan pertanian di Manggarai Raya untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di perusahaan tersebut.
“Hingga tahun 2024 sudah 4 angkatan siswa PKL dan 1 angkatan mahasiswa dari UNIKA St. Paulus Ruteng yang sudah melakukan praktik kerja di sini,” ujar dr. Stevi Harman melalui pesan WhatssApp pada Selala, 22 Mei 2024.
Tampak perusahaan yang berkosentrasi mengembangkan SDM pertanian itu juga didesain untuk menjadi salah satu camp pelatihan kepemimpinan bagi siswa dan mahasiswa yang melakukan praktik lapangan.
Hal itu terlihat dari kerangka pembinaan perusahaan yang mendorong penguatan karakter, leadership, pembinaaan pengembangan diri seperti public speaking, kedisiplinan, membuat perencanaan baik personal maupun tim, dan berbagai pembinaan lainya.
Setidaknya proses-proses itu menumbuhkan harapan akan tunas baru berkepribadian unggul yang suatu saat di masa mendatang dapat menjadi andalan untuk pertanian dan peternakan di Tanah Nuca Lale (Manggarai Raya).
“Usaha yang dikembangkan di sini bisa menjadi inspirasi bagi para petani dan peternak muda untuk mengembangkan usaha ke depannya,” imbuh dokter muda yang ramah itu.
Anggota DPD RI Dapil NTT yang terpilih untuk periode 2024-2029 itu mengungkapkan, niat dan tekat Watu Mori Farm yang selalu membuka diri untuk menjadi tempat belajar maupun bekerja tidak akan memudar.
Sebab membina generasi muda demi masa depan Tanah Nuca Lale termasuk Nusa Bunga telah menjadi sebuah komitmen dan tanggung jawab moral yang harus dijalankan.
Perusahaan Watu Mori Farm menyediakan berbagai jenis usaha seperti usaha pertanian, peternakan, perikanan, dan bidang usaha lain sebagai satu kesatuan sistem yang saling mendukung alias memiliki hubungan simbiosis mutualisme.
Panorama alam yang rindang nan hijau kini tengah mendorong perusahaan itu menjadi salah satu kawasan agrowisata di Labuan Bajo.
Area agrowisata yang begitu luas mendukung tempat itu menjadi rujukan wisata ekologis yang indah dan menyenangkan bagi masyarakat umum.
Menyangga Kebutuhan Kawasan Wisata Super Premiun Labuan Bajo
Kehadiran PT Watu Mori Farm sejak tahun 2018 merupakan buah pemikiran menyambut penetapan Kota Labuan Bajo sebagai kawasan wisata super premium.
Menyangga kebutuhan Labuan Bajo sebagai kawasan super premium rupanya memerlukan dukungan pasokan hortikultura yang berstandar super premium pula.
Pilihan membudidaya buah-buahan berstandar super premium seperti durian bervarian musang king menjadi salah satu peluang yang mesti diambil.
“Itulah sebabnya mengapa durian unggul semua yang dipilih, yang tidak dibudidayakan oleh masyarakat lokal,” ujar Yohanes Dambuk, Manajer Umum PT Watu Mori Farm.
Durian unggul berkelas super premium dikembangkan oleh lebih dari 20 karyawan saat ini. Di atas lahan seluas lebih dari 25 hektar, berjejer 2000-an pohon durian berkualitas bagus.
Separuh lahan tampak dipenuhi durian bervarian musang king. Sisanya adalah durian varian ochee (durian hitam), bawor, namlung, dan super tembaga. Pisang juga menjadi tanaman andalan dan ke depannya akan dikembangkan jenis tanaman-tanaman lain.
Pupuk kompos merupakan pilihan utama mendukung pertumbuhan durian. Pilihan tersebut bertujuan menjamin kualitas produk dan menjaga kelestarian ekologis kawasan sehingga sistem yang dikembangkan dapat berkelanjutan secara terus menerus.
“Sebagai perusahaan pertanian terintegrasi, di lokasi ini ada juga usaha ternak babi dan kambing. Usaha ternak babi selain untuk memenuhi kebutuhan daging bagi usaha restoran tapi kotorannya juga digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk kompos. Demikian juga ternak kambing,” pungkas Yohanes.
Sebagai informasi, PT Watu Mori Farm memiliki visi ‘Terwujudnya perusahaan pertanian yang terintegrasi’.
Misi:
1. Menciptakan ekosistem pertanian holistik
2. Menghasilkan produk yang unggul dan kompetitif
Tujuan:
1. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas unggul untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun domestik
2. Menjadi perusahaan pelopor pengembangan ekosistem pertanian yang ekologis dan berkelanjutan.
3. Menjadi perusahaan yang membuka kesempatan belajar dan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar.
Pengorganisasian Tim Kerja:
Watu Mori Farm terdiri dari beberapa bidang kerja seperti;
1. Bidang Perkebunan Durian
2. Bidang Peternakan (babi, kambing dan sapi)
3. Bidang umum
4. Bidang Sumber Daya Manusia (SDM).
Barbagai lembaga pendidikan yang sudah bekerjasama dengan PT Watu Mori Farm meliputi SMK 1 Poco Rana di Manggarai Timur, SMKN 2 Elar di Manggarai Timur, SMKN 1 Borong di Manggarai Timur, SMKN Restorasi Wae Ri’i Timung di Manggarai, SMKN 1 Kuwus di Manggarai Barat, UNIKA Santu Paulus Ruteng.
Pada pertengahan Juni 2024, cakupan kerjasama PKL dengan lembaga SMK kemungkinan akan bertambah dengan hadirnya dua sekolah baru yaitu SMKN 1 Wae Rii di Manggarai dan SMKN Aesesa di Mbai.
Penulis: Heri Mandela