Ruteng, Beritaflores.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega, Ruteng, Manggarai, mengeluarkan peringatan dini terkait informasi prakiraan cuaca harian di wilayah Manggarai, NTT, pada 18-20 Januari 2025.
Kepala Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega, Decky Imawan, menerangkan kondisi cuaca di wilayah Manggarai dalam 24 jam terkahir umumnya masih berawan, terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada siang hingga malam hari serta suhu udara berkisar 19-20.6 derjad Celsius dengan kelembaban udara antara 95-100%.
“Angin umumnya bertiup dari Barat-Utara dengan kecepatan 4-31 Km/jam”, kata Decky.
Adapun penyebab kondisi ini, jelas Decky, diantaranya karena Manggarai memasuki musim hujan, adanya pola siklonik di selatan NTT, adanya aktivitas gelombang kelvin, adanya aktivitas gelombang rossby, suhu muka laut di wilayah Manggarai berkisar 29-31 derajad celcius sehingga memungkinkan terjadinya penguapan yang sangat tinggi serta masa udara basah terkosentrasi pada lapisan ketinggian hingga 500 mb (5860 m).
Sementara itu, untuk prediksi cuaca di wilayah Manggarai selama 3 hari kedepan (18-20 Januari), terang Decky, umumnya masih berawan dan berpotensi hujan ringan hingga sedang pada siang hingga malam hari dengan kecepatan angin mencapai 2-35 Km/jam serta tinggi gelombang maksimum di Selat Sumba bagian Timur mencapai 1, 25 m, sementara tinggi gelombang di perairan Utara Flores dan Laut Sawu bagian Utara mencapai 2,5 meter.
“Waspada akan potensi hujan dengan intensitas sedang disertai petir pada pagi hingga malam hari, waspada akan potensi peningkatan kecepatan angin yang dapat melebihi 35 km/jam serta waspada akan tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2,5 meter di perairan utara Flores dan laut sawu bagian utara”, terang Decky.
Dengan begitu, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca ini serta memanfaatkan informasi cuaca untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian dalam mencegah/pengurangan resiko bencana kekeringan. (**)
Reporter: Andy Paju