BORONG, BERITA FLORES–Dalam rangka mengisi waktu liburan kuliah, para mahasiswa asal Yogyakarta yang tergabung dalam Kelompok Studi Tentang Desa (KESA) menggelar Tour Akademik di Desa Waling, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Flores-Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan tersebut digelar pada Kamis, 1 Agustus hingga Sabtu, 3 Agustus 2019 pekan lalu.
Tour Akademik ke Desa Waling merupakan Tour Akademik Jilid V, setelah empat tahun sebelumnya melakukan kegiatan yang sama, salah satunya di Desa Compang Wesang, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur. Tour Akademik ini merupakan program rutin KESA dan merupakan wujud pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat. Tema yang diangkat dalam Tour Akademik Jilid V ini adalah “Memperkuat Desa Sebagai Subyek Pembangunan”.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan di Desa Waling antara lain, Pelatihan Jurnalistik dan Public Speaking di SMAN 8 Borong yang dilaksanakan pada Jumat, 2 Agustus 2019.
Kepala Urusan Akademik KESA, Herry Kabut menjelaskan, pelatihan jurnalistik dan paublic speaking merupakan upaya untuk mengembangkan literasi di wilayah Manggarai. Ia menambahkan, kegiatan itu juga bertujuan untuk mengembangkan literasi di Manggarai, hal yang perlu dilakukan adalah memperkuat literasi dari sekolah.
Herry menuturkan bahwa, audiensi bersama masyarakat dan Pemerintah Desa Waling yang digelar pada Sabtu, 3 Agustus 2019. Tour Akademik KESA Jilid V ini, lanjut dia, cukup berbeda dengan Tour Akademik sebelumnya. Perbedaannya, dalam Tour Akademik kali ini, KESA menggandeng salah satu LSM yaitu Change Operator dalam rangka audiensi dengan masyarakat dan Pemerintah Desa Waling. Khusus untuk audiensi ini, ada tiga topik yang menjadi pokok bahasan.
“Pertama, “pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa” dengan pemateri Herry Kabut (anggota KESA). Kedua, “peningkatan kapasitas aparatur desa” dengan pemateri Libertus Renaldi dan Evan Sirabura yang juga anggota KESA. Ketiga, “optimalisasi badan usaha milik desa” dengan pemateri Direktur Change Operator, Rizky Hadur bersama Sekretaris Change Operator Rino Goa dan stafnya Desi Keon,” terang Herry dalam siaran pers Jumat, 9 Agustus 2019.
Ia mengatakan, audiensi ini berlangsung cukup menarik karena ada beberapa pertanyaan dan informasi yang disampaikan masyarakat maupun aparatur desa kepada pemateri terutama pada pemateri pertama dan kedua. Akan tetapi, pada pokok bahasan yang ketiga dengan materi “optimalisasi BUMDes”, masyarakat maupun aparatur desa cenderung bungkam dan enggan menyampaikan pertanyaan dan informasi yang jelas kepada Rizky Hadur (selaku pemateri) dan kepada peserta yang hadir dalam audiensi tersebut.
Salah satu pemateri, Libertus Renaldi mengatakan, untuk meningkatkan kapasitas aparatur desa, tidak cukup membenahi struktur kepengurusan desa, tetapi masyarakat juga dituntut untuk mengambil bagian di dalamnya dengan melakukan pengawasan terhadap para aparatur desa.
Sementara itu, Direktur Change Operator, Rizky Hadur menjelaskan, kehadiran BUMDes tidak boleh mematikan usaha masyarakat yang sudah ada, akan tetapi bisa mendukung usaha masyarakat lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Desa Waling, Feliks Gat mengatakan, pihaknya sangat bersyukur karena telah memberikan pengetahuan baru tentang pengelolaan Dana Desa (DD).
“Kami merasa bersyukur karena diberikan pengalaman yang sekalipun kami menyadari bahwa apa yang adik-adik dapat di bangku kuliah tentu tidak sama dengan kenyataan. Ya, kalaupun ada, itu karena situasi dan kondisi saja,” kata Kades Feliks. (HER/FDS/BERITAFLORES)