RUTENG, BERITA FLORES – Yayasan Plan International Indonesia atau Plan Indonesia menggandeng Pemerintah Kabupaten Manggarai, NTT memberikan pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dan Manajemen Kebersihan Menstruasi (STBM-MKM) kepada puluhan pendidik sebaya atau fasilitator cilik.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Bappelitbang Kabupaten Manggarai Hila Jonta yang digelar selama tiga hari dimulai pada Kamis (4/11) hingga Sabtu, 6 November 2021. Pelatihan fasilitator cilik ini selama dua hari pertama digelar di Aula Efata Ruteng, sedangkan hari terakhir dilaksanakan di dua sekolah antara lain, SMPN 1 Ruteng Cancar, Kecamatan Ruteng dan SDK Pagal II, Kecamatan Cibal.
Kepala Bappelitbang Manggarai Hila Jonta dalam sambutannya mengatakan, pihaknya berkomitmen mendorong pelaksanaan lima pilar STBM MKM dalam rangka memwujudkan visi-misi bupati dan wakil bupati Manggarai.
“Kegiatan hari ini sesuai dengan apa yang ada dalam visi bupati yaitu “Manggarai yang Maju, Adil dan Berdaya Saing” dengan misi; meningkatkan mutu sumber daya manusia, meningkatkan perekonomian masyarakat dan meningkatan mutu lingkungan hidup,” jelas Hila.
Hila mengapresiasi Plan Indonesia karena terus mendukung program-program pemerintah melalui gerakan-gerakan positif yang mereka lakukan selama ini. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Plan Indonesia, karena mereka telah bergerak lebih maju dan jauh dari langkah-langkah yang ditempuh pemerintah selama ini.
Fasilitator STBM MKM, Modesta Cherli Syukur mengatakan, dengan kegiatan ini fasilitator pendidik sebaya bisa menggerakan atau mengedukasi siswa lainnya di sekolah mereka masing-masing tentang STBM MKM.
“Target kita, diharapkan siswa-siswi yang dididik di sini akan mengoptimalkan dan mengupayakan untuk menjadi sekolah yang peduli terhadap kesehatan. Salah satunya menggerakan atau mengedukasi mereka untuk menjaga kesehatan lingkungan sekolah,” kata Cherli.
Hadir dalam kegiatan ini antara lain, 48 peserta yang merupakan siswa dari sekolah pilot project Plan Indonesia, guru 24 orang, dan tenaga Promkes Puskesmas berjumlah 12 orang.
Sementara beberapa sekolah menjadi pilot project Plan Indonesia antara lain, SDK Pagal II, SDI Lenda, SMPN 1 Reok, SMPN Satap Lemarang, SLB-A Karya Murni, SDK Wae Peca Ting, SDK Pasa, dan SMPN 1 Ruteng Cancar.
Dari pantauan wartawan, tampak peserta mencermati setiap materi yang dipaparkan oleh fasilitator Plan Indonesia. Setelah mendapatkan materi, peserta lalu mengikuti beragam simulasi dan game dengan tujuan agar peserta memahami penerapan lima pilar STBM dan MKM di sekolah.
Kegiatan ini juga dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Tampak setiap peserta wajib melakukan Rapid Antigen Test (RAg). Selain itu, para peserta juga diberikan hand sanitizer, menggunakan masker, dan duduk dalam jarak yang aman.
Provincial Coordinator Project WfW Yayasan Plan International Indonesia atau Plan Indonesia Juliani F. Talan mengatakan, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah suatu strategi/program intervensi yang menitikberatkan pada perubahan perilaku higienis melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.
Ia menjelaskan, para siswa dilibatkan dalam kegiatan ini bertujuan agar mereka memahami pentingnya pelaksanaan lima pilar STBM dan MKM di sekolah mereka masing-masing. Sehingga, bagi pendidik sebaya yang terlibat pada kegiatan ini, bisa dengan mudah mengedukasi teman-teman mereka yang lainnya di sekolah masing-masing.
“Tujuan yang ingin dicapai oleh STBM adalah mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya,” ujarnya. (RED).