RUTENG, BERITAFLORES – Wakil Ketua II DPRD Manggarai, NTT, Thomas Tahir, meneyerap berbagai aspirasi dari warga Desa Beamese, Kecamatan Cibal, Manggarai.
Aspirasi warga desa tersebut disampaikan kepada politisi PKB itu dalam kegiatan reses yang digelar di halaman kampung Teber, pada Sabtu 5 April 2025, malam.
Kepala desa Beamese, Siprianus Tari, dalam sambutannya di acara reses itu menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan reses di wilayah desa mereka.
Momen ini, kata Siprianus, sangat luar baisa sebab dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat desa sebagai satu perjumpaan untuk berbicara lebih dekat, menyampaikan harapan apa saja dalam konteks pembangunan kepada pemerintah melalui anggota DPRD utusan wilayah Dapil.
“Saya sebagai kepala desa menyampaikan terima kasih kepada wakil ketua II DPRD Manggarai karena pada malam hari ini berada di tengah masyarakat saya. Tentunya apa yang kita laksanakan pada malam ini merupakan momen penting, dimana kita di libatkan dalam perencanaan pembangunan pada tahun berikutnya”, kata Siprianus.
“Kenapa saya katakan sungguh luar biasa? Artinya pak Thomas tidak melupakan apa yang menjadi harapan kita sebagai masyarakat mengapa beliau duduk di kursi DPRD Manggarai”, sambungnya.
Saat menyampaikan aspirasi, Siprianus lebih banyak mengusulkan soal perbaikan infrastruktur jalan rusak, salah satunya mengenai kondisi kerusakan jalan dari Golo Munta menuju Lempis, desa Langkas agar dapat diperbaiki.
Jalur ini, terang Siprianus, diharapkan segera mendapat perhatian pemerintah daerah lantaran telah mengalami rusak berat selama beberapa tahun belakangan ini.
Selain itu, jalur tersebut juga sebagai salah satu jalur bagi masyarakat sejumlah kampung di desa Langkas apabila menderita sakit dan hendak merawat ke Puskesmas Beamese.
“Kiranya jalan ini menjadi fokus perhatian dalam waktu dekat juga pak dewan”, ucap Siprianus.
Tak hanya itu, Siprianus juga menyoroti pembangunan irigisasi di salah satu titik persawahan warga desa Beamaese lantaran pengerjaannya tidak sampai ke titik sasaran.
Sipri menyebut jika pihaknya selaku pemerintah desa tidak bisa mengintervensi proses pembangunan saluran irigasi itu lantaran anggaran yang digelontorkan pada pembangunan sebelumnya menggunakan dana reguler dari pemerintah daerah.
Naikan Status Puskesmas Beamese Sebagai Puskesmas Rawat Inap
Aspirasi lain yang turut disampaikan dalam reses Thomas Tahir di desa Beamese itu terkait peningkatan status Puskesmas Beamese menjadi Puskesmas rawat inap.
Hal itu disampaikan oleh Pastor Paroki St. Antonius Padua Ri’i, Beamese, Romo Tarsisius Syukur, Pr saat diberikan kesempatan untuk menyampaikam usulan dalam kegiatan itu.
“Pa Dewan, yang kita harapkan juga di Beamese ini agar pemerintah dapat menaikan status Puskesmas Beamese menjadi Puskesmas rawat inap”, kata Romo Tarsi.
Dasar peningkatan status ini, ungkap Romo Tarsi, berkaca dari kondisi infrastrukur jalan yang masih rusak serta jauhnya jangkauan masyarakat (pasien) jika sewaktu-waktu harus dirujuk ke Puskesmas rawat inap di Pagal ataupun RSUD Ruteng karena tidak memadainya fasilitas medis.
Dengan begitu, tidaklah salah jika pemerintah ikut berupaya untuk menaikan status Puskesmas tersebut sehingga masyarakat yang membutuhkan perawatan intensif bisa dirawat di Puskesmas itu saja.
Anggota DPR Itu ‘Nabi’
Rm. Tarsisius Syukur, Pr, menyerukan jika para aggota DPRD terpilih merupakan ‘Nabi’ yang telah di pilih, diutus dan diurapi untuk menyuarakan segala kebenaran tentang kehendak rakyatnya.
Sentuhan kata-kata yang disampaikan Romo Tarsi ini berkaca atas kaca mata dirinya sebagai seorang imam paroki wilayah desa itu yang juga melekat akan tanggung jawab bagaimana ikut andil dalam memperjuangan kesejahteraan umatnya (masyarakat gereja).
“Bahwa ditengah realitas yang penuh kemunafikan saat ini, para anggota DPRD diharapkan mampu berjuang demi menegakkan keadilan walau ditengah situasi penuh ketidakadilan, berjuang menggapai kesejahteraan ditengah masyarakat dihadapkan dengan realitas kemiskinan yang kemudian bermuara pada ‘bonume comune’ atau kebaikan dan kesejahteraan bersama”, kata Romo Tarsisius.
Walau, lanjut Romo Tarsi, tugas para anggota DPRD ini sangatlah berat, namun yaknilah bahwa campur tangan Tuhan akan menjadikan semuanya indah pada akhirnya.
Romo Tarsisius juga menyampaikan rasa syukurnya atas keterpilihan dari tiga orang anggota DPRD asal wilayah Paroki Ri’i, Beamese yaitu; Thomas Tahir dari Faksi PKB, Yoakim Y.Jehati dari Fraksi Golkar dan Remigius Nalas dari Fraksi Gerindra untuk kemudian dapat memperjuangkan aspirasi para warga dapil IV, khususnya Kecamatan Cibal.
“Saya kira pada tahun lalu (pileg), Kita semua telah membangun komitmen bersama untuk mendukung dan mendoakan. Saya dalam kapasitas sebagai Pastor Paroki bangga, bahwa ada puluhan orang yang telah memperebutkan 8 kursi di dapil IV Manggarai dan tiga diantara delapan orang yang terpilih itu adalah ‘anak bara wua tuka dite’ (putra asli asal wilayah Paroki St. Antonius Padua Ri’i, Beamese”, ucap Rm. Tarsi disambut tepuk tangan meriah dari ratusan peserta yang hadiri reses.
Hal lain yang dibanggakan, kata Romo Tarsisius, bahwa dari ketiga anggota DPRD yang terpilih itu, salah satunya menduduki jabatan pimpinan DPRD sebagai wakil ketua II.
“Saya pikir kalau saya menggunakan forum ini sebagai pengurus DPP, tidaklah salah jika saya menyampaikan proficiat atas terpilihnya Bapak Thomas menjalankan tugas khusus sebagai wakil ketua II di DPRD Kabupaten Manggarai”, ucapnya.
Berbicara menanggapi aspirasi warga desa tersebut, Thomas Tahir, mengatakan jika proses pembangunan daerah itu tidak cukup jika hanya dilakukan seorang saja.
Karenanya kata Thomas, keterlibatan dalam bentuk kerjasama dari berbagai pihak merupakan fondasi utama, baik soal perencanaan pembangunan hingga ekseskusi atas rencana itu.
“Apa yang kita laksanakan saat ini, tentu dalam rangka merencanakan tugas-tugas pembangunan yang kemudian butuh perjuangan kita bersama beberapa tahun kedepan. Tentu hemat saya secara pribadi, apa yang menjadi usulan-usulan bapak dan ibu saat ini tidaklah cukup apabila hanya menjadi upaya seorang Thomas Tahir saja, maka dalam konteks ini tentu kerjasama kita bersama sangat dibutuhkan”, kata mantan kepala desa dua periode itu.
Kerjasama yang dimaksud Thomas Tahir adalah terkait dukungan masyarakat terhadap penyelenggaraan program pemerintahan.
Dalam kapasitasnya sebagai anggota DPRD, Thomas berpandangan jika kebutuhan masyarakat megenai pembangunan mesti menjadi atensi sebab sejatinya pemerintah bekerja atas nama dan demi kepentingan rakyat itu sendiri.
“Kita semua adalah pelaku pembangunan itu sendiri. Maka, apa yang menjadi kebutuhan masyarakat mesti menjadi atensi bersama sehingga kesejahteraan itu dapat terwujud”, katanya.
Sejumlah program pembangunan khususnya di wilayah Cibal, jelas Thomas, sejatinya telah menjadi point pembahasan di tingkat sidang dewan.
Namun, sejumlah program bakal tidak terealisasi karena adanya indtruksi presiden soal efisiensi anggaran untuk program startegis nasional.
“Kami sudah lalui pembahasan itu. Misalkan saja soal nomenklatur jalan Golo Gereng-Beamese yang menurut kami agar itu dikerjakan tuntas. Kemudian jalan dari Golo Munta-Lempis, Pinggang-Ringkas, Pagal-Wae Naong dan beberapa usulan lainnya sudah dibahas dan itu sudah sempat disetujui. Tetapi persoalan kita sekarang ini adalah soal efisiensi anggaran terkait program nasional makan bergisi gratis. Suka tidak suka, mau tidak mau, kita harus terima karena ini program nasional yang harus didukung juga”, terangnya.
Akan tetapi, lanjut Thomas, point-point aspirasi yang telah diserap dalam kegiatan reses itu akan tetap menjadi catatan khsusus dirinya untuk kemudian nanti akan tetap disampaikan dalam sidang dewan.
Thomas juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada sejumlah pihak, baik kekuarga, pemeritah desa Beamese, Pastor Paroki, Tokoh Masyarakat, Tokoh pendidikan serta masyarakat desa umumnya yang telah meluangkan waktu hadir mengikuti kegiatan reses yang dilaksanakan.
Pantauan Beritaflores, kegiatan reses itu dihadiri oleh ratusan peserta. Giat yang berjalan lancar itu terpantau dimulai sekitar pukul 19.00 dan ditutup pukul 23.00 wita. (**)
Penulis: Adrianus Paju