RUTENG, BERITAFLORES – Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.3 Jalan Nasional Ruteng-Reo, Nurindah, kembali menghubungi Adrianus Paju, salah satu wartawan Beritaflores untuk menemuinya di kantor.
Permintaan Nurindah kepada wartawan Beritaflores ini, sesaat usai dirinya sempat menolak diwawancara dan direkam sang wartawan, pada Senin 24 Februari 2025 pagi.
Menurut Andy, begitu ia akrab disapa, Nurindah kemudian berekspresi seolah tak menerimanya. Lantas ia pun meminta sang wartawan untuk keluar dari ruangannya.
Andy pun menilai, sikap Nurindah dalam jabatan PPK atau pegawai yang berwenang untuk memberikan informasi riil terkait persoalan yang terjadi di jalan nasional Ruteng-Reo ini patut dipertanyakan.
“Mengapa? sebab kehadiran wartawan menemuinya di kantor jelas karena dia sendiri yang meminta untuk bertemu melakukan wawancara secara langsung. Tetapi, respon berbeda justru ditunjukkan Nurindah dengan mempersoalkan mengapa saya, selaku wartawan Beritaflores harus mempublikasikan berita tanpa menunggu konfirmasi darinya,” kata Andy.
Andy bahkan telah berupaya melakukan konfirmasi kepada Nurindah selaku PPK dengan menghubunginya melalui WhatsApp.
“Saya kemudian dikejutkan dengan sikap PPK itu, yang menurut saya terkesan seolah-olah menunjukkan keberatannya karena saya diarahkannya keluar dari ruangan itu setelah ia mengetahui kalau saya merekam pembicaraannya”, kata Andy.
Salah satu staf redaksi Beritaflores itu menilai, Nurindah keberatan lantaran menuliskan namanya dalam pemberitaan Beritaflores edisi Minggu 23 Februari 2025 terkait kerusakan jalan nasional Ruteng-Reo.
Dalam pemberitaan tersebut, Andy menerangkan jika berita yang dipublikasikan belum mendapat konfirmasi pihak PPK, selaku pejabat berwenang.
Padahal, kata Andy, sebelum berita tersebut dipublikasikan, pihaknya telah meminta konfirmasi terlebih dahulu ke pihak Nurindah.
Meski begitu, Nurindah tetap merasa keberatan karena menuliskan ‘wartawan telah meminta konfirmasi Nurindah melalui pesan WhatsApp pada Minggu siang. Meskipun telah telah centang dua pertanda pesan terbaca, sayangnya tidak direspon hingga berita tersebut ditayangkan’.
“Nah, saya menanggapi jika konteks keberatan PPK itu soal penulisan saya ini”, terang Andy.
Keberatan Direkam saat Berbicara
Rupanya, lanjut Andy, narasi pemberitaan ini seolah memicu amarah Nurindah. Bahkan ia tidak menerima hingga mempertanyakan kepada wartawan mengapa ditulis demikian dalam pemberitaan tersebut.
Sang PPK, kata Andy, lalu merasa keberatan karena pembicaraannya direkam saat dimintai konfirmasi di kantornya yang terletak di wilayah Kelurahan Tenda, Kecamatan Langke Rembong, Manggarai, NTT.
“Direkam nggak ini?”, kata Andy meniru ucapan Nurindah terhadapnya.
“Saya lalu menjelaskan, jika pernyataannya mesti direkam karena memang kehadiran saya diundang ke kantornya sebagai bagian dari tugas jurnalistik soal penjelasan atas pemberitaan jalan rusak itu”, tutur Andy.
Meski begitu, Nurindah tetap kekeh menolak bila diwawancarai wartawan dan direkam.
“Kalau memang mau omong baik-baik jangan seperti ini. Kita ngobrol biasa dulu. Saya juga biasa-biasa om”, kata Andy menyitir pernyataan Nurindah saat menolak direkam dalam pembicaraan di kantor itu.
Andy lalu menanyakan apa yang dimaksudkan Nurindah dan mengapa menyudutkan wartawan seolah kehadiran wartawan tidak diterima secara baik.
“Saya tidak menyerang. Cuman kenapa om tulis pemberitaan seperti itu. Baru ini saya di Manggarai ada tertulis seperti itu”, ucap Nurindah lagi menunjukkan kekesalannya lantaran namanya ditulis dalam berita.
Atas pernyataannya itu, Andy kemudian meninggalkan kantor tempat Nurindah bekerja, lalu diajak berbincang oleh salah satu pegawai kantor tersebut di tempat yang jaraknya tidak jauh dari kantor PPK.
Nurindah Kembali Meminta Wartawan Bertemu untuk Kedua Kalinya
Tak berselang lama setelah wartawan Beritaflores keluar dari kantor tersebut, Nurindah kemudian sempat kembali menelepon dan meminta agar Andy kembali menemuinya di kantor untuk diwawancara.
“Selang beberapa saat setelah saya keluar dari kantor itu, saya ditelepon lagi sama PPK itu dan meminta agar saya kembali menemuinya di kantor. Saya kemudian melayani permintaan itu”, kata Andy.
Permintaan itu, jelas Andy, kemudian dilayani karena dirinya ingin mendapatkan informasi utuh soal seperti apa respon pihak Nurindah selaku PPK atas kondisi kerusakan yang terjadi di jalan nasional Ruteng-Reo sebagaimana diberitakan edisi sebelumnya.
Sesampai di ruang kerjanya, tutur Andy, dirinya kembali berdebat soal awal mula pemberitaan dan pertemuan kali keduanya di kantor itu.
“Di ruangan itu, kami kembali berdebat dan di sana juga tampak sudah ada salah seorang wartawan juga menemui PPK itu, sepertinya masuk ruangannya sesaat sebelum saya masuk ke ruangan itu juga. Di sana saya dan PPK itu lagi-lagi berdebat soal kejadian awal masuk kantor itu, dan saya jelaskan lagi dan hal itu disaksikan oleh rekan wartawan itu”, kata Andy.
PPK itu, jelas Andy, lalu berkata bahwa semua pemberitaan megenai pihaknya khusus jalan rusak tersebut sama, sembari membandingkan berita yang disebutkannya telah tayang di salah satu media.
“Di STA 1 masih sedang dalam proses usulan penanganan darurat dan itu sedang proses. Berita di mana pun juga sama”, katanya sembari menyebut salah satu media yang telah memberitakan terkait jalan itu. “Untuk penanganan darurat akan kita usahakan. Ini sedang dalam proses. Artinya akan tetap kita tangani ya?”, sambung PPK itu.
Sehari sebelumnya, Beritaflores menayangkan berita terkait kerusakan jalan nasional Ruteng-Reo, edisi Minggu 23 Februari 2025 dengan judul: ‘Retakan Land Subsidence Panjang Ancam Pengguna Jalan Ruteng-Reo’.
Kerusakan parah ini tampak terjadi akibat peristiwa Land subsidence atau peristiwa penurunan struktur tanah di lokasi itu.
Hal ini menyebabkan munculnya retakan parah terjadi pada salah satu titik, khususnya di seputaran wilayah Wae Ces, Karot, Kelurahan Tadong, Kecamatan Langke Rembong, Manggarai.
Selain lapisan aspal pada badan jalan yang tampak rusak parah akibat retakan panjang yang ditimbulkan, turunnya badan jalan ini juga dapat berisiko tinggi terhadap keselamatan para pengendara.
Sepanjang kerusakan di jalan ini juga terpantau telah terpasang pita police line, pertanda pelintas mesti berhati-hati saat berada di titik ini.
Selain itu, tampak juga terlihat plang bertuliskan ‘hati-hati’ telah terpasang pada ujung dua sisi dari jalan rusak tersebut. Plang ini diduga terpasang usai kondisi jalan itu diberitakan oleh Beritaflores. (**)
Penulis: Oskarianus Yondri Saputra Ngajang