RUTENG, BERITA FLORES- Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) bersama Konsorsium Disabilitas Kabupaten Manggarai menggelar talkshow perayaan hari disabilitas internasional tahun 2023.
Acara talkshow yang berlangsung di Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) Kabupaten Manggarai itu bertajuk ‘Bersatu dalam Aksi untuk Menyelamatkan dan Mencapai SDGs bagi Semua Orang’.
Field Supervisor Yayasan Plan International Indonesia, Yohanes Emanuel Lele mengatakan bahwa acara talkshow tersebut berfokus pada pembicaraan tentang STBM GEDSI yang berketahanan iklim.
“Tujuannya adalah untuk menjawab SDGs point ke-6 yaitu air dan sanitasi yang layak. Kemudian point SDGs ke-13 yaitu penanganan perubahan iklim sehingga aktivitas selanjutnya adalah penanaman pohon di tempat-tempat sumber mata air,” ujar Yohanes.
Yayasan Plan Indonesia, kata Yohanes, merupakan organisasi pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada anak dan disabilitas dan saat ini sedang mendukung masa extension 2 tahun (2023/2024) dengan isu STBM GEDSI yang berketahanan iklim.
Selama ini, sambung dia, Konsorsium Disabilitas Kabupaten Manggarai menjadi salah satu mitra strategis Plan Indonesia dalam mendorong pencapaian STBM GEDSI di Kabupaten Manggarai dengan tambahan isu ketahanan iklim.
Sebab itu, Konsorsium Disabilitas Kabupaten Manggarai diharapkan dapat berperan aktif dalam mendorong Pemerintah Kabupaten Manggarai untuk mengarusutamakan isu GEDSI dan Ketahanan Iklim dalam giat pembangunan.
“Sebaliknya pemerintah diharapkan agar lebih intens melibatkan Konsorsium Disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan dan penghidupan,” imbuh Yohanes.
Selain itu, lanjut dia, acara talkshow di Radio Manggarai juga membahas tentang penguatan organisasi dan hak-hak disabilitas. Hal itu bertujuan untuk pertama, mengetahui apa itu perubahan iklim, dampaknya bagi isu sanitasi, bagaimana upaya beradaptasi, serta upaya pencegahan saat terjadi perubahan iklim bagi kelompok disabilitas.
Kedua, mewujudkan proses refungsionalisasi dan pengembangan yang memungkinkan penyandang disabilitas mampu melaksanakan kegiatan secara wajar di masyarakat.
“Yang ketiga adalah memperkuat gerakan perjuangan untuk mewujudkan persamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan,” pungkasnya.
Penulis: Heri Mandela