LABUAN BAJO, BERITA FLORES – Ratusan pelaku dan pegiat pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat, Flores-NTT, menggelar demonstrasi di depan Hotel Local Collection Labuan Bajo, menolak kenaikan tiket sebesar Rp3.750.000 ke Taman Nasional Komodo (TNK) Jumat, 29 Juli 2022.
Aksi demontrasi ini digelar bersamaan dengan peluncuran sistem Wildlie Komodo melalui aplikasi INISA, aplikasi registrasi kunjungan para wisatawan atau pungutan tarif masuk ke TNK yang dikelola PT Flobamora, BUMD milik Pemerintah Provinsi NTT.
Dari pantauan Beritaflores.com, para demonstran memadati bagian depan Hotel Local Collection sejak pukul 08.30 pagi dan dijaga ketat oleh aparat kepolisian dari Polres Manggarai Barat.
Massa juga melakukan aksi sambil duduk, tidur dan berlulut di jalan sebagai tanda perjuangan mereka yang tidak akan pernah berhenti walaupun sampai titik darah penghabisan.
Dalam aksi ini juga para demonstran dengan pihak keamanan pun sempat saling dorong sehingga terjadi kericuhan.
Ketua Asosiasi Tour and Travel Indonesia Labuan Bajo (ASTINDO) Ignasius Suradin mengatakan, pihaknya tetap konsisten sedari awal hingga kini menyatakan penolakan keras terhadap kenaikan tiket ke TNK. Dia mendesak Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat agar segera menghentikan seluruh rencana, wacana dan kebijakan dalam mengelola TNK.
“Dari awal sampai akhir kami tetap konsisten untuk menolak kenaikan tiket ke Taman Nasional Komodo. Apapun rencana, wacana dan kebijakan dari Gubernur NTT kami semua tetap menolak,” tegas dia.
Ia juga meminta kepada Presiden Joko Widodo, agar memperhatikan teriakan-teriakan dari Labuan Bajo. Ia menegaskan, pihaknya juga akan berjuang sampai titik darah penghabisan supaya rencana dan kebijakan ini bisa dihentikan.
Lebih jauh Ignasius mengungkapkan, pihaknya juga tidak akan mematuhi aturan yang dibuat oleh PT Flobamora. Bahkan demonstran sepakat untuk tidak membayar tiket apapun kepada PT Flobamora yang mereka sebut sebagai calo.
“Kami para pelaku dan pegiat pariwisata di Labuan Bajo tidak akan patuh apapun aturan yang dibuat oleh PT Flobamora dan kami semua sepakat untuk tidak membayar tiket apapun melalui PT Flobamora,” tegas dia.
Sementara itu, Ketua Forum Masyarakat Penyelamatan Pariwisata Manggarai Barat (Formapp-Mabar) Rafael Todowela sambil berlutut dalam orasinya mengatakan, pelaku pariwisata atau lapisan masyarakat yang terkena dampak dari kebijakan negara, datang untuk menuntut keadilan bahwa kenaikan tiket TNK akan berdampak luas terhadap perekonomian, biaya kehidupan sosial, biaya pendidikan serta biaya kesehatan.
Lebih jauh Rafael mengatakan, kenaikan tiket secara monopoli dan penguasaan TNK oleh PT Flobamora akan menyengsarakan para pelaku usaha lokal di Manggarai Barat karena selama ini kehidupan sosial ekonomi mereka bergantung pada Taman Nasional Komodo.
“Kenaikan tiket yang secara monopoli serta penguasaan Taman Nasional Komodo oleh PT Flobamora membuat masyarakat lokal Manggarai Barat semakin sengsara, di mana selama ini masyarakat hidup bergantung di Taman Nasional Komodo,” tutup dia.
Hingga berita ini dirilis belum ada titik temu dan kesepakatan antara para demonstran dengan pemerintah, baik pemerintah daerah pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat. Para demontran juga tetap konsisten dan tetap menolak segala kenaikan tiket ke TNK.
Penulis: Peter Arifin