LABUAN BAJO, BERITA FLORES –Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores – NTT sangat berdampak pada kapasitas destinasi wisata di area wisata kuliner Kampung Ujung.
Muhammad Achyar,S.H seorang Advokat asal Manggarai Barat mengatakan tak hanya renovasi terhadap lapak-lapak pedagang kuliner yang telah rampung proyeknya dikerjakan saat ini, tetapi juga perlu dipikirkan untuk menutup secara permanen jalan Kampung Ujung bagi semua jenis kendaraan bermotor, dimulai dari simpang Bajo Bay Restoran hingga area Pasar Ikan atau yang dikenal selama ini dengan sebutan TPI Kampung Ujung.
“Kondisi pasca renovasi terhadap area wisata kuliner Kampung Ujung yang berdesain modern, patut kita apresiasi,” ujarnya kepada Beritaflores.com melalui WhastApp Jumat, 19 Oktober 2018.
Meski demikian kata Achyar, namun kondisi tersebut bakal muncul persoalan baru, yakni daya tampung wisatawan yang hendak menikmati makanan di area itu. Bahkan ia mengaku berkurang setelah memperhatikan desain tempat duduk yang terlihat saat ini di lokasi,” ucapnya.
Menurut Penasehat Asosiasi Kapal Wisata (ASKAWI) Kabupaten Manggarai Barat ini, persoalan lain yang muncul pasca renovasi sejumlah lapak kuliner Kampung Ujung di Labuan Bajo adalah terkait persoalan estetika.
“Misalnya ditempatkannya wastafel dipinggir jalan yang entah digunakan untuk mencuci piring , mencuci tangan, mencuci muka atau mungkin bahkan bisa buat cuci motor atau bahkan mobil karena diletakkan dipinggir jalan, hanya arsitek, kontraktor dan Tuhan yang tahu pasti apa manfaatnya,” kritik dia.
Dia menilai jika area wisata kuliner Kampung Ujung benar-benar ditutup aksesnya bagi berbagai jenis kendaraan bermotor. Maka area tersebut akan menjadi tempat area wisata kuliner yang nyaman bagi wisatawan. Bahkan menjadi tempat hiburan rakyat dipentaskan.
“Mungkin kelak bisa dibuatkan panggung khusus untuk live music dan sebagainya yang dapat mengiringi suasana saat wisatawan menghabiskan waktunya di Kampung Ujung,” urai dia.
Dengan ditutup secara permanen jalan Kampung Ujung jelas dia, maka setiap kendaraan bermotor dapat dialihkan jalurnya menuju Jalan Mutiara.
“Sehingga kemudian bisa memilih berbagai alternatif jalan, bisa mengambil rute lurus ke arah simpang Garden Resto. Artinya kembali ke jalan utama Soekarno Hatta, atau bisa memilih alternatif berbelok ke kanan melewati jalur Hotel Pelangi, jalur Kantor Camat Komodo lama yang semuanya bersinggungan dengan area Lapangan Bola Kampung Ujung dan berujung ke area Pelabuhan baik pelabuhan ASDP maupun pelabuhan milik KUPP/Syahbandar,” terang dia.
Area Lapangan Kampung Ujung, kata dia, dapat dimanfaatkan pemerintah Manggarai Barat untuk meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Sehingga memanfaatkan sebagian area tersebut sebagai area parkir berbayar tentu dikelola secara profesional.
“Siapa saja kelak yang akan parkir di area tersebut? Ya tentu saja tidak lain kendaraan para wisatawan yang berkunjung ke area wisata kuliner Kampung Ujung. Selain itu, bisa kendaraan para penumpang, pengantar maupun penjemput tamu wisata di area Pelabuhan,” tandasnya.
Dengan demikian area tersebut dapat dijadikan area pedestrian yang nyaman, area rekreasi, hiburan rakyat, area komersil yang dapat mengakomodir menggeliatnya usaha kecil dan menengah tetapi juga sekaligus memberi solusi bagi parkir area yang selama ini dikeluhkan menyebabkan kemacetan di area wisata kuliner Kampung Ujung maupun area Pelabuhan.
“Nah sekarang tinggal menunggu niat baik, daya kreatifitas semua pihak, termasuk masyarakat serta pemangku kepentingan lainnya dan pemilik otoritas utamanya Pemda Manggarai Barat dalam hal ini Bupati, mau tidak mewujudkan hal ini,” tutup dia. (NAL/FDS/BEF).