RUTENG, BERITA FLORES – Perusahaan Listrik Negara (PLN) ULP Ruteng UP3 Flores Bagian Barat Unit Induk Wilayah NTT menggelar sosialisasi ulang mengenai pemasangan instalasi listrik di Desa Satar Kampas, Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur pada Rabu, 26 Agustus 2020.
Dilaporkan sebelumnya bahwa, Pergerakan Mahasiswa Manggarai (PMM) bersama Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Rakyat Manggarai Timur (GEMPAR Matim) yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Manggarai Menggugat menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor PLN Rayon Ruteng pada Rabu, 19 Agustus 2020 lalu.
Puluhan massa datang menggunakan mobil pick up bermerek Suzuki tanpa nomor polisi tiba di depan PLN Ruteng sekitar pukul 11.20 waktu setempat. Para demonstran memerotes kebijakan PLN Rayon Ruteng terkait tingginya biaya instalasi listrik di Desa Satar Kampas dan Desa Satar Padut. Bahkan para demonstran kala itu menduga kuat ada praktek pungutan liar (pungli) di tubuh perusahaan plat merah itu.
Manager ULP PLN Ruteng, Firmawan Jayusman mengatakan, sosialisasi ulang tersebut bertujuan untuk memberikan penjelasan terkait listrik dan proses penyambungan baru listrik di Desa Satar Kampas, Kecamatan Lamba Leda.
“Karena sebelumnya memang ada permintaan dari masyarakat ada yang kurang paham dan ada informasi yang simpang siur,” ujarnya kepada wartawan melalui WhatsApp pada Rabu, 26 Agustus 2020.
Firman mengaku, meskipun sebelumnya pada Juli lalu sudah melaksanakan kegiatan sosialisasi, namun digelar di Desa Satar Padut dengan mengundang masyarakat kedua desa karena lokasinya berdekatan. Namun kata dia, mungkin saat itu warga Desa Satar Kampas tidak banyak yang menghadir kegiatan itu.
“Sehingga informasi ke masyarakat Satar Kampas lainnya ada yang kurang paham. Sosialisasi ulang ini tujuannya untuk memberikan pemahaman tambahan,” terang Firman.
Salah satu warga Desa Satar Kampas, Ali Marbai merasa puas dengan materi sosialisasi tersebut. Ia berharap semoga pihak PLN bisa segera merealisasikan pemasangan meteran listrik di Desa Satar Kampas.
“Semoga tidak ada kendala ke depan,” ujarnya.
Menurut pengakuan Ali, selama ini warga desa menggunakan mesin generator untuk menerangi rumah mereka pada malam hari. Meski mesin generator bisa menyala hingga pukul 23.00 waktu setempat.
“Jika menggunakan mesin generator, lampu menyala dari jam 6 sore sampai jam 11 malam. Sehingga pengeluaran untuk beli solar mencapai Rp400.000 setiap bulan,” ungkap Ali.
Ia mengaku, nominal pengeluaran tersebut belum terhitung apabila mesin generator mengalami kerusakan. Ali mengungkapkan, jika dihitung secara total, maka pengeluaran mereka bisa mencapai Rp500.000 per bulan untuk kebutuhan listrik. Sehingga dengan hadirnya PLN sangat membantu masyarakat Desa Satar Kampas.
“Sedangkan pengeluaran biaya listrik menggunakan PLN hanya Rp180.000 saja, karena itu kami sangat senang dengan kehadiran PLN ini,” kata Ali.
Ia berharap, PLN bisa secepatnya mengerjakan pemasangan instalasi di seluruh rumah tangga di Desa Satar Kampas. Hingga saat ini, setidaknya sudah mencapai 75 rumah tangga telah tersambung jaringan PLN dari sekitar ratusan rumah tangga di desa itu. (R11).