Ruteng, Beritaflores.com – Minimnya perhatian pemerintah atas parahnya kondisi kerusakan ruas jalan lintas Golo Gereng-Tungku, Desa Golo, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, mengaharuskan warga pengguna jalan turun tangan memperbaikinya pada Jumat 13 Desember.
Pantauan Beritaflores, titik ini merupakan salah satu titik terparah dari sekian banyak titik yang sulit dilintasi kendaraan baik roda dua maupun roda empat di sepanjang ruas jalur tersebut. Apalagi jika dilintasi saat musim hujan seperti sekarang ini.
Kondisi jalan licin akibat lumpur dan tidak berbekas aspal merupakan faktor utama mengapa para pengendara sangat sulit melewati titik ini. Tak heran, arus transportasi terhambat. Akses lalulintas ekonomi warga pun ikut terganggu.
Tak hanya dijadikan satu-satunya akses menuju Ruteng, Ibukota Kabupaten Manggarai, jalur ini juga merupakan salah satu akses yang biasa dilalui warga wilayah Cibal bagian timur sebagai alternatif jika hendak menuju Reo, atau wilayah utara Manggarai.
Sebelumnya, pemerintah Provinsi NTT, melalui Pemda Manggarai telah kucurkan anggaran proyek peningkatan struktur di sebagian ruas jalan ini dari lapen ke hotmix. Namun, pemerintah lebih memilih proses pengerjaannya dilakukan mulai dari area Beamese, Desa Beamese menuju Pagal, Ibukota Kecamatan Cibal.
Sementara, pengerjaan dengan struktur peningkatan yang sama juga sebelumnya beberapa kilometer telah selesai dikerjakan mulai dari wilayah perempatan Pagal hingga di wilayah hutan negara di area Embung Wae Kebong.
Pengerjaan jalur ini pun telah dilakukan beberapa tahap. Pertama, jalur ini dikerjakan mulai dari Beamese hingga wilayah Moso, Desa Perak dan dilanjutkan tahap kedua yang juga telah rampung dikerjakan mulai dari wilayah desa Perak hingga di wilayah Dusun Tungku, Desa Golo.
Sisanya dari wilayah desa Golo menuju area hutan negara wilayah embung Wae Kebong masih rusak parah karena belum dikerjakan. Termasuk satu titik terparah yang diperbaiki warga pengguna jalan itu.
Kepala Desa Golo, Harbu Eduardus, saat dikonfirmasi terkait upaya perbaikan titik di jalan itu mengatakan kegiatan tersebut dilakukan oleh sedikitnya sebanyak 27 orang warga desa dan para penggendara atas dasar inisiatif bersama dirinya selaku kepala desa wilayah itu dan kepala desa Perak.
“Ini inisiatif kami bersama setelah begitu banyak mendapat keluahan warga pengguna jalan akibat susah melintasi titik ini”, ucap Eduardus.
Sebagai warga negara yang baik, kata Eduardus, pihaknya tentu ikut andil memberikan upaya taktis bersifat sementara sebelum pemerintah sendiri mengucurkan anggaran perihal perbaikan jalan ini.
“Sebagai warga Negara yang baik, tentu kami menaruh perhatian akan kondisi ini, yang kemudian kami mulai mengajak masyarakat untuk bergotong royong mengatasi kesulitan para pengendara saat melintasi jalan ini. Kami juga sadar, pemerintah mungkin keterbatasan anggaran sehingga kemungkinan proses perbaikan yang kami harapkan terkait jalan ini belum dapat dilakukan”, katanya.
Secara bersama, mereka kemudian kembali menata titik tersebut dengan menanam bebatuan secara rapi dengan tujuan menutupi bagian tanah berlumpur yang memicu licinnya permukaan jalan.
“Kegiatan ini murni kegiatan sosial. Material seperti batu, pasir dan lainnya betul-betul inisiatif kami bersama”, ujar Eduardus.
Pihaknya berharap agar pemerintah dapat kembali menganggarkan pengerjaan peningkatan jalan tersebut tahun 2025 mendatang. Dengan begitu, warga pengguna jalan tidak lagi mengeluh dan merasa terancam saat berkendara. (*)
Reporter: Andy Paju