RUTENG, BERITA FLORES- Anggota DPR RI Fraksi NasDem Daerah Pemilihan (Dapil) NTT 1, Julie Sutrisno Laiskodat menemui Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat di Istana Keuskupan Ruteng pada Senin, 20 Juli 2020.
Julie Sutrisno Laiskodat didampingi oleh Anggota DPRD Provinsi NTT Fraksi NasDem, Inosensius Fredy Mui dan Ketua DPD NasDem Kabupaten Manggarai, Viktor Madur sekaligus menjabat sebagai Wakil Bupati Manggarai. Sementara dari pihak Keuskupan Ruteng turut mendampingi Uskup Siprianus antara lain; Romo Manfred Habur, Sekjen Keuskupan Ruteng; Romo Marthin Chen, Direktur PUSPAS Keuskupan Ruteng; Romo Ledobaldus Roling Mujur, Ketua Yaspar; Romo Marten Jenarut, Ketua JPIC Keuskupan Ruteng; Romo Robertus Pelita, Ketua PSE Keuskupan Ruteng dan Romo Aloysius Jonson, Ekonom Keuskupan Ruteng.
Pada kesempatan itu, Julie Laiskodat menggelar kunjungan dalam rangka mengisi masa reses di Dapil NTT 1. Julie mengaku ingin menyerap aspirasi Gereja Keuskupan Ruteng perihal pembangunan provinsi termiskin ketiga itu, terutama yang berkaitan dengan bidang yang menjadi perhatian Komisi IV DPR RI yakni pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, dan kelautan. Gereja Keuskupan Ruteng diyakininya sebagai bagian dari poros warga yang perlu didengar masukannya dalam proses pembangunan.
Pada kesempatan kunjungan tersebut Julie, sekaligus menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTT mengucapkan profisisiat untuk pentahbisan Mgr Siprianus Hormat sebagai uskup Ruteng pada 19 Maret 2020 lalu. Ia pun menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa mengikuti acara tersebut lantaran protokol Covid-19.
Pada kesempatan itu pula ia mengakui bahwa, sebagai anggota Komisi IV DPR RI, dirinya merasa perlu mendapat masukan dari Uskup Ruteng terkait pembangunan di bidang pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, dan kelauatan. Menurut Julie, wilayah NTT sangat potensial dan memiliki keunikan sumber daya dalam bidang-bidang tersebut, dibanding provinsi lain.
“Harus dibuatkan grand design secara baik sehingga bisa menghasilkan lompatan percepatan pembangunan secara signifikan. Masukan dari Keuskupan Ruteng sangat dibutuhkan agar bisa langsung disuarakan kepada kementrian yang menjadi mitra Komisi IV di DPR RI,” kata Julie.
Sementara itu, Uskup Ruteng, Mgr Siprianus mengucapkan terima kasih atas kunjungan tersebut sekaligus dukungan Julie Laiskodat terhadap panitia acara tahbisan uskup Ruteng meski tidak bisa hadir secara fisik.
Baca: Sambangi Lokasi Tambang, Uskup Ruteng: Waspada Pengaruh Setan yang Merusak Ciptaan Tuhan
Mgr Sipri mengatakan bahwa, visi dasar pastoral keuskupan Ruteng adalah “pastoral integral dan kontekstual” yang mencakup pembangunan manusia secara utuh-holistik yakni aspek rohani dan jasmani, aspek personal dan sosio-ekonomi, politik, dan ekologis. Karena itu, perhatian Gereja tidak hanya menyangkut sakramen tapi juga menyangkut semua bidang pembangunan secara keseluruhan.
Uskup Siprianus menuturkan, Keuskupan Ruteng sangat mendukung gagasan pemerintah provinsi NTT yang menjadikan pariwisata sebagai “prime mover” pembangunan di daerah termiskin ketiga setelah Papua Barat itu.
Uskup Siprianus menguraikan, saatnya pariwisata menjadi penggerak utama pembangunan, yang mendorong sektor-sektor lain seperti pertanian, lingkungan hidup, kehutanan dan kelautan untuk berkontribusi menjadikan NTT bangkit dan sejahtera. Pembangunan pariwisata kata dia, sangat membutuhkan wawasan pembangunan berkelanjutan dan ekologis. Karena itu, potensi-potensi pertanian, peternakan dan perikanan, kehutanan dan kelautan perlu digarap secara maksimal.
Pertambangan Tidak Cocok
Ia menambahkan, dalam rangka memwujudkan pembangunan yang berkelanjutan, Mgr Siprianus menilai pertambangan kurang cocok untuk konteks NTT. Keuskupan Ruteng sendiri melalui perangkat pastoralnya yakni PUSPAS dan komisi Pengembangan Sosial Ekonomi telah terlibat dalam pengembangan pertanian organik, holti kultura, pendampingan kelompok kopi, dan peternakan.
Mantan Sekretaris KWI itu, menuturkan, untuk pengembangan sumber daya manusia, Keuskupan Ruteng telah mendorong Unika St. Paulus Ruteng untuk membuka fakultas pertanian dan Yasukmabar untuk membuka jurusan pelayaran dan perikanan di SMK Stela Maris Labuan Bajo.
“Diharapkan pemerintah melalui kementrian dan pemerintah daerah lebih fokus lagi untuk menggarap potensi-potensi tersebut,” ujarnya.
Baca: Tolak Tambang Semen Kian Masif, Gubernur NTT: Kami Berhitung Secara Cermat
Pada kesempatan itu, Mgr Sipri menyerahkan dokumen perencanaan pastoral Keuskupan Ruteng kepada Julie Laiskodat, yang isinya berupa kerangka umum rencana pengembangan pastoral pariwisata, pertanian, peternakan, dan ekologi di Keuskupan Ruteng.
Merespon hal tersebut, Julie Sutrisno sangat mengapresiasi masukan dari pihak Gereja keuskupan Ruteng tersebut dan berjanji untuk meneruskannya kepada kementrian yang menjadi mitra Komisi IV di DPR RI. Ketua Penggerak PKK Provinsi NTT itu juga berjanji untuk menyampaikannya kepada Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.
Julie pun meminta pimpinan Gereja Katolik untuk terus-menerus memotivasi umat dalam rangka meningkatkan etos kerja dalam pembangunan. Gereja juga perlu terus terlibat untuk mendidik dan mengimbau masyarakat guna meningkatkan budaya bersih, peduli sampah, peduli gisi, dan budaya mutu.
Menurut politisi NasDem itu, kopi dan tenun Manggrai sudah go internasional. Dia sendiri telah mempromosikan kopi dan tenun NTT ke manca negara. Tugas pemerintah dan pemimpin umat untuk terus mendidik masyarakat dalam rangka meningkatkan etos kerja dan budaya mutu. Komunikasi antara gereja dan pemerintah daerah juga perlu selalu dibangun agar perbedaan pendapat dalam kebijakan pebangunan bisa diselesaikan dengan baik.
Pertemuan berlangsung dalam suasana persaudaraan dan berdurasi sekitar satu setengah jam. Pangan lokal menjadi warna tersendiri dalam pertemuan ini, yang disuguhkan bersamaan dengan kopi khas Mangggarai. Semuanya mengingatkan potensi pertanian yang harus terus ditingatkan di bumi NTT umumnya dan Congka Sae khususnya. (TIM)