RUTENG, BERITA FLORES – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Manggarai pada Sabtu, 12 April 2025.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, Gubernur menemui Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat, di Keuskupan Ruteng untuk membahas berbagai isu strategis, termasuk polemik pengembangan energi geotermal di Poco Leok.
Dalam keterangannya kepada Berita Flores seusai pertemuan, Gubernur Melki menegaskan pentingnya pendekatan dialogis dan kolaboratif dalam menyikapi dinamika pembangunan di Manggarai, khususnya terkait geotermal.
“Kami sedang melakukan kunjungan ke kabupaten-kabupaten. Ini sudah yang ke-19. Dalam setiap kunjungan, kami selalu bertemu dengan pemerintah daerah, tokoh agama, dan para stakeholder untuk melihat langsung kondisi di lapangan,”ujarnya.
Gubernur Melki menerangkan, pertemuan dengan Uskup Sipri membahas berbagai hal, mulai dari program makan bergizi gratis, penanganan stunting, hingga isu geotermal yang belakangan memicu ketegangan sosial di masyarakat.
“Isu geotermal juga kami bahas dengan baik. Prinsip kami, yang sudah bagus tetap dilanjutkan, yang kurang bagus diperbaiki, dan yang benar-benar tidak bisa diteruskan harus dihentikan,” terangnya.
Ia juga menekankan pentingnya duduk bersama seluruh pihak, termasuk mereka yang pro dan kontra terhadap proyek geotermal, agar ditemukan solusi terbaik yang objektif dan berpihak pada kepentingan masyarakat.
“Jangan ada lagi demo-demo. Pemerintah dan semua pihak sedang berupaya mencari solusi terbaik. Kami tidak ingin satu isu seperti geotermal ini mengganggu seluruh proses pembangunan di Manggarai dan NTT,” lanjutnya.
Judulnya Boleh Beda, Tapi Orangnya Sama.
Lebih lanjut Gubernur Melki menggarisbawahi perlunya memahami berbagai perspektif masyarakat.
Ia menyebut bahwa satu individu bisa datang ke pemerintah sebagai “rakyat”, ke gereja sebagai “umat”, ke PLN sebagai “konsumen”, dan ke lembaga adat sebagai “anak adat”. Karena itu, semua pandangan perlu dipertimbangkan dalam satu forum yang terbuka dan objektif.
“Kita duduk bersama untuk mencari solusi terbaik. Karena kita semua sedang mengurus orang yang sama,” tutur Gubernur Melki.
Uskup Ruteng: Tokoh Agama Hadir untuk Mengingatkan secara Moral.
Sementara itu, Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat, menyambut baik kunjungan Gubernur dan menyatakan pentingnya keterlibatan tokoh agama dalam memberikan masukan kritis namun konstruktif terhadap kebijakan pemerintah.
“Kami senang karena Bapak Gubernur datang menyampaikan berbagai program pembangunan. Sebagai tokoh agama, kami tentu akan memberikan pandangan-pandangan moral dan etis, agar proses pembangunan tidak mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan,” ungkap Uskup Sipri.
Ia menambahkan bahwa kritik bukan untuk memecah belah, melainkan bagian dari usaha bersama untuk membangun.
“Kita semua punya tanggung jawab. Kritik yang membangun harus terus disuarakan, apalagi dari masyarakat yang mengalami langsung dampaknya. Pemerintah tidak bisa mengambil keputusan hanya dari informasi satu arah. Harus ada proses duduk bersama,” ujarnya.
Tanggapan Strategis Pemerintah: Pembentukan Tim Isu Teknis dan Sosial.
Sebelumnya, pada Rabu, 9 April 2025, Gubernur Melki telah mengumumkan pembentukan Tim Penanganan Isu Teknis dan Sosial sebagai respon langsung terhadap penolakan enam Uskup Flores.
Tim ini terdiri dari perwakilan pemerintah daerah, LSM, Keuskupan, serta pihak pengembang proyek geotermal.
“Penolakan dari enam Uskup artinya keresahan itu meluas. Daripada terus berhadap-hadapan, kami memilih duduk bersama, melihat apa yang salah, dan kalau bisa diperbaiki, kita perbaiki,” ungkapnya melalui akun Instagram resminya, @melkilakalena.official.
Tim ini dijadwalkan mulai bekerja pasca Hari Raya Paskah 2025, dengan mandat utama melakukan verifikasi lapangan dan menyusun rekomendasi berbasis data dan nilai-nilai budaya lokal.
Rapat pembentukan tim ini juga melibatkan PT PLN (Persero), para pengembang WKP seperti PT Daya Mas Nage Geothermal (DMNG) dan PT Sokoria Geothermal Indonesia (SGI), serta sejumlah bupati dari wilayah Flores.
Meski proyek geotermal tetap menjadi prioritas pembangunan energi terbarukan di NTT, Gubernur Melki menegaskan bahwa prinsip kearifan lokal dan partisipasi masyarakat tidak boleh diabaikan.
Penulis : Yondri Ngajang