RUTENG, BERITA FLORES- Eksistensi Ir. Viktor Slamet, MM sebagai salah satu praktisi pertanian yang berhasil mendesain model pertanian agrobisnis terintegrasi ternyata telah bergema ke seluruh pelosok di negeri ini.
Buktinya baru-baru ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, Propinsi Papua Tengah, mendatangi CEO CV. Rembu Tedeng Trinusa itu untuk menggali pengalaman dan pengetahuannya guna mendongkrak potensi ternak babi masyarakat Papua di daerah itu.
Pantaun Beritaflores.com, jajaran Pemkab Mimika itu tiba di Resto CV. Rembu Tedeng Trinusa yang berada Pela, Kecamatan Satarmese Utara, Kabupaten Manggarai, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Senin, (29/5) sekitar jam 10 pagi.
Kunjungan kerja (Kunker) dari Pemkab Mimika itu dihadiri oleh Petrus Yumte selaku sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Mimika, Asisten ii yang membidangi perekonomian, Kadis Pertanian, Kadis Peternakan, Kadis Bappeda, dan sejumlah pejabat dari dinas terkait. Hadir juga dalam Kunker itu, Plt Dinas Peternakan Kabupaten Manggarai, Yosep Mantara, beserta jajaran yang mendampinginya.
Sekda Kabupaten Mimika mengatakan, pertama kali mengetahui kesuksesan CV. Rembu Tedeng Trinusa dalam menata model pertanian agrobisnis terintegrasi lebih khusus dalam mengelola pakan ternak babi, karena menonton di channel youtube.
“Nonton satu dua kali dan wow luar biasa. Saya tidak tahu di daerah mana ini. Menonton pengembangan pakan ternak babi khususnya. Wah hebat sekali. Akhirnya Ibu Kadis mencari tahu”, kisah Petrus Yumte.
Ia mengaku ternak babi di daerahnya merupakan sumbu ekonomi karena dibutuhkan dalam berbagai urusan masyarakat seperti menyekolahkan anak-anak, memediasi perdamaian perang tanding antara suku, membayar denda masalah, syukuran usai Pilkada yang membutuhkan 400-500 ekor babi, dan sejenisnya.
“Potensi itu yang sedang kami garap untuk dikembangkan,” imbuh dia.
Menanggapi hal itu, Viktor Slamet pun berkomitmen untuk membantu pengolahan pakan ternak babi bagi masyarakat Papua di Kabupaten Mimika. Menurutnya, yang menjadi konsentrasi awal adalah ketersediaan bahan baku lokal yang akan diolah nantinya.
Sebab itu, melalui Pemkab Mimika ia mendorong kelompok masyarakat di sana untuk bergerak menanam ubi dalam jumlah yang tak terbatas. Langkah itu bertujuan untuk menyediakan bahan baku lokal.
“Makanya tadi saya tanya, kira-kira di sana bahan baku lokal apa saja yang ada. Ternyata di sana dedak tidak banyak. Mereka ambil dari luar. Di sana lebih mahal sebetulnya karena sedikit penyediaannya,” kata Viktor.
Ia menegaskan, formula pakan yang berkualitas akan menghasilkan daging yang berkelas premium. Dalam pertimbangannya, upaya itu memang tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan, melainkan butuh proses panjang yang melewati berbagai tahapan.
Guna mencapai keberhasilan pengolahan pakan ternak babi di Kabupaten Mimika, mantan birokrat yang mengabdi selama 35 tahun di Kementerian Pertanian itu menyarankan agar tahapan awal mesti dilakukan oleh pihak Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
“Saya bilang jangan langsung ke masyarakat. Bagaimana sih masyarakat percaya kalau dia tidak melihat. Jadikanlah UPTD itu sebagai showroom,” pinta pria dua anak itu.
Ia berharap UPTD dapat memainkan peran membangun kesadaran masyarakat. Kemudian melakukan pemetaan terhadap kelompok masyarakat dan menggandeng mereka yang dinilai mampu. Walaupun tanah Papua memilki keunggulan dari sisi potensi alam yang memadai namun Viktor mengaku psimistis apabila langsung dipraktekan oleh masyarakat.
“Alamnya luar biasa. Tinggal bagaimana kita menggerakan SDM masyarakat saja. Oh begini pengelolaan babi yang benar. Dari kandangnya bagaimana, pakannya bagaimana, baru dimulai pelan-pelan,” anjur dia kepada Pemkab Mimika.
Pemkab Mimika Tawarkan Kerja Sama
Gagasan-gagasan yang diutarakan Viktor Slamet demi membangun pengolahan pakan ternak babi bagi masyarakat Papua di Kabupaten Mimika disambut tawaran kerja sama oleh Pemerintah di daerah itu.
Mantan Calon Bupati Manggarai di tahun 2005 itu mengatakan Pemkab Mimika menawarkan dua pilihan kerja sama dengan CV. Rembu Tedeng Trinusa. Pertama tawaran kerja sama berupa bisnis. Dalam pelaksanaannya ke depan, CV. Rembu Tedeng Trinusa bertugas menyuplai pakan ke Kabupaten Mimika di Papua.
“Saya tadi menangkap, kenapa Pa Sekda kecendrungan pilih kerja sama dari sini. Karena dalam diskusi tadi mereka menyatakan kesulitan bahan baku,” ujar Viktor.
Menurutnya, pilihan itu memang akan berimplikasi baik bagi Kabupaten Manggarai. Sebab terjadi multy player efek yang sangat menguntungkan para petani. Artinya bahan baku lokal seperti jagung yang ditanam masyarakat akan diambil dalam jumlah yang banyak.
“Itu malah bagus juga, tidak ada masalah. Nanti kita lihat dalam pengembangannya ke depan kerja sama dengan mereka,” katanya.
Adapun tawaran yang ke-dua, kata dia, yakni menjadi konsultan untuk program pengolahan bahan baku ternak babi di Kabupaten Mimika. Menurutnya salah satu ketertarikan Pemkab Mimika dengan CV. Rembu Tedeng Trinusa terletak pada model pengelolaan agrobisnis terintegrasi.
Model pengelolaan agrobisnis terintegrasi, papar dia, mengadopsi konsep dari hulu sampai hilir. Konsep itu mengutamakan penjualan produk sekunder atau mengabaikan penjualan produk primer. Sehingga memiliki efek value seperti menciptakan lapangan pekerjaan.
“Saya pikir tawaran dari Pemda Papua tadi, pa sekda itu sesuatu yang positif lah. Dan kita harus bantu mereka terutama untuk sumber daya manusia dalam kerangka adopsi tekhnologi. Secara moral kita wajib membantu mereka. Dari tawaran mereka saya pikir dua-duanya boleh,” tutup Viktor.
Penulis: Heri Mandela