BORONG, BERITA FLORES – Ratusan pelajar SMAN 3 Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai memadati Mbaru Gendang (rumah adat) Kampung Lompong, Desa Golo Lembur sekitar pukul 16.00 WITA Jumat (21/10/2022).
Tampak mereka datang bersama guru-gurunya dengan mengenakan pakaian adat khas Manggarai. Laki-laki mengenakan baju kemeja berwarna putih, destar, dan kain songket Manggarai. Sedangkan para wanita mengenakan kebaya berwarna merah dan kain songket Manggarai.
Siswa maupun siswi SMAN 3 Lamba Leda sengaja dan terencana datang ke Kampung Lompong hanya untuk belajar tentang Penti dan Kalok Ni’i yang merupakan bagian dari adat Manggarai.
Penti sendiri pada dasarnya merupakan pesta adat Manggarai bernuansa syukuran serta persembahan untuk leluhur atau roh supernatural, hingga wujud tertinggi (Mori Kraeng).
Upacara adat ini dilaksanakan oleh sekelompok masyarakat adat, dalam situasi formal dan suasana sukacita atas hasil panen atau perkebunan mereka dalam setahun.
Sedangkan Kalok Ni’i adalah warisan nenek moyang orang Manggarai saat menanam benih padi di lahan-lahan kering atau ladang di kalender tanam petani. Sebelum kaum perempuan dan laki-laki menanam benih padi (woja) di lahan kering atau ladang yang sudah dibersihkan, terlebih dahulu tua adat melaksanakan ritual adat.
Ayam dan babi sebagai bahan sesajian untuk dipersembahkan kepada Sang Pencipta Alam semesta, leluhur dan alam saat acara Kalok Ni’i.
Sebelum memulai ritus Teing Hang Penti (memberi sesajian kepada roh leluhur sebagai bentuk persembahan yang memiliki berbagai maksud, memohon perlindungan dan juga berupa ucapan syukur) pada Jumat malam, para siswa dan bersama tetua adat Kampung Lompong mengikut ritus adat Barong Wae Teku dan Barong Compang.
Barong Wae Teku adalah proses penyampaian kepada roh leluhur yang menjaga mata air. Sedangkan Barong Compang merupakan prosesi mengajak roh penghuni Compang (Mazbah) untuk mengikuti upacara Penti di rumah adat pada malam hari.
Setelah menghadap Wae Bate Teku dan Compang Bate Dari, roh atau penjaga dua pilar penting ini diundang dengan acara adat resmi dan perarakan dengan Ronda diiringi musik gong dan gendang menuju Rumah Gendang.
Dalam ritus Teing Hang Penti, para siswa tampak dengan khusyuk mengikuti tahap demi tahap ritus di Rumah Gendang. Sebagian siswa menggunakan handphone untuk merekam setiap item acara adat. Ada juga yang mencatat sebagai bahan pembelajaran.
Ekspresi Kecintaan terhadap Budaya
Kepala SMAN 3 Lamba Leda, Daniel Diaman mengatakan, keterlibatan siswanya dalam ritus adat tersebut dalam rangka menyambut Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2022 mendatang.
“Ini adalah cara kami menghargai semangat para pemuda terdahulu untuk memperjuangkan NKRI. Anak-anak kami harus mempertahankan warisan budaya sebagai ekspresi kecintaan kami terhadap leluhur orang Manggarai. Karena itu, kami datang untuk belajar,” kata Daniel saat berbincang-bincang dengan awak media.
Ia mengatakan, momen perayaan Sumpah Pemuda kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, civitas akademika SMAN 3 Lamba Leda di bawah kerangka kerja kolaborasi dengan masyarakat adat Kampung Lompong menggelar beragam acara dalam “Festival Budaya dan Seni”.
Mudika Kampung Lompong, siswa SMAN 3 Lamba Leda dan SDI Bangka Jari, dan tetua adat masing-masing membawakan acara adat sebagai bahan pembelajaran kepada generasi penerus.
Pihak panitia membuat panggung di tengah halaman Kampung Lompong untuk mementaskan beragam acara adat dan seni di bawah spirit Sumpah Pemuda. (RED).