RUTENG, BERITA FLORES – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SDK Pagal II Ferdinandus Woso mengapresiasi program Pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) yang digagas Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia).
“Kami mengapresiasi karena selama ini kami merasa sangat terbantu dengan kehadiran Plan Indonesia, terutama bidang kesehatan. Sehingga anak-anak kami bisa menghayati lalu melaksanakan lima pilar STBM dan MKM di sekolah,” ujarnya kepada wartawan di sela-sela kegiatan bertajuk “Pelatihan STBM MKM Sekolah Bagi Pendidik Sebaya” di SDK Pagal II Sabtu, 6 November 2021.
Ia mengatakan, selain mendapatkan edukasi, pihaknya juga mendapatkan bantuan berupa fasilitas kesehatan untuk mendukung pelaksanaan lima pilar STBM di sekolah mereka. Adapun sejumlah fasilitas kesehatan tersebut antara lain, satu unit WC, tandon penampung air, alat penyemprotan disinfektan, handsanitizer dan alat pelinding diri lainnya.
Ia mengaku, sebelum Plan Indonesia bermitra dengan SDK Pagal II, siswa dan guru-guru belum sepenuhnya menyadari tentang hidup sehat khususnya pelaksanaan lima pilar STBM. Meski begitu, kata dia, dulu sekolah ini pernah menjuarai lomba kesehatan yang diselenggarakan pemerintah.
“Setelah masuk Plan Indonesia, kesehatan lingkungan sekolah ini semakin lebih baik. Kami juga bersyukur untuk bermitra dengan Plan Indonesia berkaitan dengan kesehatan lingkungan dan kesehatan siswa-siswi di sekolah ini,” jelas dia.
Fasilitator STBM MKM Sekolah Elisabet Fentriani mengatakan, kegiatan pelatihan STBM dan MKM tingkat SD dan SMP ini bertujuan membantu siswa-siswa agar berperilaku hidup sehat mulai dari dirinya sendiri, di sekolah maupun di rumah.
“Bagaimana cara mereka untuk menghadapi menstruasi dan bagaimana menjaga kebersihan menstruasi selama masa remaja mereka,” jelas dia.
El begitu ia akrab disapa menambahkan, target dari pelaksanaan kegiatan ini adalah menghasilkan generasi-generasi yang berperilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, mereka juga harus menjadi pemberdaya untuk teman-teman mereka yang lainnya.
“Artinya di sini, ada anak-anak yang dilatih mewakili setiap sekolah untuk membawa perubahan kepada teman-teman lain di sekolah dan di rumah mereka masing-masing,” pungkas dia.
Sementara Fasilitator Pendidik Sebaya Plan Indonesia, Patrisius Kesi Stoner mengaku sangat senang saat dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Dirinya dapat memberikan edukasi kepada teman-temannya di sekolah tentang pelaksanaan lima pilar STBM, karena selama dua hari ia mendapatkan materi pelatihan yang difasilitasi Plan Indonesia.
“Kami belajar tentang bagaimana pelaksanaan STBM dan MKM di sekolah. Saya sangat senang karena (dilibatkan) dalam kegiatan ini. Saya juga sangat gembira saat mengajar anak-anak (memberi edukasi kepada teman-teman di sekolah SDK Pagal II) hari ini,” kata Siswa SLB Karya Murni Ruteng itu.
Ia menambahkan, dirinya mengajar teman-temannya melalui game (permainan) dan simulasi tentang diagram F. Diagram F ini merupakan metode penyusunan gambar tentang Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Fasilitator Pendidik Pendidik Sebaya Plan Indonesia lainnya, Marsela Apriliani Seman mengatakan, dirinya sangat senang saat diajarkan materi seputar STBM dan MKM oleh fasilitator Plan Indonesia.
“Kami dijarkan tentang simulasi 6 langkah cuci tangan dan STBM MKM,” terang dia.
Setelah mendapatkan materi dari Plan Indonesia, dirinya lalu mengajarkan kembali ke teman-teman SDK Pagal II tentang STBM dan MKM khusunya enam langkah cuci tangan pakai sabun (CTPS).
“Kami bermain lempar kuman dan mengenal penjahat hitam. Kami juga bermain game jenis puzzle yang sudah dirobek untuk menjelaskan tentang STBM,” terang Siswa SDI Lenda itu.
Sementara itu, Provincial Coordinator Project WfW Yayasan Plan International Indonesia atau Plan Indonesia Juliani F. Talan mengatakan, pemicuan CTPS di sekolah bertujuan agar menghasilkan perubahan perilaku yang berkelanjutan pada murid sekolah, dan harus melibatkan semua pemangku kepentingan di daerah tersebut, sehingga menjadi sebuah gerakan bersama kegiatan CTPS.
Selain itu, kata Juliani, tujuan kegiatan ini juga adalah menciptakan kondisi STBM MKM yang baik di wilayah sekolah intervensi Plan Indonesia, karena anak merupakan agen perubahan untuk menciptakan generasi penerus pembangunan daerah Kabupaten Manggarai, NTT.
“Kami berharap hasil dari sekolah-sekolah pilot project Plan Indonesia bisa memicu Pemda untuk mereplikasikan STBM MKM di sekolah lainnya,” pungkas Juliani. (RED).