RUTENG, BERITA FLORES — Bupati Manggarai, Herybertus Nabit berbicara konsep pentahelix agar pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah itu dapat berkembang, berdaya saing dan berkelanjutan. Bupati Hery menjelaskan itu saat membuka secara resmi Forum Flores, Lembata, Alor, dan Bima (Floratama) Manggarai Edition di Spring Hill Ruteng Jumat, 16 April 2021.
Forum tersebut bertajuk “Harapan Pembangunan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Berkelanjutan Manggarai, Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi Pentahelix”. Forum ini bertujuan membahas program awal yang akan dikerjakan dalam waktu dekat agar pariwisata dan ekonomi kreatif di Manggarai dapat berkembang dan berkelanjutan.
Politisi PDIP Manggarai itu mengatakan, industri pariwisata bisa berkembang apabila didukung dengan model pentahelix dengan melibatkan pemerintah, akademisi, swasta, kelompok masyarakat, dan media massa sebagai satu kesatuan. Pentahelix merupakan gabungan dari kekuatan pemerintah, kekuatan komunitas masyarakat, kekuatan para akademisi, kekuatan dunia usaha, dan kekuatan media massa. Ia mengajak para pegiat pariwisata, masyarakat, dan pemerintah untuk saling berkoordinasi dan bekerjasama mengembangkan sektor ini.
“Kita semua dibatasi aturan, bergeraknya agak lambat. Karena itu, kita bergembira karena masyarakat ternyata dengan keluwesannya, dalam segala keterbatasannya sekalipun, itu bergerak lebih cepat dengan ide-ide kreatif,” pungkas Bupati Hery.
Oleh karena itu lanjut dia, tugas pemerintah adalah mengembangkan keahlian dari talenta anak muda dan menunjukkan pasar. Ia berharap agar keluwesan masyarakat di satu sisi dan dukungan aturan di sisi pemerintahan dapat bersinergi dan berjalan beriringan. “Talentanya itu sudah ada. Orang sudah memproduksi, orang sudah berbuat,” ungkapnya.
Lebih jauh ia jelaskan, demi menjembatani kedua pihak ini, maka kehadiran BPOPLBF menjadi wadah yang diharapkan mampu bersinergi dan mengakomodir kebutuhan dimaksud. Untuk ke depannya lanjut dia, Pemkab Manggarai akan berfokus pada pengembangan wisata budaya dan religi.
Sementara itu, Direktur Industri dan Kelembagaan BPOPLBF, Nesya Amelia mengatakan, berdasarkan Perpres Nomor 32 Tahun 2018 dan secara struktur dibentuk pada tahun 2019, Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOPLBF) mengemban peran sebagai akselerator pembangunan pariwisata melalui fungsi koordinatif dan otoritatif di kawasan Labuan Bajo dan 10 Kabupaten lainnya di daratan Flores.
Amelia mengatakan, Forum Floratama ini dibangun karena pentingnya model pentahelix di mana melibatkan unsur pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media massa bersatu membangun kebersamaan dalam pembangunan. “Forum ini dibangun untuk membangun komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi dalam rangka menentukan arah perencanaan dan pembangunan di sektor pariwisata,” ujarnya.
Menurut Amelia, koordinasi lintas kementerian, lintas kabupaten dan lintas kelembagaan menjadi komitmen BPOPLBF, sehingga sinergitas tersebut memastikan pembangunan pariwisata di Labuan Bajo dan Flores berjalan dengan baik. Dengan demikian bisa menunjang pariwisata dan ekonomi kreatif Labuan Bajo dan Flores.
“Forum Floratama ini kita buat karena memiliki peran penting berdasarkan konsep pentahelix. Bahwa peran pemerintah tidak bisa sendiri. Kami menjadi perwakilan dari Kementerian Ekonomi Kreatif. Juga sangat perlu partisipasi dari seluruh masyarakat,” terang dia.
Ia menuturkan, forum ini bertujuan untuk membahas mengenai apa saja yang harus dilakukan ke depan secara bersama-sama. Untuk membangun pariwisata dan ekonomi kreatif berkelanjutan dan berdaya saing. “Setelah kita mengetahui hasil dari koordinasi hari ini, lalu kita akan melaksanakan kita mau buat apa. Kita tetap berkoordinasi agar terus berkolaborasi,” beber dia.
Dalam forum ini kata dia, pihaknya ingin menekankan kembali bahwa setiap pihak memiliki peran penting, karena tidak bisa sendiri memperkenalkan keindahan-keindahan yang dimiliki Kabupaten Manggarai, terutama kekayaan budaya dan religi untuk diperkenalkan secara luas kepada para wisatawan.
“Forum pertama di Manggarai ini akan terus kita jalin komunikasinya,” kata dia.
Ia berharap, hasil koordinasi tersebut akan dimoderatori oleh BPOPLBF terkait program apa saja yang menjadi rencana awal. Ia juga berharap, forum tersebut bisa menghasilkan konsep dan gagasan untuk memajukan pariwisata Manggarai yang berkelanjutan dan berdaya saing.
Forum Floratama melibatkan sejumlah komunitas masyarakat antara lain, MPIG (Masyarakat Pemerhati Indikasi Geografis), Apekam (Asosiasi Petani Kopi Jahe Manggarai), Pelaku Pariwisata HPI Asita. Selain itu, Disbudpar, Dinas Lingkungan Hidup, UPM Manggarai, Ayo Indonesia, UNIKA St Paulus, MPIG, Xaverinus-APEKAM, Lembaga Nusa Bunga Mandiri, Yayasan Klub buku Petra, RBA Bandit, HPI Manggarai, Rumah Perubahan, Dekrasnada dan Rumah Kreasi Waso. (R11/TIM).