LABUAN BAJO, BERITA FLORES – Masalah krisis air bersih di desa Golo Ronggot pelan-pelan teratasi. Sebelumnya, Beritaflores pernah menulis bahwa salah satu potret buram di desa yang terletak di kecamatan Welak, kabupaten Manggarai Barat, NTT ini adalah sulitnya akses air bersih di tengah kucuran dana desa yang berlimpah.
Pemerintah desa pun memutuskan untuk mengalokasikan dana sebesar Rp 10,5 juta untuk pengadaan sarana air bersih. Dana tersebut digunakan untuk pemasangan pipa, pengadaaan pasir, semen dan pembuatan bak induk.
Baca: Potret Buram Desa Golo Ronggot di Welak Manggarai Barat
Air dialairkan ke tiga anak kampung di mana selama ini mengalami kesulitan air bresih yaitu Datak,Tuwa dan Wol.
Kepala desa Golo Ronggot, Nobertus Ndarung sebelumnya memang mengatakan berkomitmen untuk mengatasi masalah air minum bersih di desanya.
“Saya berkomitmen bahwa dalam waktu dekat saya akan sudahi masalah air minum di desa ini. Saya siap realisasikan itu,” ujarnya saat diwawancara Beritaflores.com, pada Selasa (2/10) lalu.
Nobertus benar-benar merealisasikan komitmennya itu. Saat Beritaflores.com kembali bertemu dengannya pada Rabu (16/10), ia dengan bangga mengatakan: “Saya telah memenuhi janji saya atas masalah air minum warga,” ujarnya.
“Saya mewakili seluruh pemerintah desa berterima kasih banyak atas partisipasi aktif warga mendukung program pemerintah terkait air,” tambahnya.
Warga pun mengapresiasi pemerintah desa yang sudah menglokasikan anggaran untuk pengadaan fasilitas air minum bersih di desa itu.
“Kami berterimakasih kepada pemerintah desa Golo Ronggot atas usahanya mendatangkan air minum di kampung kami. Puji Tuhan dua kelompok di kampung Datak ini tidak kesulitan air lagi,” ujar Robertus Garut warga Datak.
Apresiasi juga disampaikan warga kampung Tuwa dan Wol. Silvester Yohanes Jemali warga Wol mengatakan, warga secara gotong royong mengadakan sarana air bersih di kampungnya seperti mengangkut pasir, semen, dan membangun bak penampung.
“Kami pikul pasir ke lokasi sebanyak empat ret dan bahan baku lainya secara gotong royong. Kerjasama kami adalah faktor kunci lahirnya perubahan dan kemajuan desa terutama dalam meretas masalah air minum. Jarak yang hampir satu kilometer ini tidak membuat kami lelah,” ujarnya.
Fensi Valentinus/BF