RUTENG, BERITA FLORES – Akademisi STIE Karya Ruteng, Arief Laga berharap segenap stakeholders perlu bersinergi dengan akademisi dalam menggagas isu strategis perekonomian masyarakat pedesaan.
Hal tersebut disampaikan oleh Arif dalam kesempatan workshop yang digelar oleh Change Operator (CO) dan Lembaga Pemberdaya Pengusaha Muda Manggarai Raya (LP2MR) di Sekretariat LP2MR, Selasa 20 Agustus 2019.
Kegiatan workshop yang dihadiri oleh berbagai stakeholders itu mengusung tema “Meneropong Geliat Perkembangan Perekonomian Kawasan Manggarai Raya Melalui Ekonomi Desa”
Kepada Beritaflores.com, akademisi STIE Karya Ruteng itu berharap agar semua semua stakeholders yang memiliki perhatian terhadap geliat perekonomian masyarakat pedesaan bisa bersnergi dengan pihak akademisi sehingga isu-isu strategis yang digagas bisa menjadi kajian akademik dan wacana kritis bagi mahasiswa di lingkup perguruan tinggi.
“Ada suatu sistem yang membuat semua elemen dalam masyarakat bisa terintegrasi termasuk perguruan tinggi dalam upaya pengembangan ekonomi di kawasan Manggarai sehingga, nanti implementasinya bisa masuk dalam kajian pengajaran” ungkap Arif kepada Beritaflores.com, Selasa 20 Agustus 2019.
Arif juga menambahkan bahwa hal tersebut penting untuk dilakukan sebagai bahan pertimbangan akademik bagi pihak perguruan tinggi dalam mempersiapkan lulusan sarjana yang memiliki semangat entrepreneurship.
“Minimal konsep-konsep yang didapat bisa membantu kami di perguruan tinggi untuk menyiapkan lulusan yang punya mental wiraswasta. Apalgi visi kami itu menghasilkan sarjana ekonomi hebat. Saya pikir kami bisa memberikan sumbangan terbesar melalui dinamika pendidikan terhadap kemajuan ekonomi di Manggarai,” ujarnya.
Pada kesempatan workshop tersebut hadir juga ketua Kelompok Studi Tetang Desa (KESA) Heri Kabut. Kepada Beritaflores.com, Heri mengukapkan tujuan dana desa adalah untuk meningkatkan prodiktivitas ekonomi masyarakat pedesaan.
“Tujuan dana desa yaitu untuk menciptkan ekonomi produktif baik di kawasan pedesaan secara khusus maupun Manggarai secara umum,” ujarnya.
Meski demikian, Heri menilai bahwa hal tersebut bukan berarti berjalan tanpa hambatan. Ia menegaskan bahwa karena persoalan yang terjadi di desa sangat kompleks maka dibutuhkan strategi-strategi baru untuk bisa menanganinya.
Mahasiswa STPMD “APMD” Yogyakarta itu juga memyampaikan bahwa geliat pembangunan perekonomian pedesaan sagat kompleks dan tidak semuda wacana akademis di lingkup kampus. Oleh karena itu ia berharap semua stakeholders ebih parsitipatif dalam menggagas isu-isu strategis pedesaan.
“Melalui forum workshop ini kami bisa mengetahui lebih jauh bahwa persoalan di desa ini tidak segampang apa yang kami bicarakan di kampus tapi persoalan di desa sangat lah kompleks,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi kegiatan workshop yang diadakan oleh Changece Oprator (CO). Menurutnya, kegiatan workshop dengan menghadirkan berbagai stakeholders sehingga bisa mengetahui secara jelas persoalan-persoalan yang terjadi di desa. Ia juga berharap agar isu-isu strategis pedesaan yang digagas dalam kkesempatan workshop tersebut harus sampai pada tataran praksis.
“Saya mewakili kelopok studi tentang desa atau (KESA) merasa bersyukur dengan adanya forum seperti ini. Forum seperti diharapkan bisa melahirkan ide untuk membagun ekonomi produktif baik di pedesaan maupun di Manggarai raya. Dan harapan saya semoga forum seperti ini tidak berhenti sampai di sini tetapi akan terus berlanjut” tutur Heri. (TIM).