Ruteng, Berita Flores- Anggota DPR-RI Komisi XI, Johnny G. Plate mendorong perbankan yang ada di Manggarai saat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tidak hanya pada sektor perdagangan saja, melainkan juga menyentuh sektor lainnya seperti di sektor pertanian.
“Akses terhadap KUR harus dibuka untuk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di perkotaan maupun perdesaan, dari perhuluan hingga industri pengolahan dan perdagangan. Jadi jangan hanya ke perdagangan saja, tetapi juga berikan kepada petani, peternak, dan mereka yang bergelut di sektor produksi,” ujarnya saat diskusi publik di Hotel Revayah Ruteng, Selasa, 19 Desember 2017.
Johnny mencontohkan di sektor pertanian saat ini belum banyak petani mandiri yang memanfaatkan fasilitas pembiayaan berbunga rendah tersebut. Kata dia, KUR bukan hanya jadi program perbankan, tetapi juga dipandang sebagai bagian dari fasilias negara untuk rakyat miskin.
Menurut Johnny, fasilitas KUR harus dimanfaatkan secara baik dan benar oleh masyarakat NTT. Pasalnya, dana KUR merupakan suntikan dana dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).
“Itu adalah subsidi oleh negara walaupun di akhir tahun anggaran. Pemerintah nasional kita akan fokus di belanja modal negara,” katanya.
Ia mengkritisi pihak perbankan di NTT yang memberikan fasilitas KUR kepada pengusaha telur di wilayah itu, menurut dia justru tidak tepat sasaran. Karena pengusaha telur aktivitas usahanya diluar NTT.
“Dengan demikian fasilitas KUR yang seharusnya menggerakkan perekonomian NTT, tetapi tidak tepat sasaran karena pusat produksi telur itu ada di Jawa Timur,” urainya.
Sekjen DPP partai NasDem itu meminta perbankan agar menyalurkan fasilitas KUR kepada petani maupun peternak yang ada di NTT, agar terwujudnya pertumbuhan ekonomi masyarakat kecil.
“Pemerintah meluncurkan KUR untuk mendorong tumbuhnya pengusaha kecil dan menggerakan ekonomi masyarakat. Para petani bisa memanfaatkannya,” kata Politikus partai NasDem itu.
Ia menambahkan keberhasilan program tersebut sangat bergantung pada pihak perbankan yang menyalurkan dan para penerimanya.
“KUR mestinya tepat sasaran dalam penggunaannya. Program ini dibuat guna memberikan modal bagi pelaku usaha kecil,” paparnya.
Dikatakannya, sebagai upaya mendorong pelaku usaha jika dilihat dari segi persaingannya, yang perlu ditingkatkan pula adalah dari segi SDM (Sumber Daya Manusia).
“SDM yang mumpuni tentunya salah satu penentu daya saing UMKM. Maka dari itu kita juga berupaya untuk memberikan pembinaan bagi UKM, melalui sosialisasi,” kata dia.
Menurut putra kelahiran Ruteng itu, perbankan sebaiknya berperan dalam pertumbuhan kewirausahawan baru di NTT khususnya di Manggarai. Selain itu bank-bank juga harus berperan dalam pengembangan pengusaha mikro menjadi pengusaha yang lebih tinggi levelnya.
“Hal itu bisa dilakukan melalui kredit-kredit usaha rakyat yang dibebani dengan bunga rendah. Jika itu dilakukan maka dunia usaha akan bergairah. Apalagi ciri negara maju adalah persentase wirausahanya yang besar,” kata dia.
Tema Diskusi Publik itu yaitu ” Peningkatan Sistem Pengelolaan Serta Pelayanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Oleh Perbankan Untuk Mendukung Percepatan Pembangunan Ekonomi Rakyat Kecil,”.
Kegiatan itu dihadiri sejumlah stakeholder terkait seperti pelaku usaha, pimpian bank NTT, Vinsen Sulu, perwakilan BRI, dan bank Mandiri.
Penulis : Ronald Tarsan