RUTENG, BERITA FLORES – Beragam cara dilakukan untuk merayakan kemerdekaan Indonesia. Di kecamatan Cibal Barat, kabupten Manggarai, selain kompetisi olaraga, juga lomba ‘mbata’ yaitu seni tarik suara khas Manggarai.
Kegiatan dengan tema “Muku ca pu’u neka woleng curup, teu ca ambong neka woleng lako” tersebut dilaksanakan di halaman kantor Camat Cibal Barat pada Sabtu (11/08) malam.
Ketua panitia Yohanes Ogur, Spd menjelaskan kegiatan ini merupakan anggeda tahunan di kecamatan Cibal Barat. “Selain memeriahkan HUT ke 74 RI, tujuan kegiatan ini sebagai bentuk upaya melestarikan dan meregenerasi nilai-nilai budaya ‘mbata’ kepada generasi muda,” ungkap Yohanes.
Kegiatan ini melibatakan perwakilan masyarakat dari 10 desa di Cibal Barat. “Kita berharap mereka berikan penampilan terbaik,” kata Yohanes.
Kegitan ini turut dihadiri Bupati Manggarai, Kamleus Deno. Camat Cibal Barat Karolus Mance, dalam sambutannya di hadapan Bupati Deno mengatakan generasi muda Manggarai cenderung lebih menyukai budaya luar ketimbang budaya lokal.
“Konsekuensinya kebudayaan asli kita tergerus dan terkikis oleh budaya dari luar itu,” kata Karolus.
Karena itulah, menurutnya festival budaya Manggarai di kecamatan Cibal Barat ini dilakukan agar generasi muda tidak lupa dengan budaya Manggarai.
“Kita sangat menyadari bahwa budaya ini yang membentuk karakter jiwa manusia, yang membentuk semangat dari masyarakat,” tandasnya.
Di tengah gempuran budaya luar, menurutnya, masih ada orang-orang tua di kampung-kampung yang menjaga kelestarian budaya Manggarai. Sanda dan Mbata menurutnya masih dilestarikan di kampung-kampung.
Bupati Kamelus Deno sebelum membuka kegiatan mengatakan setiap desa atau kecamatan wajib melakukan kegiatan-kegiatan untuk memeriahkan HUT ke-74 RI. Apapun bentuk kegiatan itu yang terpenting melibatkan seluruh warga masyarakat seperti halnya yang dilakukan oleh kecamatan Cibal Barat.
“Ini semua merupakan suatu hal yang sangat positif. Jadi proficiat buat pak camat dan jajaranya yang telah menerjemahkan apa yang diinginkan oleh pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten dalam kaitan dengan memeriahkan HUT-RI ini,” kata Deno.
Terkait lomba Mbata ini, Deno mengatakan budaya memang perlu dipelihara dan diwariskan kepada generasi muda karena sesuatu hal tak terpisakan dari kehidupan manusia sejak dulu.
“Apa yang kita lakukan malam ini, sebenarnya semua itu adalah bagian dari pada kita menghargai warisan para leluhur,” ujarnya.
Go’et (ungkapan puitik) Manggarai menurut Bupati Deno misalnya “muku ca pu’u neka woleng curup, teu ca ambong neka woleng lako” merupakan ajakan untuk menjaga persatuan dan kesatuan.
“Dalam agama kita mengenal firman, dalam budaya kita mengenal warisan. Soot poli mbate dise ame, serong dise empo neka nggolong golo, nggoling du toni’s, neka du waes laud du lesos saled (jangan melupakan dan membuang warisan leluhur),” imbuhnya.
Ada pun yang menjadi tim juri dalam lomba ini adalah budayawan Manggarai Felix Edon, Kasi Pemerintahan kecamatan Cibal Barat Frans Odi, dan ketua panitia pelaksana lomba Yohanes Ogur.
Sementara pengumuman hasil lomba atau tim yang menjadi juara akan disampaikan pada saat setelah upacara bendera tanggal 17 Agustus mendatang.
Efrem Polce/Beritaflores