• Redaksi
  • Pedomaan Media Siber
Sunday, December 7, 2025
NEWSLETTER
Berita Flores
No Result
View All Result
  • POLITIK
  • HUKUM
  • GAGASAN
  • SOSIAL BUDAYA
  • EKBIS
  • PARIWISATA
  • DESA
  • ADVERTORIAL
  • POLITIK
  • HUKUM
  • GAGASAN
  • SOSIAL BUDAYA
  • EKBIS
  • PARIWISATA
  • DESA
  • ADVERTORIAL
No Result
View All Result
Berita Flores
No Result
View All Result
Home HEADLINE

Lelaki Bukan Malaikat Pada “Kamis Putih”

by Redaksi Berita Flores
19 March 2019
in HEADLINE, OPINI, SOSIAL BUDAYA
A A
0
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Alfred Tuname*

Di perjamuan paling kudus

Kucium kakimu.  

Kudengar denting menggelindingi

Dinding telingaku.

Entah ini milik senyummu

Ataukah berasal dari hikayat

Anggur ayahku yang memabukan.

(Naimata, 2012)

Itu sajak penyair Mario F. Lawi (:Mario). Judulnya, “Kamis Putih”. Buku antologi puisi “Lelaki Bukan Malaikat” (Gramedia, 2015) terbaca di musim penghujan menjelang “Paskah” bagi orang kristiani.

Tentu, puisi-puisi Mario dalam “Lelaki Bukan Malaikat” bukan hanya untuk umat kristiani. Tafsirnya bisa apa saja. Betul kata  Sapardi Djoko Damono dalam endorsmentnya, “… penghayatan dan pengalaman baru yang tidak lagi perlu dibatasi oleh keyakinan apa pun”.

Jadi, membaca puisi-puisi Mario F. Lawi adalah membaca universalitas nilai kemanusiaan yang berpijak pada iman. Di situ, ada syukur, ketakwaan, protes, tobat, dan lain sebagainya. Dasarnya, cinta kasih kepada sesama manusia.

Pada “Lelaki Bukan Malaikat”, Mario sedang menawarkan nilai-nilai itu. Sebagai penyair, ia meresapi nilai-nilai universal biblis lalu dijabarkan dalam bahasa yang puitik. Itu sangat menarik.

Sebab “isi kepala” penyair tak mungkin lepas dari pergulatan jiwa (dan soal keimanannya). Soal semua itu, ia bisikan melelui puisi. Dengan puisi, ia menghaluskan jiwa dan membina kemanusiaan.

Dalam Lyrical Ballads (1800), penyair william Wordsworth menulis, “penyair adalah manusia yang berbicara pada manusia lain. Manusia yang benar-benar memiliki rasatanggal yang lebih peka, kegairahan dan kelembutan jiwa yang lebih besar” (Maman S. Mahayana, 2005).

Mario ada di seputar itu. Sebagai “manusia yang berbicara” juga berbisik melalui puisi, sang menyair “menanggalkan” jubah keimanannya dan ditahtakan  di altas kata-kata. Itulah persembahan bagi kemanusiaan dan peradaban.

Lalu, penyair membiarkan pembaca berebutan menafsirkannya. Sebab, makna selalu tak tunggal. Makna sajak tak kenal argumentum ad baculum, tetapi sangat dekat dengan semacam “argumentum ad misericordiam”.  

Artinya, jika sajak sudah menyentuh rasa, hanya ada hiburan dan debaran “ekstasi”. Mengutip Chairil Anwar, “Sudah larut sekali/Hingga hilang segala makna/Dan gerak tak punya arti (Hasan Aspahani, 2016).

Lalu puisi “Kamis Putih” melarutkan pikiran kita pada suatu hari sakral dalam “tri hari suci” umat kristiani: Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu Suci. Ketiga hari itu dirayakan dengan ekaristi suci sebelum hari raya Minggu Paskah.     

Yang khas di hari Kamis Putih adalah penciuman kaki yang sombolis. Di perjamuan paling kudus/Kucium kakimu. Itu dimaknai sebagai pemberian maaf yang paling agung. Dalam bahasa biblisnya, “memaafkan 70x7x (tujuh puluh kali tujuh kali).  Dengan memaafkan, mereka yang dimaafkan dibersihkan dari kesalahan (dosa) dan beban.

Memaafkan itu bisa dimengerti sebagai “perjamuan paling kudus”. Sebab seperti dalam perjamuan, memaafkan itu membawa suasana riang, tak ada beban, tak ada basa-basi. Dalam perjamuan, setiap orang menikmati kebersamaan yang egaliter. Duduk bersama, dan makan dari tempat dan rasa yang sama.

Dalam kebersamaan itulah ada senyum yang menggelinding, tersambut senyum sang liyan. Ada hikayat yang membebaskan satu dengan yang lain. Dalam bahasa Marx, “the first time as tragedy, the second as farce”. Mulanya adalah tragedi, setelahnya hanyalah kejenakaan (dalam kehidupan).

Semua itu adalah tentang “anggur yang memabukan” dari dia yang disapa “Causa Prima” dalam filfasat Aristoteles. Anggur itu bisa dimengerti sebagai pemberian kebebasan kepada manusia. manusia boleh “mabuk” menggunakannya.

Tetapi melalui “anggur” pula manusia diselematkan. Dalam iman kristiani (Katolik), anggur dan hostia (Latin, artinya kurban; disebut juga Roti Sakramen) adalah simbol tubuh dan darah Salvator Mundi. Dalam iman orang kristiani, Ia lelaki bukan malaikat, tetapi Tuhan. Dengan menyambut-Nya (dalam ritual Ekaristi), ada kebangkitan dan kebebasan abadi. Saat itu, entitas manusia “diputihkan” kembali.

Itu tentang puisi “Kamis Putih”. Meski tampak samar, penyair membahasakan imannya dengan jelas. Dasarnya, nihil est intellectu quod non prius  fuerit in sensu: mustahil sesuatu yang ada di pikiran tanpa didahului oleh pengalaman. Penyair membagi pengalamannaya dalam bentuk yang lain:puisi.

Penyair sudah menulis. Penyair sudah bersajak. Pembaca mencecapnya. Yang beriman sama meresapinya. Kita semua menafsirnya, tanpa dibatasi keyakinan.

Akhirnya, denting Alexander Pope  ikut menggelinding di telinga dalam sajak “The Universal Prayer” (pada Juni, 1738):

Thou Great First Cause, least

Understand,

Who all my sense confin’d

To know but this, that Thou art good,

And that myself am blind..

Salam sastra.

*) Penulis dan Esais

BacaJuga

Pantau Pelaksanaan Program MBG, Wakil Gubernur NTT Cek Dua SPPG di Manggarai

Pantau Pelaksanaan Program MBG, Wakil Gubernur NTT Cek Dua SPPG di Manggarai

5 December 2025
44 Desa di Manggarai Gelar Pilkades Serentak Tahun Depan, Pemkab Gelontorkan Anggaran Rp 500 Juta

44 Desa di Manggarai Gelar Pilkades Serentak Tahun Depan, Pemkab Gelontorkan Anggaran Rp 500 Juta

3 December 2025

Tindak Lanjut Program Prabowo, 344 Orang Pengurus Kopdes Merah Putih di Manggarai Ikut Pelatihan Penguatan Kapasitas

29 November 2025

Oknum TNI dari Kodim 1612 Manggarai Dikabarkan Ngamuk di Rumah Kades Rado, Diduga Mabuk Miras

17 November 2025

ARTIKEL TERKINI

Pantau Pelaksanaan Program MBG, Wakil Gubernur NTT Cek Dua SPPG di Manggarai

Pantau Pelaksanaan Program MBG, Wakil Gubernur NTT Cek Dua SPPG di Manggarai

5 December 2025
Hadirkan Gubernur NTT, FORKOMA PMKRI Regio Flores Bakal Gelar Retret di Ruteng

Hadirkan Gubernur NTT, FORKOMA PMKRI Regio Flores Bakal Gelar Retret di Ruteng

5 December 2025
40 Warga Desa Golo di Cibal Terima Bantuan Meteran Listrik Gratis dari Kementerian ESDM

40 Warga Desa Golo di Cibal Terima Bantuan Meteran Listrik Gratis dari Kementerian ESDM

4 December 2025
44 Desa di Manggarai Gelar Pilkades Serentak Tahun Depan, Pemkab Gelontorkan Anggaran Rp 500 Juta

44 Desa di Manggarai Gelar Pilkades Serentak Tahun Depan, Pemkab Gelontorkan Anggaran Rp 500 Juta

3 December 2025

BANYAK DIBACA

Yos Jehalut Purna Tugas, Wariskan Jejak Prestisius Selama Pimpin Dinas PMD Manggarai

44 Desa di Manggarai Gelar Pilkades Serentak Tahun Depan, Pemkab Gelontorkan Anggaran Rp 500 Juta

40 Warga Desa Golo di Cibal Terima Bantuan Meteran Listrik Gratis dari Kementerian ESDM

Hadirkan Gubernur NTT, FORKOMA PMKRI Regio Flores Bakal Gelar Retret di Ruteng

Workshop Literasi Keuangan Bagi Perempuan di Manggarai: Perkuat Kapasitas dan Atur Finansial yang cerdas dan berkelanjutan

Tindak Lanjut Program Prabowo, 344 Orang Pengurus Kopdes Merah Putih di Manggarai Ikut Pelatihan Penguatan Kapasitas

  • Redaksi
  • Pedomaan Media Siber
Kontak kami 0812-8640-2616

© 2025 Berita Flores

No Result
View All Result
  • POLITIK
  • HUKUM
  • GAGASAN
  • SOSIAL BUDAYA
  • EKBIS
  • PARIWISATA
  • DESA
  • ADVERTORIAL

© 2025 Berita Flores