Ruteng, Beritaflores.com – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memastikan turut menjadi donatur dari pembangunan Kapela Stasi Pinggang yang berlokasi di Bea Rangang, Desa Pinggang, Kecamatan Cibal.
Demikian disampaikan Kepala Seksi Urusan Agama Katolik, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Manggarai, Pelipus Asol, saat melakukan kunjungan monitoring progres pembangunan Kapela Pinggang, pada Jumat 3 Mei 2024.
Pelipus mengatakan pihak Kantor urusan agama wilayah NTT telah menyatakan kesediaannya ikut membantu proses pembangunan Kapela itu dengan nilai bantuan uang sebesar Rp 50 juta.
“Kehadiran kami hari ini untuk melakukan monitoring progres pelaksanaan pembangunan yang telah disampaikan ketua panitia dan ketua dewan stasi sekaligus meminta untuk melengkapi dokumen-dokumen pencairan bantuan yang masih dibutuhkan sehingga dapat segera dicairkan dalam waktu dekat ini”, katanya.
Pihaknya berharap, bantuan yang nantinya disalurkan ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya.
“Kita tetap berdoa dan berharap agar tangan-tangan sesama juga kiranya ikut menyalurkan bantuan serupa sehingga proses pembangunan yang telah direncanakan dapat segera rampung sehingga pelayanan ibadat bagi para umat kapela ini berjalan lancar dan aman”, ucapnya.
Menanggapi itu, Ketua Dewan Stasi Pinggang, Ferdinandus Ahi, menyampaikan ucapan terima kasih dan mengaku berbagga terhadap bantuan pihak Departemen Agama wilayah NTT.
Dikatakan Ferdinandus, bantuan para pihak tersebut tentu menjadi harapan besar para umat wilayah itu.
Dengan demikian, proses pembangunan yang kini masih belum tuntas karena berbagai kendala modal perlahan segera terakomodir.
“Tentu kami berbangga, bergembira dan bersyukur atas bantuan dari Departemen agama ini dimana mereka bisa membuka hati dengan melihat kelanjutan pembangunan kapela ini khususnya yang masih belum tuntas”, ucapnya.
Senada disampaikan, Ketua Panitia Pembangunan Kapela tersebut, Paulus Damar, yang juga mengucapkan limpah terima kasih atas bantuan yang diterima.
Dirinya berharap agar bantuan serupa juga turut menggugah hati setiap orang-orang baik sehingga berbagai kendala dalam proses pembangunan kapela dapat terbantu sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun berbagai kendala yang masih membutuhkan anggaran besar saat ini, kata dia, diantaranya pengadaan meja dan kursi pada bagian altar kapela, pengadaan pintu, jendela, plafon, tembok penahan, tangga akses dari jalan raya menuju kapela serta hal lainnya yang dibutuhkan untuk kelancaran pelayanan ibadat sabda.
“Tentu harapan kita semua agar kedepannya makin banyak lagi tangan-tangan orang baik untuk ikut membantu pengadaan sarana yang sangat dibutuhkan ini”, harapnya.
Modal Kompak, Pengadaan Material Patungan, Kerja Swadaya
Kekompakan warga di kampung Pinggang ini patut diacungkan jempol. Kerinduan warga kampung memiliki gereja begitu besar sehingga menjadi acuan dasar dibangunnya kapela itu.
Mereka kemudian mulai terpanggil untuk berusaha membangun gereja sendiri, mengingat bertahun-tahun sebelumnya mereka terpaksa harus melaksanakan doa Mingguan menggunakan ruangan rumah adat.
Tak hanya itu, mereka juga harus mengikuti perayaan misa hari-hari raya besar di gereja paroki yang letaknya jauh dari kampung mereka.
Tentu kondisi ini tidak berlaku bagi mereka yang tak memiliki ongkos kendaraan karena hal itu menjadi hambatan untuk mereka sehingga tidak bisa mengikuti perayaan misa hari-hari raya seperti Paskah dan Natal.
Inilah kemudian menjadi petunjuk awal para inisiator untuk kemudian mulai menggelar diskusi dan kemudian muncullah kesepakatan bersama warga atas rencana besar mereka.
“Awalnya saya diskusi dengan pak Florianus Irwan Kondo yang saat ini bertugas di KPUD Manggarai. Kami kemudian mulai rancang dan mulai melakukan rapat antar warga kampung membahas berbagai persiapan, mulai dari persediaan lahan, anggaran dan sebagainya hingga pada pengajuan proposal bantuan kemana-mana. “, cerita Paulus.
Alhasil, rencana ini disambut baik warga sekampung. Mereka kemudian mulai bersepakat, bahu membahu mengumpulkan modal awal yang dibebankan kepada tiap kepala keluarga.
Mereka juga meminta sumbangan khusus bagi warga kampung yang telah memiliki pendapatan tetap, membuka turnamen olahraga dan mulailah membuat proposal untuk meminta sumbangan ke sejumlah donatur.
Kini, progres pembangunan gereja dengan ukuran 12×24 meter persegi itu sudah mencapai 75 persen.
Meski belum rampung, warga akhirnya bergembira lantaran kapela tersebut mulai digunakan untuk pelayanan misa untuk umat 3 wilayah stasi separoki Ri’i Beamese saat perayaan Paskah baru-baru ini.
Catatan: Jika Anda ingin menjadi donatur untuk membantu proses pembangunan Kapela ini, sikahkan langsung menghubungi nomor kontak panitia: 085 253 903 473 – (Ketua Panitia: Paulus Damar)
Penulis: Andy Paju