BORONG, BERITA FLORES – Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi NasDem Julie Sutrisno Laiskodat mendorong kebun agrowisata kopi Lput Mano sebagai laboratorium kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kebun kopi yang terletak di Mano, Kelurahan Mandosawu, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur itu ditaksir seluas 5 hektare.
“Ini bukan wacana, karena di Dekranasda NTT kami sudah mempunyai Laboratorium Kopi. Saya ingin di kebun (Lput Mano) ini bisa menjadi Laboratorium Kopi. Saya harap di sini, menjadi laboratorium kopi. Saya fokus kopi di sini saja, saya tidak mau di tempat lain,” kata Julie di sela-sela kegiatan penanaman simbolis kopi Arabika di kebun kopi Lput Mano Minggu, 28 November 2021.
Dari pantauan wartawan, tampak Julie Sutrisno, yang juga menjabat Ketua Dekranasda Provinsi NTT ini mendatangi kebun kopi Lput Mano didampingi Anggota DPRD Provinsi Fraksi NasDem Inosensius Fredy Mui. Mereka tiba di lokasi pukul 09:56 waktu setempat.
Ia bersama rombongan diterima secara adat Manggarai di kebun kopi Lput Mano melalui tuak kepok dan manuk kapu, tanda penghormatan tamu istimewa oleh warga setempat. Selanjutnya, misa pemberkatan bibit kopi oleh Pastor Paroki Mano, Romo Robert Pelita. Tampak Julie Sutrisno Laiskodat, Bupati Agas Andreas dan Anggota DPRD Fredy Mui masing-masing menanam satu pohon bibit kopi di lahan milik Keuskupan Ruteng itu.
Menurut Julie, salah satu potensi wisata yang perlu dikembangkan di NTT khususnya di wilayah Kabupaten Manggarai Timur adalah agrowisata kopi. Dengan demikian, Laboratorium kopi ini bisa mendongkrak kunjungan wisatawan ke daerah itu.
“Saya kepingin, ada wisata kopi. Sebagai contoh di Dekranasda itu kami mempunyai ruangan, sehingga wisatawan datang bisa mempelajari macam-macam jenis kopi dari berbagai kabupaten,” jelas dia.
Julie mengakui bahwa, pihaknya juga telah mengirimkan sejumlah generasi milenial NTT ke Bandung untuk dilatih dan mendapat sertifikasi. Di sana, mereka mempelajari mengolah kopi mulai dari roasting, grinder, hingga peking. Dengan demikian mereka mengenal lebih dalam lagi tentang kopi Nusa Tenggara Timur.
“Kami juga sudah menjual kopi dalam kemasan; ‘made by dekranasda NTT’ dengan merk Lab Kopi. Itu merupakan contoh kecilnya dan saya ingin agrowisata yang indah dan luas bisa menjadikan Lab Kopi juga,” cetus istri Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat itu.
Ia menambahkan, laboratorium kopi ini bertujuan untuk memfasilitasi petani kopi yang ada di Kabupaten Manggarai Timur agar kopi yang dihasilkan berkualitas tinggi. Politisi NasDem itu berencana mendorong pembangunan rest area di sekitar agrowisata kopi dengan membangun kafe menjual produk lokal termasuk kopi Manggarai.
“Petani harus punya etos kerja, supaya suplai ke pabrik bisa tercapai dan lancar,” kata Julie.
Pada kesempatan itu, Julie juga meminta Direktur BOPLBF Shana Fatina untuk memperjuangkan anggaran dari pemerintah pusat melalui kementerian. “Kita mesti cari anggaran. Supaya semua sektor masuk. Saya berharap, kopi ini bisa berjalan. Pengusaha-pengusaha bisa bantu kita untuk pembangunan rest area, kafe, dan toko,” imbuh dia.
Di samping itu, Julie meminta MPIG harus merawat kopi asli Manggarai. Kopi Flores boleh terkenal. Akan tetapi masih menang kopi asal Aceh. “Kita ini hutan kopi, bukan kebun kopi. Sehingga tidak bisa jadi kopi premium. Karena masyarakat masih pakai sistem pertanian tradisional,” ungkap dia.
Uskup Ruteng Siprianus Hormat melalui Romo Vikjen Alfons Segar mengatakan, pihaknya telah menggagas program tahuan keuskupan, salah satunya adalah pengamanan aset terutama tanah. Bila tanahnya telah diamankan, maka kegiatan selanjutnya pemanfaatan aset. Termasuk lahan di Lput Mano yang kini disulap menjadi agrowisata kopi.
“Keuskupan telah membentuk tim aset dan investasi. Tim inilah yang menindaklanjuti program-program ini. Prinsipnya kami mendukung program agrowisata kopi untuk membantu kesejahteraan masyarakat secara umum,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Manggarai Timur Agas Andreas mengatakan wilayah Manggarai Timur memiliki keindahan. Karena itu, potensi ini harus dapat dijual kepada para wisatawan. Agrowisata kopi merupakan tempat orang berkunjung. Wisatawan bisa menikmati keindahan. Karena semua kenikmatan tidak ada yang tidak bayar.
“Di Bali, bayangkan bayar Rp125 ribu segelas. Saya bayar Rp450 ribu ditambah dengan kentang. Sekarang kita jual kita punya keindahan alam ini, untuk mendatangkan uang. Semua kenikmatan itu harus bayar,” pungkas dia.
Untuk itu, ia mengajak petani kopi agar menjaga mutu kopi Manggarai. Terkait pembangunan rest area, ia mengatakan bakal dibangun pada 2023 mendatang. Politisi PAN itu juga mengajak petani setempat untuk menanam di kebun masing-masing.
“Kita sudah mulai rest area di Mano. Itulah intinya, mengapa saya sebut Mano tadi. Karena Mano adalah nama kawasan,” beber Bupati Agas.
Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur Inosensius Fredy Mui mengatakan, setiap kabupaten harus memiliki brand masing-masing. Karena itu, tiga wilayah kabupaten Manggarai Raya; Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur memiliki potensi besar menciptakan brand masing-masing.
“Begitu omong Manggarai, berarti brand-nya kopi. Begitu juga daerah-daerah yang lain harus ada brand,” ujarnya.
Ia menjelaskan, tiga wilayah kabupaten di Manggarai Raya harus bisa menjual keunikan masing-masing, sehingga bisa menarik para wisatawan yang datang berkunjung. Karena itu, bisa berdampak terhadap kemajuan perekonomian masyarakat setempat.
Sekretaris Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Boni Romas menyatakan, pihaknya memiliki program paket agrowisata untuk mendongkrak pendapatan di kebun Lput Mano. Bagi para wisatawan yang berkunjung, dapat menanam bibit kopi di kebun Lput Mano. Tentu harus membayar kepada pihak pengelola kebun tersebut sesuai paket yang ada.
“Ini salah satu produk agrowisata yakni penanaman pohon kopi. Paket 1, setiap kita menanam 1 pohon kita membayar Rp25 ribu. Paket 2, pada pohon yang ditanam ada label nama penanam dibandrol dengan harga Rp50 ribu. Paket 3, kalau pohon yang ditanam dan ada label nama dan dijamin sampai berbunga dibandrol dengan harga Rp100 ribu per pohon,” ungkap Boni.
Pada kesempatan itu, Julie Sutrisno Laiskodat berjanji memberikan sebesar Rp100 juta, Kadin Kabupaten Manggarai Timur sebesar Rp35 juta, Bupati Manggarai Timur sebesar Rp10 juta, Bank NTT Rp5 juta, PT Floresco sebesar Rp20 juta, dan BOPLBF sebesar Rp15 juta. Bila diakumulasi maka total pembelian paket agrowisata tersebut sebesar Rp185 juta.
Hadir dalam acara ini antara lain, Uskup Ruteng diwakili Romo Vikjen, Anggota Komisi IV DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat, Bupati Manggarai Timur Agas Andreas, Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina, Pimpinan Cabang Bank NTT Manggarai Timur, Kadin Manggarai Timur, MPIG, LSM, dan petani kopi.
(Ronald Tarsan/RED)