Berita Flores
No Result
View All Result
  • POLITIK
  • HUKUM
  • GAGASAN
  • SOSIAL BUDAYA
  • EKBIS
  • PARIWISATA
  • DESA
  • ADVERTORIAL
Tuesday, 17 June 2025
  • POLITIK
  • HUKUM
  • GAGASAN
  • SOSIAL BUDAYA
  • EKBIS
  • PARIWISATA
  • DESA
  • ADVERTORIAL
No Result
View All Result
Berita Flores
No Result
View All Result
Home DESA

Diskusi KESA: Masyarakat Desa di Kawasan Komodo Tak Dapat Manfaat dari Pariwisata

by Redaksi Berita Flores
25 October 2019
in DESA, HEADLINE
0
Share on FacebookShare on Twitter

BERITA FLORES – Kelompok Studi Tentang Desa (KESA), organisasi yang memfokuskan diri pada kajian seputar isu-isu tentang desa genap berusia 5 tahun pada hari ini, Jumat (25/10).

Untuk merayakan  ulang tahunnya itu, organisasi yang berdiri 25 Oktober 2014 ini menggelar diskusi publik dengan tema ‘Pengembangan Desa di Kawasan Taman Nasional Komodo’ pada Rabu (23/10).

Tema ini diusung karena kehadiran Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa belum sepenuhnya membebaskan desa dari kungkungan dan intervensi pemerintah supra desa.

Kondisi ini dialami oleh tiga desa yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TNK). Ketiga desa ini antara lain, desa Komodo terletak di Pulau Komodo, desa Pasir Panjang terletak di Pulau Rinca, dan desa Papagarang terletak di Pulau Papagarang.

Baca Juga

Ajang Putri Manggarai 2025 Gaet Dukungan Puluhan Sponsor dan Mitra Strategis

Kebakaran Rumah di Langke Rembong, Nyawa Bocah Berusia 5 Tahun Tak Tertolong

Diskusi yang berlangsung di  aula Ganesha Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta ini menghadirkan Direktur LSM Sunspirit for Justice and Peace, Gregorius Afioma, sebagai pembicara.

Selama ini Sunspirit banyak melakukan riset dan advokasi terkait berbagai masalah di Manggarai Barat termasuk isu konservasi di Taman Nasional Komodo.

Dalam pemaparan tersebut, Afioma mengatakan masyarakat desa di TNK dan sekitarnya tidak mendapatkan manfaat signifikan dari perkembangan sektor pariwisata.

“Dalam banyak hal mereka terpinggirkan baik terhadap akses serta manfaat dari konservasi maupun pariwisata,” ujarnya.

Dalam kasus desa Komodo misalnya, menurut Afioma, jangankan mengelola aset-aset yang ada di dalamnya, bahkan sekarang warga desa sedang terancam  untuk dipindahkan.

“Jadi, isu pembangunan desa di kawasan Taman Nasional Komodo mungkin lebih kepada isu-isu yang secondary. Sementara isu primer bagaimana mereka tetap bertahan di dalam dan punya akses terhadap sumber daya kehidupan di dalamnya,” ujarnya.

Menurutnya, pengembangan desa di dalam kawasan TNK berhadapan dengan kekuasan ekonomi politik yang lebih kuat. Prinsip-prinsip konservasi yang diusung pemerintah justru membatasi ruang gerak pemerintah dan masyarakat desa untuk menggembangkan desa mereka.

Sementara pada sisi lain, desa tak berdaya karena berhadapan dengan mekanisme pasar yang terjadi di sana karena rata-rata yang mau menguasai wilayah ini adalah sektor swasta yang bekerjasama dengan pemerintah sebagai otoritas pemberi izin.

“Makanya ada proses ketidakadilan di sana,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Suharyanto, dosen STPMD “APMD” Yogyakarta salah satu pemateri dalam diskusi publik ini, mengatakan pengembangan desa di TNK merupakan sebuah dilema. Dalam konteks pengembangan desa yang berada di kawasan Taman Nasional secara umum dan Taman Nasional Komodo secara khusus, desa hanya bisa berpartisipasi.

“Partisipasi yang dilakukan desa sifatnya mendukung atau mengisi celah-celah yang belum diisi oleh pariwisata. Misalnya pembangunan toilet ataupun Home Stay,” ujarnya.

Herry Kabut/BF

Tags: Kawasan Taman Nasional Komodo

Related Posts

Ajang Putri Manggarai 2025 Gaet Dukungan Puluhan Sponsor dan Mitra Strategis
BERITA

Ajang Putri Manggarai 2025 Gaet Dukungan Puluhan Sponsor dan Mitra Strategis

5 May 2025
HEADLINE

Kebakaran Rumah di Langke Rembong, Nyawa Bocah Berusia 5 Tahun Tak Tertolong

5 May 2025
HSL Wedding Organizer Fasilitasi Pelatihan Etika dan Kecantikan bagi Finalis Putri Manggarai 2025
BERITA

HSL Wedding Organizer Fasilitasi Pelatihan Etika dan Kecantikan bagi Finalis Putri Manggarai 2025

3 May 2025
Putri Manggarai 2025 Gandeng 8 MUA Profesional: Siap Tampilkan Finalis dengan Sentuhan Terbaik di Malam Puncak 17 Mei
BERITA

Putri Manggarai 2025 Gandeng 8 MUA Profesional: Siap Tampilkan Finalis dengan Sentuhan Terbaik di Malam Puncak 17 Mei

3 May 2025
HEADLINE

Polisi Tangkap Pelaku Persetubuhan Anak di Perak, Ternyata Tersangkanya Ayah Tiri Korban Sendiri

30 April 2025
HEADLINE

Soal Pengembangan Geothermal di Flores, Pemprov NTT Bentuk Tim Uji Petik untuk Evaluasi Lanjutan

29 April 2025

ARTIKEL TERKINI

Tabrak Mobil Tronton di Wae Ces, Seorang Anggota TNI bersama Rekan Pemotornya Tewas di Tempat Kejadian

10 June 2025
Fransiscus Go Salurkan Bantuan Benih untuk Petani Hortikultura di Manggarai

Fransiscus Go Salurkan Bantuan Benih untuk Petani Hortikultura di Manggarai

25 May 2025

Sukacita Warga Golo Tutup Doa Rosario dengan Membuka Turnamen Voli

25 May 2025
Natalius Pigai Ajak Masyarakat Manggarai Jaga Budaya Lima Lampek sebagai Wujud Penghormatan HAM

Natalius Pigai Ajak Masyarakat Manggarai Jaga Budaya Lima Lampek sebagai Wujud Penghormatan HAM

22 May 2025

BANYAK DIBACA

Tabrak Mobil Tronton di Wae Ces, Seorang Anggota TNI bersama Rekan Pemotornya Tewas di Tempat Kejadian

Koperasi di Seluruh Indonesia Merasa Teraniaya oleh Regulasi Pemerintah

Mengenal Ferdy Hasiman, Sosok Anak Muda yang Siap Pimpin Manggarai Timur

Nekat Bawa Istri Orang Cek In di Hotel Agung Ruteng, Bos Pasir Asal Benteng Jawa Akhirnya Merugi Puluhan Juta

Anggota DPRD Manggarai Timur Desak Dinas PUPR Segera Proses Amdal Jalan ke Mengge

Babak Baru Kasus Pengiriman Sapi Ilegal Asal Manggarai Tujuan Bima, NTB

Copyright ©2017-2025 Beritaflores.com

  • Redaksi
  • Pedomaan Media Siber
Facebook Twitter Youtube
No Result
View All Result
  • POLITIK
  • HUKUM
  • GAGASAN
  • SOSIAL BUDAYA
  • EKBIS
  • PARIWISATA
  • DESA
  • ADVERTORIAL

© 2024 Berita Flores