Sejumlah tokoh lintas Agama bersama masyarakat Desa Siru saat mengikuti kegiatan dialog. (Foto: DS).

LABUAN BAJO, BERITA FLORES-Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) bersama Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT menggelar dialog kerukunan antar umat beragama di Kantor Desa Siru pada Selasa, 15 Oktober 2019.

Kegiatan tersebut bertujuan memperkuat kerukunan antar umat beragama di Desa Siru, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat,

Bupati Manggarai Manggarai Barat, dalam sambutan tertulis dibacakan oleh, Sekretaris Camat Lembor, Gabriel Ferdy
mengatakan, keragaman kita jauh sebelum negara ini terbentuk. Bahkan telah mengakar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Pemerintah terus berkomitmen untuk menjaga kerukunan, kemajemukan kita sebagai bangsa, agar tidak mudah terprovoksi oleh kepentingan-kepentingan yang ingin mengoyak kebersamaan dan keharmonisan kita di Manggarai Barat,” kata Gabriel.

Hadir sebagai narasumber pada acara tersebut antara lain; Ketua FKUB Manggarai Barat, Romo Rikard; Wakil Ketua FKUB, Syakar A. Jangku, dan Sekretaris FKUB Kabupaten Manggarai Barat, Romo Silvi.

Ketua FKUB Kabupaten Manggarai Barat Romo Rikard, mengatakan, apabila umat terus mempersoalkan perbedaan-perbedaan yang ada, maka hal ini merupakan isyarat kuat bahwa, umat manusia sudah di ambang kehancuran.

“Karenanya, kita terus mewartakan kebersamaan dan kekeluargaan. Kalau ini terus kita lakukan, saya berkeyakinan daerah ini akan aman, dan harmonis,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Sementara itu, Wakil Ketua FKUB, Syakar A. Jangku menjelaskan, para pendiri bangsa (founding father) telah merumuskan Pancasila sebagai dasar negara, dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Ideologi Pancasila, kata dia, sebagai panggung bersama untuk identitas yang berbeda-beda.

Ia mengatakan, keberagaman adalah hukum alam. Oleh karena itu, perbedaan tidak perlu diperdebatkan. Ia menegaskan bahwa, tidak boleh mempersoalkan pilihan orang lain.

“Yang kita persoalkan adalah konsekuensi atas piliha kita. Yang Islam harus rajin ke masjid, yang Katholik harus sering ke gereja,” kata Ketua MUI Kabupaten Manggarai Barat itu.

Hal senada disampaikan Sekretaris FKUB Kabupaten Manggarai Barat, Romo Silvi. Ia mengatakan, tugas kaum klerus adalah bagaimana masyarakat semakin cinta dengan agama dan kepercayaanya.

“Kalau masyarakat sudah taat beragama, maka dengan sendirinya, toleransi, saling menghargai perbedaan akan mudah terwujud,” cetus dia.

Untuk diketahui, kegiatan dialog antar umat beragama ini diinisisasi oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik bersama Pemerintah Desa Siru, dan dihadiri oleh sejumlah tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, serta sejumlah tokoh perempuan. (TIM/BF).

Previous articlePMI Matim Beri Pembekalan Anggota Palang Merah Remaja
Next articleTerima Kasih Kajari Sukoco