BORONG, BERITA FLORES–Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat secara tegas menolak wacana penerapan label wisata halal di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
Kontroversi branding halal untuk wisata Labuan Bajo memang mengejutkan publik NTT, akhir-akhir ini, usai Kementerian Pariwisata melalui Direktur Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo, Shana Fatina menggelar sosialisasi pariwisata halal di Labuan Bajo, pada akhir Selasa, 30 April 2019.
“Tidak ada itu halal. Halal itu bikin ribut. Saya gubernur, itu di tolak ko,” kata Gubernur Viktor kepada wartawan usai menggelar kegiatan Tatap Muka di Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Jumat, 3 Mei 2019.
Gubernur Laiskodat pun mengecam rencana tersebut. Menurut Viktor, menerapkan label wisata halal di Labuan Bajo Flores, dapat menciptakan konflik pada bisnis pariwisata yang bisa merambat ke konflik sosial lainnya.
“Tidak ada wisata halal di NTT. Kalau ada wisata halal berarti yang lain haram dong,” lanjut dia.
Menurut Politikus NasDem itu, dalam bidang pariwisata tidak ada ilmu yang menyebutkan bahwa ada halal dan tidak halal. Namun memang ada segmen yang karena alasan kesehatan dan alasan keyakinan mereka, lebih baik berada pada komunitas-komunitas tertentu. Itu segmentasi, tetapi di dalam pariwisata klaster yang dikenalkan itu adalah klaster sosial ada deluxe tourism, midle class tourism dan social class tourism.
“Social class berarti backpackers. Sementara midle class adalah menengah, sedangkan deluxe itu bintang lima. Di dalam parawisata ilmunya tidak ada halal. Tapi yang ada itu segmen karena alasan kesehatan, keyakinan, dan mereka berada pada komunitas tertentu,” terang Viktor.
Penulis: Efren Polce