LABUAN BAJO, BERITA FLORES-Warga kampung Wae Tulu, Kelurahan Tangge, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluhkan masalah infrastruktur dasar seperti jalan, air minum, dan listrik.
Warga Wae Tulu, Sartini mengatakan, krisis air minum bersih merupakan masalah serius di wilayah mereka. Karena air minum bersih kata dia, adalah kebutuhan pokok bagi setiap warga. Oleh karena itu, pemerintah Manggarai Barat harus segera merespon keluhan sejumlah warga Kelurahan Tangge, Kecamatan Lembor.
“Air minum bersih adalah sumber kehidupan, kebutuhan paling vital sehari-hari manusia. Oleh karenanya, peran pemerintah sangat penting. Pemerintah harus punya kepekaan tinggi melihat masalah warga tentang air minum bersih,” ujarnya kepada Beritaflores.com saat ditemui di kediamannya pekan lalu.
Minimnya perhatian pemerintah, lanjut dia, memaksa warga setempat berupaya meminta bantuan kepada pihak LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Alhasil warga memperoleh sumbangan program air minum bersih dari LSM IBM (Yayasan Insan Mandiri). Yayasan itu pun membantu masyarakat dengan memberikan sumbangan material berupa pasir, semen, dan pipa air. Bila dihitung nominal uang bantuan tersebut ditaksir mencapai Rp40.000.000.
Sartini pun mengucapkan terima kasih kepada pihak LSM IBM karena dengan uluran tangan kemanusiaan mereka masalah air minum bersih di Kelurahan Tangge sedikit bisa teratasi.
“Saya mewakili seluruh warga Wae Tulu mengucapkan terima kasih kepada LSM IBM karena telah membantu kami dalam mengatasi masalah air minum,” ucap dia.
Ia mengakaui bahwa, warga setempat masih memiliki banyak kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan air minum seperti mesin pompa air dari sumber mata air atau hidram. Ia pun berharap bantuan dari dinas terkait pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk menghadirkan mesin pompa air di wilayah mereka.
Warga Kelurahan Tangge juga mengeluhkan masalah jalan rusak. Jalan di wilayah mereka juga mengalami kerusakan parah pada sejumlah titik. Kondisi tersebut dinilai menghambat perputaran roda perekonomi warga.
Warga lainnya, Ali Aba menilai pemerintah kelurahan tidak peka dalam merespon jeritan rakyat. Bahkan selama ini, keluhan warga tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat. Bahkan, pihak kelurahan seolah menutup mata dan telinga mereka sehingga tidak pernah mengakomodir aspirasi masyarakat.
“Karena jalan mengalami kerusakan parah, maka warga berinisiatif mengumpulkan uang lewat swadaya membangun jalan,” jelas Ali.
Ia mengungkapkan bahwa, pemerintah kelurahan tidak peduli dengan jeritan warga, itu terbukti karena belum ada bantuan untuk memecahkan sejumlah masalah di Kelurahan Tangge.
Ali berharap bahwa, pemerintah semestinya harus mengerti dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelayan masyarakat.
Tak hanya masalah air minum dan jalan raya, masalah listrik juga menjadi sorotan warga. Di mana sumbangan listrik kepada warga dalam tiga tahap dinilai tidak adil.
Warga setempat Baharudin Ban mengatakan, bantuan lampu dari kelurahan melalui dusun terjadi asal asalan. Pihak Dusun bahkan tidak pernah melakukan pengecekan atas pelaksanaan program tersebut. Untuk memastikan program tepat sasaran.
“Dulu tahap pertama dan kedua, agak mendingan. Tetapi tahap ketiga ini yang tidak jelas, ada yang dapat, ada yang tidak bahkan ada yang dapat double. Ini kacau, disebabkan tidak jelas fungsi pengecekan dusun terkait hal itu. Saya berharap ke depan, tidak seperti ini lagi,” ujarnya.
Meskipun begitu, lanjut dia, untuk mengatasi sejumlah masalah tersebut, warga setempat terus berkomitmen bekerja secara gotong royong untuk membangun kampung mereka. Warga bahkan membuka jalan dan mengerjakan sumur air secara swadaya karena minimnya perhatian pemerintah Manggarai Barat untuk menyelesaikan masalah jalan, air minum hingga masalah listrik.
Merespon sejumlah keluhan warga, Lurah Tangge, Nuel Sabinus mengatakan bahwa, pemerintah tidak memiliki anggaran untuk mengatasi masalah air minum bersih.
“Kelurahan tidak ada anggaran untuk mengatasi masalah air minum” kata Sabinus kepada Beritaflores.com saat ditemui di kediamannya pekan lalu.
Anehnya, Lurah Tangge, Nuel Sabinus pun tidak mengetahui semua program pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, mulai dari air minum bersih, jalan raya hingga program kelistrikan pemerintah di Kelurahan yang ia pimpin.
“Saya tidak tahu” ujarnya singkat.
Fensi Valentinus/Beritaflores