BORONG, BERITA FLORES — Ranamasa atau Mengge, Desa Golo Munga, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, Flores-Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan sebuah kampung yang masih terisolir. Sebab, hingga kini akses jalan raya menuju kampung ini belum juga dibuka. Kampung ini pun belum mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat maupun daerah karena belum tersentuh pembangunan sama sekali.
Ranamasa terletak di bawah kaki gunung Golo Munga bagian utara. Untuk menuju ke sana, hanya bisa melalui jalan setapak. Kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat belum pernah masuk ke kampung udik ini.
Jika hendak berkunjung ke Ranamasa, harus berjalan kaki dari kampung Laci, Desa Nampar Tabang. Sementara jarak dari Laci menuju Ranamasa sekitar 5 kilometer ditempuh dengan waktu sekitar 2 jam perjalanan.
Baca Juga: Pemerintah Desa Diminta Bangun Jalan Raya Menuju Ranamasa
Namun, medan yang cukup sulit dapat menghambat saat perjalanan menuju kampung berpenduduk sekitar kurang lebih dua ratusan jiwa ini. Bahkan untuk menuju ke kampung ini sulit dilalui pejalan kaki lantaran harus melewati jalan curam.
Jika orang baru hendak berkunjung ke sana, disarankan untuk tidak berjalan sendiri karena harus melintasi hutan lindung Golo Munga. Tentu membutuhkan adrenalin tersendiri bila tak ada yang menemani dalam perjalanan. Bahkan jalan sendiri pada malam hari dengan medan sulit membuat pengunjung sedikit menantang. Tak ada jalan alternatif untuk bisa ditempuh dengan waktu yang singkat.
Untuk bisa mencapai ke sana, naik turun lembah memasuki kawasan hutan lindung Golo Munga terpaksa dilalui. Bahkan membutuhkan energi yang ekstra agar bisa tembus ke kampung ini.
Jika hendak berkunjung ke kampung ini, pejalan kaki disarankan mengenakan sepatu karena banyak terdapat batu cadas bahkan sangat licin di jalan setapak menuju ke kampung terpencil ini.
Saat memasuki hutan lindung Golo Munga, suara air yang mengalir serta suara burung seakan mengantarkan perjalanan kita untuk tiba di kampung berpenghasilan komoditi jenis jambu mete ini.
Di jalan menuju Ranamasa terdapat sebuah mata air alami yang mengalir cukup deras. Namanya Wae Wulang. Nama tersebut dipopulerkan masyarakat setempat. Bila melewati kawasan hutan lindung Golo Munga terdengar suara air yang mengalir cukup deras. Ini pertanda kampung Ranamasa sudah dekat.
Mata air Wae Wulang ini pun digunakan masyarakat sebagai air minum bersih di kampung tua dan bersejarah itu. Mata air Wae Wulang telah menghidupi masyarakat setempat selama puluhan tahun. Bahkan, Wae Wulang telah disalurkan menggunakan pipa untuk kebutuhan air bersih warga di Dampek, Desa Satar Padut, Kecamatan Lamba Leda, wilayah pantai utara Manggarai Timur.
Tanaman komoditi milik masyarakat setempat seperti kemiri, jambu mete menghiasi pinggir jalan sebelum memasuki halaman kampung ini.
Kampung Ranamasa terdapat dua tempat pemukiman warga. Pertama, terdapat di lapangan besar dikelilingi rumah-rumah warga biasa disebut “Golo Wa” (tempat pemukiman penduduk di bagian bawah). Kedua, tempat masyarakat yang bermukim di lereng gunung yang biasa disebut “Golo Eta” (tempat pemukiman penduduk di bagian atas). Dua tempat pemukiman penduduk di Ranamasa itu hidup berdampingan.
Di sana, terdapat beberapa kilo (suku) antara lain; suku pupung, suku reca, suku lantar, suku rengkam dan suku welek. Sementara Gendang dipimpin oleh suku mayoritas yakni suku reca.
Di Ranamasa, terdapat sebuah Sekolah Dasar Inpres (SDI) Mengge tempat anak-anak masyarakat setempat menimba ilmu. Juga sebuah bangunan Kapela (tempat berdoa bagi umat Katolik).
Sementara itu, mata pencaharian penduduk di Ranamasa adalah mayoritas petani. Hasil pertanian mereka dijual ke Reok, ibu kota Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai. Jika para petani ingin menjual hasil komoditi, mereka harus memikul sendiri beban tersebut ke Laci, salah satu kampung yang terletak di ruas jalan Benteng Jawa – Satarteu. Begitu pun jika membeli kebutuhan pokok mereka seperti beras, minyak goreng serta kebutuhan lain dari Reo, mereka harus memikul sendiri tanpa bantuan kendaraan.
Oleh sebab itu, masyarakat Ranamasa sangat membutuhkan akses jalan raya menuju kampung mereka. Pembangunan jalan raya menuju kampung ini menjadi kebutuhan urgen bagi warga. Perekonomian warga Ranamasa bisa mengalami peningkatan bila didukung dengan infrastruktur yang memadai. Saat ini, Pemerintah Desa Golo Munga mengalami hambatan karena sebagian lahan menuju ke kampung ini masuk dalam kawasan hutan lindung.
Untuk itu, Pemerintah Desa Golo Munga, Kecamatan Lamba Leda harus mengantongi dokumen kerja sama terlebih dahulu dengan pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam rangka penggunaan kawasan hutan lindung.
Penulis: Ronald Tarsan