KUPANG, BERITA FLORES – Pemerintah Provinsi NTT mengalokasikan anggaran Rp 250 miliar untuk pembangunan dan perbaikan jalan. Anggaran ini untuk pembangunan dan perbaikan jalan di Amfoang, Kabupaten Kupang.
Selain jalan Amfoang, Pemprov juga mengalokasikan anggaran untuk pembangunan 14 km jalan di wilayah Elar, Kabupaten Manggarai Timur.
“Daerah Amfoang dari dulu tidak pernah merasakan kemerdekaan karena jalannya sangat memprihatinkan. Tahun depan sudah dialokasikan Rp 250 miliar untuk selesaikan jalan ke sana. Apalagi di sana akan dibangun Observatorium lapan yang sangat potensial,” ujar Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi, dilansir Liputan6.com Kamis, 29 November 2018.
Dia mengatakan, persoalan infrastruktur NTT harus ditangani dengan pola kerja baru atau out of box, dalam bahasa modern, dibutuhkan upaya quantum leap atau lompatan luar biasa untuk mengatasi keterbelakangan NTT terutama dalam aspek aksesibilitas.
“Dari 2.650 kilometer ruas jalan provinsi sebagian besar saya istilahkan mati sebelah. Ada kurang lebih 1.650 kilometer jalan provinsi dengan kondisi sangat memprihatinkan. Tidak ada lagi bangun jalan dengan sistem cicil, satu atau dua kilometer tiap tahunnya,” katanya.
Metode Pembangunan
Menurut Josef, cara lain untuk membangun konektivitas infrastruktur jalan adalah kerjasama pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Badan Usaha diminta bekerja kemudian dicicil. Bisa dicicil dari APBD dalam jangka waktu tertentu. Atau pilihan lainnya dengan menjaminkan jalan pada perusahaan dengan cicilannya berasal dari perhitungan penyusustan jalan dan bukan dari APBD.
“Tentu saja perusahaan yang diajak adalah yang bonafit dan yang mau membantu. Untuk ini dibutuhkan kemampuan lobi yang tinggi dan strategi yang cermat dan kami sedang memikirkan peluang ini,” jelas Josef.
Dia menambahkan, di era kepemimpinan Viktor-Josef, sudah bertekad menyelasikan persoalan jalan, listrik dan air, karena merupakan kebutuhan dasar masyarakat dan tidak bisa ditunda.
Menurut dia, banyak yang mencibir dan menganggap dirinya dan Gubernur Viktor Laiskodat berilusi saat bertekad menyelesaikan persoalan jalan provinsi dalam kurun waktu tiga tahun. Selama ini, kata dia, pemprov NTT sudah biasa mengandalkan dana dari APBN dan APBD untuk pengerjaan jalan. Yang belum ada dan belum kita lakukan secara maksimal adalah dengan cara Pembiyaan Proyek Investasi Non Anggaran Pemerintah (Pina).
Pembangunan Infrstruktur merupakan misi ketiga dari lima misi Viktori-Josef harus dilaksanakan secara serius. Karena jalan, jembatan, pelabuhan udara dan laut merupakan unsur aksesibilitas utama dalam mendukung pariwisata sebagai penggerak utama dalam kebangkitan NTT Menuju Sejahtera.
“Harus ada pikiran yang luar biasa atau out of box untuk membereskan persoalan konektivitas ini,” pungkas Josef. (LIPUTAN6/BERITAFLORES).