LABUAN BAJO, BERITA FLORES – Tokoh muda gendang Rareng, Mersi Mance, mengeluarkan pernyataan keras terhadap Pimpinan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ilmu, Doni Parera.
Mance menyebut, setiap kali ada persoalan hukum yang melibatkan seseorang bernama Bonaventura Abunawan, Doni Parera selalu muncul sebagai pembela.
Lantas, Mance lalu mempertanyakan kapasitas Doni Parera sebagai orang LSM. Dimana, Doni, kata Mance, suka menebar narasi provokatif tentang ulayat atau tanah adat Gendang Rareng.
“Saya patut bertanya kepada si Doni ini. Siapa sih Doni Parera ini. Orang asing bagi kami orang Rareng. Saya tidak yakin bahwa si Doni ini orang Manggarai. Bicara seenaknya saja. Seolah-olah dia orang Mbehal. Setiap kali ada persoalan hukum yang dilakukan oleh kelompoknya Bonaventura Abunawan, maka Doni Parera muncul bak pahlawan disiang bolong. Hadir sebagai pembela, dan berkoar-koar di media,” kata Mance.
Mance lalu mengingatkan Doni Parera. Ia berkata, agar Doni Parera perlu berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu yang belum tentu fakta.
Penegasan dimaksud Mace ini juga salah satunya terkait udingan Doni Parera terhadap Polres Mabar soal mengkriminalisasi warga adat Mbehal.
“Saya tahu maksud si Doni itu yaitu memengaruhi pihak penegak hukum, agar pelaku dibebaskan dari jeratan hukum. Doni mengaku sebagai pimpinan dari LSM ilmu. Itu LSM sampah dan tidak jelas,” ujarnya.
Tak hanya Mance, pernyataan keras serupa juga turut dilontarkan oleh Tua Golo Rareng, Belasius Panda.
Dalam pernyataannya, Panda ikut menuding Doni Parera sebagai biang kerok atas sengkarut konflik tanah adat mereka.
Bagi Panda, tudingan yang sengaja dialamatkan kepada LSM Ilmu ini bukan tanpa alasan.
Kata dia, Doni Parera selaku pimpinan LSM Ilmu bersama seorang lainnya bernama Bona Abunawan diduga telah mengklaim sembarangan soal tanah ulayat Rareng yang ada di Lengkong Warang.
Musababnya, terang Panda, setiap kali persoalan tanah ulayat Rareng yang ada di Lengkong Warang selalu muncul LSM Ilmu.
LSM Ilmu pimpinan Doni Parera ini, kata Panda, muncul bak pahlawan di siang bolong ‘membela’ Bona Abunawan. Panda lalu menyebut jika ada yang bermain api dibalik itu.
Tak hanya Mance, , sebut Panda, LSM Ilmu juga turut terlibat dalam kisruh hak ulayat Terlaing yang ada di Lingko Nerot dan Lingko Bale.
“Aneh. Orang ini (merujuk LSM Ilmu Pimpinan Doni Parera) yang tidak ada sangkut-pautnya dengan ulayat kami, kok bikin statement pecah belah,” ujar Panda saat berbicara dengan Beritaflores pada Kamis 18 September.
“Apa tujuan LSM Ilmu campur tangan urusan ulayat Rareng? Ini ulayat kami, bukan ulayat Mbehal yang diklaim Bona dan tidak ada urusan dengan Doni Parera,” Sambungnya menanyakan.
Panda juga dengan tegas mengingatkan jika Gendang Rareng tidak akan pantang surut terhadap bentuk klaim Bona Abunawan yang “diback up” LSM Ilmu atas Lengkong Warang.
“Sampai titik darah penghabisan kami tetap mempertahankannya. Karena itu tanah leluhur kami,” tegasnya.
Terkait tudingan dua tokoh adat Gendang Rareng tersebut, Doni Parera selaku pimpinan LSM Ilmu saat dikonfirmasi via saluran WhatsApp pribadinya irit bicara.
Ia lantas menyebut jika komentar kedua tokoh adat itu ngawur lantaran tidak mengerti soal sehingga disebutnya dungu.
“Saya enggan berkomentar banyak. Karena dari penilaian mereka terhadap kami, saya pahami ini dua dungu yang tidak mengerti soal. Mereka tidak mampu cermati dengan jernih apa yang kami kerjakan, sehingga komentarnya ngawur. LSM Ilmu tidak terpengaruh dengan itu. Kami abaikan orang dungu. Tetap pada komitmen kami pada lingkungan hidup, advokasi masalah2 sosial, dan selalu bersama yang lemah, terpinggirkan, kelaparan dan butuh pendampingan,” singkatnya.**
Penulis: Adrianus Paju dan FS






