BORONG, BERITAFLORES – Desakan terhadap Polres Manggarai Timur untuk segera mengungkap sosok di balik akun palsu Facebook bernama Rugha Boto kian menguat.
Akun itu dituding sebagai biang keladi terjadinya perkelahian antarjurnalis yang mencoreng wajah pers di wilayah itu.
Konflik bermula pada 31 Maret 2025 lalu, ketika akun Rugha Boto mengunggah konten di grup Facebook “Matim Bebas Berpendapat” yang dinilai menyerang pribadi dan keluarga seorang jurnalis lokal Andre Kornasen.
Tidak terima dengan tuduhan itu, Andre bersama saudaranya mendatangi kos Firman Jaya, jurnalis lainnya yang awalnya dicurigai sebagai pemilik akun, dan perkelahian pun pecah.
Firman mengalami luka di bagian wajah dan kasus tersebut telah ditangani oleh Polres Manggarai Timur.
Meski Andre dan saudaranya pernah ditetapkan sebagai tersangka dan berujung damai, sorotan publik kini beralih ke sosok di balik akun provokatif tersebut.
“Ini bukan hanya soal pertikaian antarwartawan. Ini soal bagaimana fitnah digital bisa merusak relasi sosial dan profesional. Polisi harus mengungkap siapa pemilik akun Rugha Boto,” kata tokoh muda Manggarai Timur, Yohanes Gaudensius, kepada wartawan, Senin, 5 Mei 2025.
Desakan juga datang dari komunitas jurnalis lokal dan pegiat literasi digital. Mereka menilai, membiarkan akun palsu semacam itu tanpa konsekuensi hukum bisa membuka ruang bagi penyebaran kebencian dan fitnah yang lebih luas.
“Kita menuntut Polres bertindak profesional dan melibatkan ahli digital forensik. Jangan berhenti hanya pada yang terlihat di permukaan,” ujar Yohanes H. Sahaja, jurnalis setempat.
Ia menegaskan Polisi mesti menelusuri aktor utama pengelola akun tersebut.
” Kelakuan biadab pengelola akun ini yang mengadu domba FJ dan AK. Saya minta polisi mengusut akun pengecut tersebut.”
Kapolres Manggarai Timur, AKBP Suryanto, sebelumnya menyatakan bahwa pihaknya akan mengusut tuntas identitas akun tersebut.
Namun hingga kini, belum ada perkembangan signifikan dalam pengungkapan pelaku di balik Rugha Boto. Polisi menyebut masih dalam tahap penelusuran data digital.
Sementara itu, Firman Jaya yang sempat dituduh sebagai pemilik akun telah membantah dan meminta polisi mencari siapa di balik akun tersebut .
Pakar hukum digital dari Universitas Katolik St. Paulus Ruteng, Laurentius Ni, menilai kasus ini bisa menjadi momentum penegakan hukum terhadap kejahatan digital di daerah.
“Jika akun ini tidak diungkap, ini akan menjadi preseden buruk. Dunia maya bukan tempat bebas untuk menyebar fitnah tanpa identitas,” ujarnya.
Kendati menurut Laurentius, ada keterbatasan fasilitas di Polres untuk mencari aktor di balik akun palsu yang kian meresahkan ini, Laurentius meyakini poles Matim bisa membuka ke publik siapa aktor di balik akun Rugha Boto yang menyebabkan perkelahian antara jurnalis di Manggarai Timur itu.
Untuk diketahui , perdamaian antara Andre dan Firman telah tercapai secara pribadi, tetapi publik Manggarai Timur tampaknya belum puas.
Bagi mereka, akar persoalan masih belum disentuh: siapa pemilik akun Rugha Boto, dan apa motif sebenarnya di balik konten yang mengadu domba itu. (**)
Laporan: Adrianus Paju