RUTENG, BERITAFLORES – Bank NTT kembali menyalurkan bantuan untuk pembangunan Gereja Katolik St. Kamilus Stasi Wae Codi yang berlokasi di Golo Woi, Desa Golo Woi, Kecamatan Cibal Barat, Manggarai.
Diserahkan secara simbolis di halaman Gereja, Rabu 16 April 2025, bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Kepala Bank NTT Cabang Ruteng, Jemmi Romy D. Radjalangu bersama rekannya dan diterima oleh Pastor Paroki Beanio, Romo Maksimus Larung.
Turut terpantau hadir juga, Anggota DPRD Manggarai, Largus Nala dan beberapa orang pengurus gereja setempat.

Berbicara terkait bantuan itu, Romy selaku Kepala Bank NTT Cabang Ruteng mengatakan sebagai bagian dari komitmen Bank NTT peduli dengan berbagi kasih atas proses pembangunan gereja setempat.
“Menyambut Tri Hari Suci perayaan Paskah, kebetulan ini bantuan pertama kali bagi Paroki Beanio dan sesuai permintaan dari paroki, bantuan ini diarahkan ke gereja stasi Wae Codi”, katanya.
Selain uang tunai, kata Rommy, bantuan lain yang telah disalurkan dalam proses pembangunan gereja itu berupa semen dan sink sebagaimana dengan permintaan yang diterima pihak Bank NTT.
“Jadi, apa yang dibutuhkan paroki, itu yang kemudian kita salurkan dan tentunya bantuan yang disalurkan itu juga harus sesuai dengan kondisi keuangan kami di Bank NTT Cabang Ruteng”, terangnya.
Gencar Beri Bantuan, Bank NTT Unjuk Komitmen Terlibat Bangun Daerah
Sebagai satu-satunya Bank daerah yang hadir dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Nusa Tenggara Timur, Bank NTT menunjukan komitmennya melayani masyarakat NTT dengan lebih sungguh.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bantuan yang salurkan Bank NTT dalam proses pembangunan gereja di hampir seluruh wilayah NTT.
Sejak beroperasi di Kabupaten Manggarai saja, Bank NTT mengakui telah turut terlibat membantu pembangunan Gereja di hampir seluruh daerah.
Di bidang itu khususnya, bantuan yang disalurkan pun sangat beragam. Ada yang berupa material bangunan, sarana air bersih seperti tandon serta perlengkapan ibadah, termasuk uang tunai.
“Ini kami sudah mulai sejak 2021. Untuk di Kabupaten Manggarai atau gereja bawah lingkup keuskupan Ruteng atau kevikepan Reo, sudah hampir semua dibantu Bank NTT”, ucap Romy.
“Kami memandang begini, Bank NTT sebagai pelopor penggerak ekonomi daerah, tentu ini menjadi bagian kepedulian kami terhadap lingkungan sosial dimana kami berada dan itu juga jadi konsen kami. Tentu, dari banyaknya kebutuhan yang mesti dipenuhi, Bank NTT setidaknya ikut mengabil sebagian kecil dari itu sehingga menjadi spirit untuk sama-sama kita membangun daerah. Kami ingin bersinergi, berkolaborasi dalam menggerakan ekonomi masyarakat”, sambung Romy.
Sementara itu, Pastor Paroki Beanio, Romo Maksimus Larung menyampaikan terima kasih atas bantuan pihak Bank NTT yang diterima.
“Sumbangan ini merupakan kasih tuhan yang salurkan melalui Bank NTT, jadi kami merasa bersyukur sekali”, katanya.
Walau Gereja tersebut rampung sekaligus telah diresmikan oleh Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat, pada Minggu 12 Januari 2025, namun Romo Maksimus turut menyebut jika hutang material atas pembangunan gereja masih tertunggak mencapai 60 jutaan rupiah.
“Gereja ini memang sudah selesai dibangun, sudah diresmikan, tetapi masih ada beban-beban yang mesti kita selesaikan”, ucap Romo Maksimus.
Diketahui, gereja yang dibangun di atas lahan dengan luas sekitar 150×300 meter persegi ini masih menjadi gereja perbantukan atau stasi dari gereja paroki induk di Beanio, wilayah paroki induk ini berjarak sekitar belasan kilometer dari lokasi gereja Stasi Wae Codi.
Disinggung soal peningkatan status dari stasi ke paroki lantaran jaraknya cukup jauh dari lokasi gereja paroki induk, Romo Maksimus mengatakan jika itu kewenangan Keuskupan.
“Kewenangan untuk menentukan apakah paroki Beanio akan dimekarkan, itu menjadi kewenangan pihak keuskupan Ruteng. Tetapi kemudian kita dimintai pertimbangan soal itu, pasti. Tetapi kewenangan itu tetap menajadi kewenangan keuskupan”, ucapnya.
Senada disampaikan Anggota DPRD Manggarai, Largus Nala, yang juga ikut mengambil bagian dalam proses penyelesaian pembangunan gereja di kampung halamannya itu.
Arlan berkata, meski pembangunan fisiknya telah selesai dikerjakan, namun masih terdapat banyak hal yang menjadi tanggung jawab umat stasi untuk menyelesaikan, termasuk mencari cara menyelesaikan hutang-hutang pembangunan. Karenanya, lanjut Arlan menerangkan, campur tangan pihak Bank NTT sudah menjadi harapan.
“Dengan demikian, kehadiran Bank NTT saat ini menjadi keberuntungan bagi kami selaku umat stasi wilayah ini”, kata politisi muda dan juga mantan Jurnalis di Manggarai itu.
Arlan menerangkan jika awal mula pendirian gereja tersebut sudah direncanakan sejak tahun 2016 lalu.
Walau demikan, keterbatasan dana tetap menjadi penghambat utama sehingga proses pelaksanaan pembangunan baru mulai dikerjakan hingga rampung selama tahun 2024.
Mulanya, terang Arlan, proses pembangunan itu hanya bermodalkan swadaya umat, namun dengan berjalannya waktu sudah muncul tangan-tangan donatur hingga proses pembangunan itu selesai juga.
“Mulanya memang begitu banyak hambatan terutama terkait dengan biaya. Tetapi dalam perjalanan mulai ada donatur dan hampir lebih dari 50 persen proses pembangunannya melibatkan para donatur, salah satunya Bank NTT saat ini”, terangnya. (**)
Laporan: Andy Paju