Ruteng, Beritaflores.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) NTT, memantau pergerakan bibit siklon tropis 93S berada di Samudra Hindia selatan NTB (15.5°LS, 116.4°BT) dengan kecepatan angin maksimum 46 km/jam dan tekanan udara minimum 1001 hPa.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega, Ruteng, Manggarai, bibit siklon ini diprediksi bergerak ke barat-barat daya menjauhi Indonesia sehingga posisi bibit siklon 93S saat ini berada di luar wilayah tanggung jawab pusat peringatan dini siklon tropis Tropical Ciclone Warning Center (TCWC) Jakarta.
“Potensi maksimum berkembang menjadi siklon tropis sebesar 25% dengan kecepatan angin 25 knot (46 km/jam pada 9-10 Desember. Potensi berkembang menjadi siklon tropis dalam 24-48 jam dinilai sedang, tetapi dalam 72 jam ke depan dinilai rendah”, tulis BMKG.
Bibit siklon 93S ini memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan dampak langsung terhadap gelombang di wilayah Indonesia dalam 24 jam kedepan yaitu tanggal 9-10 Desember pukul 20.00 WITA.
Adapun dampak yang ditimbulkan berupa; hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai dengan angin kencang di wilayah NTT dan Maluku bagian selatan serta tinggi gelombang 1,25–2,5 m (Moderate Sea) Perairan Selatan Kupang-Pulau Rote, Samudra Hindia Selatan Kupang-Pulau Rote, dan Laut Arafura bagian barat.
BMKG juga menginformasikan munculnya bibit siklon tropis 94S. Bibit siklon ini tumbuh dari gangguan tropis (Suspect Area) yang sebelumnya di Laut Timor (15.5°LS, 116.4°BT), barat daya Kepulauan Tanimbar, dengan kecepatan angin maksimum 28 km/jam dan tekanan udara minimum 1005 hPa.
Pola sirkulasi lemah dan diprediksi tidak bertahan hingga 24 jam. Potensi menjadi siklon tropis dalam 24-72 jam tetap rendah.
Adapun dampak Cuaca yang ditimbulkan bibit siklon ini pada 9-10 Desember 2024 diantaranya; hujan sedang-lebat disertai angin kencang di NTT dan Maluku bagian selatan dan tinggi gelombang 1,25–2,5 m (Moderate Sea): Perairan Selatan Kupang-Pulau Rote, Samudra Hindia Selatan Kupang-Pulau Rote dan Laut Arafura bagian barat.
BMKG mengimbau terutama kepada masyarakat yang beraktivitas di laut wilayah terdampak agar tetap waspada dan terus memantau informasi resmi BMKG untuk pembaruan lebih lanjut. (*)
Penulis: Andy Paju