RUTENG, BERITA FLORES – Berkat kesuksesan dalam menangani program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang Berkesetaraan Gender dan Inklusi Sosial (STBM-GESI) sejak 2018 hingga 2022, kini Plan Indonesia mendapat perpanjangan kerja sama dari Pemda Manggarai selama dua tahun ke depan hingga 2024 mendatang.
Provincial Coordinator Project Water for Woman Yayasan Plan International Indonesia, Juliani F. Talan, mengatakan dalam rancangan tahun 2023-2024, Plan Indonesia akan memperkuat isu ketahanan iklim dalam penyusunan program kerja STBM-GESI untuk kelompok kerja air minum dan penyehatan lingkungan (Pokja AMPL), sanitarian, dan promosi kesehatan (Promkes) pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Manggarai.
“Kami diberikan kesempatan untuk extencion dua tahun karena capaian dan keberhasilan dari teman-teman. Jadi project kita ditambahkan dua tahun lagi tapi kita tidak hanya bicara STBM-GESI, melainkan STBM-GESI berketahanan iklim,” papar Juliani.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan program STBM-GESI yang berketahanan iklim, kata Juliani, maka pokja AMPL, sanitarian, dan promkes puskesmas Kabupaten Manggarai perlu memiliki suatu konsep pemahaman yang sama tentang ketahanan iklim.
Adapun langkah awal yang dilakukan Plan Indonesia untuk menyiasati capaian target program STBM-GESI yang berketahanan iklim 2023-2024 adalah memberikan training ketahanan iklim bagi pokja AMPL, sanitarian, dan promkes puskesmas di Kabupaten Manggarai.
Ia menguraikan, pelaksanaan kegiatan training itu bertujuan agar peserta mengetahui apa itu perubahan iklim, dampak perubahan iklim bagi isu sanitasi, dan bagaimana beradaptasi terkait perubahan iklim dalam isu WASH (air, sanitasi, dan kebersihan).
“Peserta dapat menggunakan modul Climate Chance Resilience for Inclusive Wash (CCRIW) atau ketahanan perubahan iklim untuk sarana sanitasi yang inklusif dan melakukan pemicuan CCRIW di tingkat masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, menyepakati rencana tindak lanjut terkait implementasi kegiatan STBM GESI berketahanan iklim yang terintegrasi dalam program kerja pokja AMPL, sanitarian, promkes puskesmas, serta menyepakati jadwal pemicuan di tingkat kecamatan, kelurahan, dan desa.
“Pelatihan ini diadakan untuk meningkatkan kapasitas bagi pokja AMPL, sanitarian, dan promkes puskesmas terkait isu ketahanan iklim dalam STBM GESI,” harap Juliani.
Dari pantauan wartawan, hadir sebagai peserta dalam kegiatan tersebut antara lain, perwakilan masing-masing 1 orang dari OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Kabupaten Manggarai, perwakilan promkes sebanyak 36 orang dari 18 puskesmas, dan perwakilan dari kelompok anak muda.
Sebagai informasi, berkat kerja sama dengan Plan Indonesia, saat ini Kabupaten Manggarai telah mendapatkan sejumlah penghargaan dari Kementerian Kesehatan RI terkait pencapaian STBM.
Salah satu diantaranya ialah Kabupaten Manggarai mendapatkan penghargaan dimensity yang terbaik untuk STBM di seluruh Indonesia.
Di samping itu, dari lima pilar indikator pencapaian STBM, Kabupaten Manggarai saat ini menjadi satu-satunya kabupaten di NTT yang telah mencapai secara tuntas 100% untuk pilar pertama dan pilar kedua.
Adapun lima pilar indikator pencapaian STBM itu terdiri dari, pertama, stop buang air besar sembarangan (BABS). Kedua, cuci tangan pakai sabun (CTPS). Ketiga, pengolahan air minum dan makanan dengan benar. Keempat, pengolahan sampah rumah tangga. Dan ke lima, pengolahan limbah cair rumah tangga agar tidak mencemari lingkungan.
Penulis: Heri Mandela