RUTENG, BERITA FLORES – Pagi itu mendung disertai hujan gerimis. Meski begitu, semangat Elvis tampak tidak surut untuk menjelajahi wilayah Satar Mese Raya, Kabupaten Manggarai, Flores-Nusa Tenggara Timur (NTT) Selasa, 21 Desember 2021.
Pemilik nama lengkap Elvis Angliwarman selaku Distributor Pupuk Subsidi dan Non Subsidi PT Petrokimia Gersik dan Obat-obatan, tidak sendiri bertandang ke wilayah bagian selatan Manggarai itu.
Ia bersama rombongan Supplier Pupuk Petrokimia Gersik dan Supplier Obat-obatan bersiap-siap menjelajahi wilayah Desa Wongka. Kegiatan ini dalam rangka menggelar Sosialisasi Pembiayaan Ekosistem Pertanian kepada sejumlah kelompok tani (Poktan) di wilayah itu.
Perjalanan dengan rute dari Kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai menuju Iteng, ibu kota Kecamatan Satar Mese pun dimulai tepat pukul 11.13 waktu setempat. Rombongan menggunakan dua mobil bermerk Daihatsu Terios menyusuri lembah, bukit dan sungai hingga tiba di Desa Wongka.
Meski jalan tanjakan membelah Gunung Golo Lusang begitu mulus. Namun, berbeda sesaat memasuki wilayah Iteng, ibu kota Kecamatan Satar Mese. Badan terus bergerak tak beraturan lantaran melewati jalan rusak yang berlubang.
Tiba di Iteng, sempat berhenti sejenak untuk bertanya cabang menuju Desa Wongka, lokasi kegiatan. Maklum, baru masuk pertama kali ke wilayah ini. Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju desa di ujung barat pantai selatan itu. Tiba di sana, tepat pukul 14.05 waktu setempat.
Rombongan distributor dan supplier pupuk menjelajahi wilayah pantai selatan Manggarai bertujuan menggelar sosialisasi Pembiayaan Ekosistem Pertanian di Villa Molas, yang terletak di Kenjoruk, Desa Wongka, Kecamatan Satar Mese Barat, Selasa, 21 Desember 2021.
Hadir lebih awal pada acara ini antara lain, Plt Kadis Pertanian Kabupaten Manggarai, Hendrik Rana Rora; Asisten II Setda Manggarai, Yosep Mantara; Officer Kredit Bank NTT Cabang Manggarai, Yeremias Jelahu bersama pegawai Bank NTT, dan Sekretaris Camat Satar Mese Barat, Ignasius Huwa.
Hadir juga pada kesempatan itu antara lain, Distributor Pupuk Subsidi dan Non Subsidi PT Petrokimia Gersik dan Obat-obatan PT Petrosida Gersik, Elvis Angliwarman; KPD NTT, Moh. Shohib; PPD (Petugas Penjualan Daerah), Indrawan Djaelani.
Milenial Diajak Jadi Petani Modern
Pada kesempatan itu, seorang pengusaha muda, Elvis Angliwarman mengajak kaum milenial untuk menjadi petani modern. Elvis juga bertekad mengajak kaum milenial agar berkecimpung di bidang pertanian.
“Apabila saat ini petani kita hanya bisa mengolah sawah, ke depan kita harus bisa mengolah hortikultura dan buah buahan,” ujarnya.
Pengurus Hipmi dan Kadin Manggarai itu juga menekankan agar tidak boleh menjadi petani masa lalu, akan tetapi harus menjadi petani modern. Ia menguraikan, bayak orang kaya di negara-negara barat bisa sukses karena menekuni profesi sebagai petani.
“Saya mengajak anak milenial untuk kembali ke kampung membuka lapangan pekerjaan di bidang pertanian sehingga bisa menyerap tenaga kerja. Prinsip saya lebih baik kita mulai hari ini dari pada tidak memulai sama sekali,” kata Owner Kopi dari Hati itu.
Ia berharap ada pengusaha muda datang dari kampung. Selama ini kata dia, secara dominan orang di kota saja yang bisa menjadi pengusaha hebat. Menurut Elvis, stigma tersebut mesti dipatahkan dengan cara menciptakan pengusaha hebat yang berasal dari kampung.
“Kita ingin berbuat suatu hal positif dengan mengajak kaum milenial Manggarai agar bisa bermanfaat bagi orang lain. Gagasan ini membentuk petani modern ini bertujuan untuk kemajuan bersama dan kesejahteraan masyarakat secara umum,” pungkas dia.
Plt Kadis Pertanian Kabupaten Manggarai, Hendrik Rana Rora dalam sambutannya mengatakan, wilayah Provinsi NTT sangat berpotensi mengembangkan pertanian lahan kering. Karena itu, pertanian lahan kering seperti jagung perlu dikembangkan di daerah itu.
“Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) adalah salah satu program Gubernur NTT. TJPS adalah sebagian jagung bisa dikonsumsi dan sebagiannya lagi bisa dijual untuk membeli sapi. Bila petani memiliki luas lahan satu hektare, maka hasil produksi bisa mencapai lima ton,” terang dia.
Ia menambahkan salah satu daerah sasaran program ini adalah Kabupaten Manggarai yang mendapat alokasi TJPS seluas 300 hektare dengan empat pendamping tenaga teknis. Petani juga akan difasilitasi berupa benih, pupuk, dan obat.
“Bila merujuk harga jagung acuan pemerintah sebesar Rp3.150 per kilogram maka 5 ton pipilan kering atau sebesar 5.000 kilogram. Petani bisa meraup pendapatan 5.000 kg X Rp3.150 sehingga pendapatan petani sebesar Rp15.750.000 sekali panen,” ungkap dia.
Officer Kredit Bank NTT Cabang Manggarai, Yeremias Jelahu mengatakan pihaknya siap memberikan pinjaman kredit kepada Poktan. Kelompok tani kata dia, mendapat kemudahan bila mengajukan pinjaman di Bank NTT. Tak hanya itu, pelayanan kepada nasabah juga sangat cepat dan murah khususnya untuk Poktan.
“Kredit ini sangat cocok untuk bapak ibu sekalian. Kenapa sangat mudah karena tidak membutuhkan jaminan,” ujarnya.
Ia menjelaskan kredit Bank NTT juga memiliki ansuransi, sehingga apabila terjadi bencana seperti banjir, hama, dan longsor bisa ditanggung ansuransi. Ansuransi ini bertujuan bila petani mengalami gagal panen.
KPD NTT PT Petrosida Gersik, Moh. Shohib mengajak para petani untuk menggunakan produk berupa pupuk maupun obat-obatan dari perusahaan BUMN PT Petrosida Gersik.
“Pupuk ini seperti nasi. Pemberian pupuk harus berimbang,” pungkas dia.
Petani pun disarankan menggunakan obat-obatan produk PT Petrosida Gersik untuk membunuh hama hingga rumput yang dapat menghambat tanaman padi maupun jagung sebagai komoditi andalan petani.
Hal serupa juga disampaikan PPD (Petugas Penjualan Daerah), PT Petrokimia Gersik, Indrawan Djaelani. Pada kesempatan itu, dirinya mengajak petani untuk menggunakan pupuk produk perusahaan BUMN itu.
Ia juga mengajak petani untuk menggunakan pupuk non subsidi karena pupuk subsidi mengalami keterbatasan alokasi dari pemerintah pusat. Petani kata dia, harus menggunakan pupuk untuk mengembalikan unsur hara tanah.
“Dosis yang paling tepat disarankan dalam pemupukan adalah 5.3.3. Artinya 500 gram petroorganik, 300 gram ponska, dan 300 gram pupuk urea. Dosis ini baru bisa mendapatkan hasil yang maksimal,” pungkas dia.
Usai kegiatan itu, rombongan diajak untuk makan siang bersama owner Villa Molas, Pius Gampur. Rombongan disuguhkan ikan bakar dan ikan kuah hasil tangkapan nelayan dari laut pantai selatan Manggarai. Selain makanan khas, rombongan pun disuguhkan kopi panas khas Manggarai. Tak kalah menarik rombongan disuguhkan dengan view yang menarik dan mengesankan.
Tampak Pulau Mules yang terletak bersebelahan dengan wilayah Desa Wongka, begitu indah kala dipandang dari halaman Villa Molas. Indah dan menakjubkan. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan Pulau Mules dari kejauhan saat dipandang dari lokasi Vill Molas.
Silih berganti rombongan ber-selfie ria berlatarkan Pulau Mules yang terletak di Desa Nuca Molas, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Flores. Perjalanan yang melelahkan dari Kota Ruteng menuju Villa Molas, Desa Wongka terbayar dengan lunas.
Berdasarkan informasi yang diperoleh wartawan, meski sebelumnya Bupati Manggarai, Heribertus G.L. Nabit dijadwalkan mengikuti kegiatan ini. Namun kehadirannya ditunda sehari setelahnya karena cuaca buruk ketika pesawat mendarat dari Kupang-Ruteng pada Selasa pagi, (21/12).
Bupati Hery kemudian mengikuti kegiatan Launching Penanaman Jagung secara simbolis di Desa Wongka pada Rabu, 22 Desember 2021. Agenda ini digelar usai Bupati Hery menunda sehari sebelumnya karena pesawat yang ditumpanginya dari rute Kupang-Ruteng tak bisa mendarat karena cuaca buruk. (Ronald Habe/RED).