RUTENG, BERITA FLORES – Apotek Omega, sebuah toko obat di kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT membantah jika pihaknya telah menjual obat dengan harga yang sangat tinggi. Harga jual obat disesuaikan dengan harga yang dibeli dari distributor.
Hal itu disampaikan oleh pihak Apotek Omega menyusul adanya informasi atau keluhan seorang pelanggan terkait mahalnya harga obat Stesolid di Apotek tersebut.
Apoteker Penanggung Jawab, Apotek Omega, Theodorik Erik Nara, S.Farm, Apt mengungkapkan benar bahwa pada tanggal 6 Juli lalu ada pelanggan yang datang membeli obat Stesolid di Apotek Omega. Namun Erik membantah pihaknya memasang harga terlampau tinggi untuk mencari keuntungan lebih.
“Memang kalau dibandingkan dengan obat yang di rumah sakit pasti berbeda. Karena kami di sini jual sesuai dengan faktur belinya dari distributor,” ungkap Erik kepada wartawan Sabtu, 10 Juli 2021.
Erik menjelaskan, Harga Eceran Tertinggi (HET) Stesolid sebenarnya hanyalah Rp33.000,00. Namun pihaknya membeli obat tersebut dari distributor atau Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang berada di kota Kupang dengan harga sebesar Rp118.900,00. Harga tersebut ditambah dengan PPN sehingga diakumulasi menjadi Rp130.000,00.
“Kami hanya mengambil untung Rp20.000,00,” katanya.
Erik mengatakan, tidak hanya stesolid, besaran harga setiap obat di apotek Omega berdasarkan harga saat dibeli dari dari distributor. Karena distributor yang beli ke pabrik. Pabrik yang memasang label HET pada obat. “Sedangkan kami beli dari mereka. Jadi kalau mereka kasihnya ke kami dengan harga segitu maka tambah sedikit, ya kami juga cari untung,” tambahnya.
Erik membatah jika harga obat yang dijualnya menjadi naik karena kondisi pandemi Covid-19. Ia menjelaskan, antara sebelum dan sesudah pandemi sampai sekarang harga obat masih relatif sama. Bahkan beberapa waktu lalu, Apotek Omega didatangi oleh Satres Narkoba Polres Manggarai untuk melakukan pengecekan harga obat. Namun tidak ada kendala atau masalah yang ditemui.
Secara kebetulan kata dia, secara nasional ada fenomena kenaikan harga obat melambung tinggi karena pandemi Covid-19. Namun kenyataan yang terjadi bukanlah karena demikian sebab tidak semua apotek yang menjual obat stesolid.
“Jadi di rumah sakit tidak mungkin juga stesolid mereka itu dijual dengan harga Rp50.000,00. Mungkin ada tapi anti kejang yang lain atau vitamin generik. Itu bisa barangkali. itu hanya valium saja. Kalau stesolid itu sudah lama harganya segitu,” terangnya.
Sementara itu, Pemilik Saran Apotek (PSA) Omega, dr. Pius Kandar mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan keluhan dari pelanggan yang langsung menyampaikan persoalan tersebut kepada media massa. Menurut dia, hal tersebut tidak mencerminkan itikad baik dari para pembeli.
Padahal kata dia, setiap pagi Apotek Omega ramai dikunjungi oleh para pasien dari RSUD dr Ben Mboi Ruteng. Pasien yang datang sering berkonsultasi berkaitan dengan sakit yang diderita termasuk mengenai harga obat.
“Kenapa dia tidak tanya di sini mengenai harganya. Orang lain kan tanya. Bapak ko ini mahal? supaya kami bisa jelaskan. Itu baru kalau dia berkehendak baik,” kata dr. Pius.
Menurut dr. Pius, cara pelanggan tersebut seolah tidak berniat membangun relasi yang baik antar sesama. Terutama dirinya sebagai dokter dan pihak yang menjadi keluarga pasien. Bahkan kata dia, jika dilihat dari sisi kemanusiaan, keluarga pasien atau pembeli obat harusnya berpikir dan berterima kasih. Sebab obat yang dibutuhkan ada, ditemukan dan dijual di apotek Omega.
“Padahal kalau mau runut kami sudah menolong dia. Sudah satu hari penuh ia cari obat ini. Keliling semua apotek di Kota Ruteng. Hari kedua ada yang arahkan coba ke Apotek Omega, biasanya di sana ada,” tuturnya.
Oleh karena itu kepada masyarakat dr. Pius berharap, jika pada saat membeli obat, harganya dianggap janggal maka sebaiknya langsung bertanya kepada pihak apotek. “Supaya kami bisa memberikan penjelasan. Kalau seperti ini jadinya kami juga yang dirugikan. Masyarakat juga jadi dirugikan,” tutupnya. (RED).