RUTENG, BERITA FLORES – Pemerintah Desa Latung, Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memberikan bantuan sarana CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) kepada warga desa.
Penjabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Latung, Markus Mantul mengatakan, bantuan tersebut bertujuan melaksanakan 5 pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Terutama pilar ke dua yakni CTPS di waktu penting; sebelum dan sesudah makan, setelah dari toilet dan sebelum menyusui anak.
Markus menjelaskan, meski sebelumnya sesuai kesepakatan dengan masyarakat telah membuat sarana CTPS secara mandiri dengan menggunakan barang bekas. Namun hasilnya tidak maksimal. Untuk itu, pemerintah desa bersama masyarakat bersepakat untuk mengalokasikan Dana Desa (DD) melakukan pengadaan sarana CTPS.
“Kebetulan ada peluang dari Dana Desa. Makanya kita melakukan pengadaan CTPS sebanyak 278 unit, lalu dibagikan kepada setiap rumah warga dan rumah gendang (adat),” ujarnya.
Markus mengungkapkan, pengadaan sarana CTPS tersebut bersumber dari Dana Desa Latung tahun 2021. Ia menjelaskan, khusus untuk beberapa rumah adat diberikan sebanyak dua unit sarana CTPS, karena digunakan oleh masyarakat umum.
Markus menambahkan, sedangkan di sejumlah fasilitas umum lainnya seperti di sekolah, kapela (tempat ibadat umat Katholik), sarana kesehatan seperti Pustu sampai saat ini belum diberikan bantuan dari desa karena keterbatasan anggaran.
Ia mengakui bahwa, selama ini pihaknya menghadapi sejumlah kendala dalam rangka mengubah perilaku masyarakat untuk membiasakan diri menjalankan hidup bersih.
“Kendalanya sumber daya manusia (SDM) masyarakat yang masih sangat rendah. Selain itu juga, desa kami mengalami krisis air bersih,” ungkap dia.
Untuk mengatasi masalah air bersih, jelas dia, saat ini masyarakat harus merogoh kocek membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. “Kalau sementara warga membeli air bersih per tangki dengan harga Rp100 ribu untuk 1000 liter,” jelas dia.
“Kami berharap bantuan dari Pemda Manggarai maupun Pemprov NTT untuk bisa mengatasi masalah krisis air bersih di Desa Latung,” harap dia.
Camat Cibal Barat, Karolus Mance mengatakan, pembagian sarana CTPS ini merupakan komitmen pemerintah Kecamatan Cibal Barat dan Desa sekecamatan Cibal Barat untuk menyukseskan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan sekaligus secara simultan mencegah penyebaran pandemi Covid 19.
“Dengan adanya sarana CTPS ini, masyarakat bisa mencuci tangan di air mengalir apabila keluar masuk rumah di saat pendemi seperti saat ini,” ujarnya kepada wartawan melalui WhatsApp Rabu, 9 Juni 2021.
Sementara itu, Field Officer Yayasan Plan International Indonesia, Opi Palaipeni mengapresiasi komitmen pemerintah Desa Latung maupun pemerintah kecamatan Cibal Barat dalam rangka melaksanakan salah satu pilar STBM yakni CTPS. Hal itu dibuktikan dengan komitmen Camat Cibal Barat dan Pjs Desa Latung dengan mengalokasi anggaran untuk pengadaan sarana CTPS setiap rumah warga.
“Poin yang ditonjolkan di Desa Latung itu sebelumnya ada sarana yang dimiliki oleh masyarakat sendiri dengan menggunakan jerigen dan bahan bahan bekas lainnya. Tetapi tidak efektif sehingga pemerintah desa mengadakan sarana CTPS,” ujarnya.
Opi mengungkapkan, setelah ada sarana CTPS ini, pemerintah desa mewajibkan masyarakatnya yang datang menerima bantuan sarana CTPS untuk menyediakan tempat sampah di rumah. Apabila tidak memiliki tempat sampah, maka tidak bisa menerma bantuan tersebut.
Lebih lanjut Opi menjelaskan, Desa Latung merupakan Desa Pilot Project Plan Indonesia. Untuk itu, pihak Plan Indonesia telah melakukan sejumlah upaya mendorong masyarakat untuk melaksanakan lima pilar STBM terutama CTPS seperti sosialisasi, pemicuan, kunjungan rumah atau monitoring.
“Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengubah poli pikir atau perilaku masyarakat agar membudayakan hidup bersih dengan menerapakan 5 pilar STBM,” tegas Opi.
Kunci Keberhasilan
Opi mengungkapkan, kolaborasi merupakan kunci utama dalam rangka melaksanakan lima pilar STBM. Tentunya kata dia, dengan melibatkan semua elemen di tingkat desa seperti tokoh adat, tokoh agama, tim STBM, aparat desa dan stakeholder lainnya.
“Kami melatih Tim STBM Desa yang berjumlah 15 sampai 20 orang untuk melakukan edukasi kepada masyarakat tentang lima pilar STBM,” pungkas Opi. (R11/RED).