BORONG, BERITA FLORES– Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, berkomitmen akan memperkuat ketahanan pangan. Salah satunya mengembangbiakan tanaman sorgum sebagai sumber ketahanan dan kemandirian pangan lokal agar tanam tersebut akan menjadi makanan pokok.
Dimana, sorgum dahulunya merupakan sumber karbohidrat utama warga Manggarai. Namun beberapa tahun terakhir tanaman tersebut pun nyaris punah.
Untuk itu, sebagai langkah positif untuk mewujudkan tekad tersebut, Pemda Matim bersinergi dengan Keuskupan Ruteng melalui Paroki St, Damian Bea Muring, Yayasan Ayo Indonesia dan Yayasan Keanekaragaman Hayati Jakarta.
Hal tersebut disampaikan Bupati Manggarai Timur Agas Andreas saat menghadiri kegiatan Semiloka Multipihak tentang pengembangan pangan alternatif sorgum di kabupaten Manggarai Timur bertempat di Paroki St. Damian Bea Muring, Desa Leong, Kecamatan Lamba Leda Selatan pada kamis 18 Maret 2021.
Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah Pastor Paroki St. Damian Bea Muring, Yayasan Ayo Indonenisia Tarsis Humarli, Kepala Dinas Pertanian Yohanes Sentis dan sejumlah anggota DPRD.
Pada Kesempatan tersebut Bupati Agas mengatakan, tanaman sorgum telah dikenal oleh orang Manggarai Timur pada tahun 1970-an. Saat itu tanaman ini sangat berkembang. Namun ditengah, perkembangan zaman tanaman sorgum dianggap bukan sebagai makanan pokok.
“Tanaman sorgum ini merupakan makanan yang bergizi. Selain itu, sorgum ini mempunyai nutrisi tinggi, misalnya mengatasi penyakit diabetes dan gula. Karena itu, untuk mempertahankan ketahanan pangan kita harus mengembangkan tiga jenis tanaman yang bervariasi yakni padi, jagung dan sorgum,” kata Bupati Agas kepada sejumlah awak media saat memberikan keterangan pers.
Oleh karena itu, kata Bupati Agas, sebagai upaya menjaga ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan nasional dan daerah, pengembangan pangan lokal seperti sorgum ini akan terus kembangkan di Matim yang mempunyai banyak lahan kering, di mana sangat cocok untuk budi daya tanaman tersebut.
“Nanti kita akan bekerja sama dengan LSM, Gereja, untuk membuat peta jalan, misalnya dari proses budidaya sampai ke tahap pemasaran, jika melebihi dari kebutuhan dalam rumah tangga. Karena, kita baru memulai,” ujarnya.
Pantauan wartawan, Pemda Matim melalui Dinas Pertanian Menyerahkan satu unit mesin penggilingan sorgum.