RUTENG, BERITA FLORES – Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Benny Kabur Harman (BKH) memberikan bantuan benang untuk membuat tenun songket khas Manggarai kepada warga Desa Ruang, Kecamatan Satar Mese Utara, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT pada Senin, 30 November 2020. Bantuan ini dalam rangka mendukung industri kreatif, sehingga dapat meningkatkan ekonomi warga setempat.
Pantuan Beritaflores.com, BKH mendatangi kampung Ruang, Desa Ruang didampingi Anggota DPRD Provinsi NTT Fraksi Demokrat, Boni Jebarus (Bonjers) dan Anggota DPRD Kabupaten Manggarai Fraksi Demokrat, David Suda. BKH bersama rombongan tiba sekitar pukul 11.33 waktu setempat. Sebelum melakukan penyerahan bantuan benang kepada warga, BKH terlebih dahulu menggelar kegiatan sosialisasi Empat Pilar Bangsa di desa itu.
Pada kesempatan itu, BKH membagikan benang untuk menenun selembar kain songket khas Manggarai. Benang diberikan secara simbolis kepada masing-masing 10 orang warga sebagai penenun di Desa Ruang. Penerima bantuan untuk Desa Ruang sendiri total sebanyak 103 orang. Sementara total benang yang akan dibagikan sebanyak 1200 orang warga. Bantuan tersebut juga menyasar sebanyak 21 desa dari 5 kecamatan seperti Kecamatan Satar Mese, Satar Mese Barat, Satar Mese Utara, Cibal, dan Kecamatan Reok.
BKH mengatakan, pihaknya memberikan bantuan benang untuk satu lembar kain songket kepada setiap penenun, sehingga penerima manfaat bisa menggunakan untuk menenun kain songket khas Manggarai maupun menenun kain khas Satar Mese. Pemberian bantuan tersebut dilakukan kata dia, setelah melihat secara lansung keadaan ekonomi warga di desa-desa yang terdapat di wilayah Flores, Alor dan Lembata sebagai daerah pemilihan (Dapil) NTT 1. Ia menuturkan, bantuan tersebut bukan hanya diberikan kepada masyarakat Manggarai Raya, akan tetapi menyasar kepada seluruh masyarakat mulai dari Alor, Lembata hingga warga Pulau Flores pada umumnya.
“Saya datang minum kopi sama-sama dan makan ubi sama-sama, sehingga saya bisa melihat kondisi masyarakat di kampung-kampung,” ujarnya di hadapan warda Desa Ruang.
Karena itu, ia mengaku, tergerak hati untuk memberikan bantuan benang untuk dapat meningkatkan ekonomi warga, meskipun merogoh kocek dari kantong pribadinya. Ia juga mengakui, sangat mengetahui isi hati dari warga Desa Ruang, meski warga tak mengungkapkan secara lansung di hadapannya.
“Begitu juga bapa dan ibu, bisa mengetahui apa isi hati kami. Tanpa saya katakan, bapa dan ibu bisa mengetahuinya. Saya bisa merasakan dengan hati,” pungkas dia.
Ia menjelaskan, bantuan tersebut juga sebagai bagian dari pelaksanaan nilai empat pilar bangsa yakini; Pancasila, UUD 1945 NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika). Bantun tersebut pun diberikan sebagai respon dari rasa kemanusiaan untuk bisa saling membantu. Karena itu, ia mengakui, dirinya bisa merasakan kehidupan warga desa.
“Wujud nyata dari empat pilar adalah, mendengar keluhan rakyat, mendengar suara rakyat, apa yang rakyat inginkan. Untuk itu, kami datang untuk mendengar agar bisa menyerap aspirasi masyarakat,” jelas dia.
Politisi Demokrat itu menguraikan, pihaknya telah banyak memberikan sumbangsih deretan program kesejahteraan untuk rakyat Indonesia seperti BLT, PKH, Dana BOS, Bansos, PNPM Mandiri, bantuan benih, bantuan pupuk, Dana Desa (DD) dan program lainnya saat SBY menjadi Presiden Indonesia.
“Setelah Demokrat berkuasa, bapa ibu bisa melihat dan merasakan dan Presiden Jokowi bisa melanjutkan senumlah program tersebut,” beber dia.
BKH menjelaskan, pemberian bantuan benang ini juga untuk mendorong industri kreatif di Pulau Flores. Karena selama ini, kata dia, sentuhan pemerintah dalam meningkatkan produktivitas industri kreatif sangat minim. Oleh karena itu, dirinya berharap dengan adanya bantuan benang ini bisa merangsang pelaku UMKM termasuk usaha tenun.
Warga Desa Ruang, Petronela Nina mengucapkan terima kasih kepada BKH atas bantuan tersebut. Ia mengaku, dirinya sangat terbantu dengan bantuan benang dari Anggota DPR RI Fraksi Demokrat itu. Selama ini, meskipun mereka ingin menenun kain songket khas Manggarai, akan tetapi tidak memiliki modal untuk membeli benang. Dengan adanya bantuan benang dari BKH, maka warga setempat kembali bersemangat untuk menenun karena Desa Ruang merupakan salah satu desa yang memiliki banyak penenun.
“Kami sangat berterima kasih dengan bantuan ini pak, karena sangat membantu ekonomi keluarga,” ujarnya.
Petronela menjelaskan, selama ini warga setempat bisa menjual kain songke atau kain khas Satarmese maupun hasil tenunan mereka dengan harga sebesar Rp300.000 hingga Rp800.000 per lembar kain. Ia berharap agar bantuan tersebut bisa diberikan kepada semua warga Desa Ruang.
“Kami mengharapkan agar semua warga Desa Ruang bisa mendapatkan bantuan benang, bukan hanya kami yang ada saat ini,” harap Petronela. (R11/TIM).