JAKARTA, BERITA FLORES – Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus berupaya melistriki kawasan 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) guna mewujudkan keadilan energi untuk seluruh masyarakat Indonesia. Sepanjang bulan Agustus, PLN berhasil melistriki 20 Desa dan 1 Dusun di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kehadiran listrik membawa banyak dampak dalam kehidupan masyarakat, mulai dari menggerakan roda perekonomian, meningkatkan kualitas pendidikan hingga kesejahteraan. Di Desa Mbueain, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao di mana, mayoritas masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan. Kehadiran listrik dapat memberikan nilai tambah ekonomi nelayan karena bisa mengawetkan ikan-ikan hasil tangkapan mereka.
“Selama ini hasil tangkapan nelayan hanya dijual dan untuk konsumsi sendiri. Untuk mengawetkan ikan kami harus mencari es batu ke Nembrala, Oenitas atau Dela, dengan harga Rp 1.000,- per batang, atau Rp 200.000,- per boks untuk kebutuhan 2 sampai 3 hari. Sekarang sudah ada listrik kami bisa membuat sendiri es batu dan pengawetan ikan juga menjadi lebih murah,” imbuh Kepala Desa Mbueain, Fedi Ontiel Bobby.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT, Agustinus Jatmiko mengatakan, untuk melistriki 21 lokasi yang ada, PLN membangun jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 131,666 Kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 144,15 kms, dan 43 buah gardu distribusi dengan total kapasitas 1.975 kiloVolt Ampere (kVA).
Jatmiko menjelaskan, adapun 21 lokasi tersebut seperti Desa Mbueain, Desa Oebela dan Desa Kuli di Rote; Desa Kiuoni, Desa Nano, Desa Sabun, Desa Leonmeni, Desa Baus, dan Desa Fatu Manufui di Kabupaten Timor Tengah Selatan; Desa Lukukamaru Kabupaten Sumba Timur; Desa Satar Punda, Desa Satar Punda Barat, Desa Liang Deruk, Desa Nampar Tabang, Desa Satar Kampas, Desa Satar Padut, Desa Mokel, Desa Golo Meni, dan Desa Rana Mbeling di Kabupaten Manggarai Timur.
“Sedangkan di Kabupaten Nagekeo PLN sudah melistriki Desa Wokowoe serta 1 Dusun Kloat di Kabupaten Sikka,” ujarnya kepada wartawan melalui WhatsApp pada Sabtu, 29 Agustus 2020.
Hingga Juli 2020, rasio elektrifikasi Provinsi NTT telah mencapai 86,13 persen. Sementara hingga Agustus 2020, rasio desa berlistrik telah mencapai 94,33 persen.
“Kami terus berupaya melistriki desa-desa terpencil yang ada di NTT agar keadilan energi bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terwujud,” tutup Jatmiko. (R11).