LABUAN BAJO, BERITA FLORES – Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) kembali menggelar pelatihan yang merupakan satu rangkaian kegiatan dengan pelatihan Butcher (pemotongan daging) sehari sebelumnya pada Kamis, 26 Agustus 2020.
Pelatihan ini digelar di Hotel Puri Sari Beach, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Pelatihan Pengolahan Makanan Siap Saji ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manggarai Barat.
Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina mengatakan, rangkaian pelatihan ini sejalan dengan tujuan program pengembangan pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo Flores.
Setidaknya ada 30 peserta dari berbagai elemen masyarakat di Kabuoaten Manggarai Barat mengikuti pelatihan ini. Sebagian besar peserta memiliki latar belakang pelaku industri kuliner dan ibu rumah tangga.
Shana Fatina mengucapkan terima kasih kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat karena telah menyempatkan waktu untuk bekerja sama memberikan masukan kepada pelaku usaha di bidang kuliner terkait sanitasi dan masalah sertifikasi layak sehat kepada seluruh peserta yang telah mengikuti kegiatan.
“Terima kasih kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat yang telah mendukung program pelatihan ini. Kita semua paham peran Dinkes sangat penting untuk men-screening kelayakan setiap produk yang akan dikonsumsi masyarakat,” ucap Shana.
Menurut Shana, apabila berbicara industri kuliner tidak bisa hanya bicara tentang produk saja. Jaminan kebersihan, sanitasi, dan juga sertifikasi yang layak bagi setiap produk kuliner yang dihasilkan menjadi faktor utama kelayakan produk.
“Peran Dinkes sangat penting untuk men-screening kelayakan setiap produk yang akan dikonsumsi masyarakat,” ujarnya.
Shana juga mendorong seluruh peserta untuk memanfaatkan program-program pelatihan guna meningkatkan kompetensi dan memperkuat keterampilan yang sudah ada.
“BOPLBF akan terus melaksanakan kegiatan pelatihan seperti ini. Saya sangat berharap para peserta dapat menyerap ilmu yang diberikan, sehingga nantinya dapat mengembangkan UKM di bidang kuliner yang telah digeluti sebelumnya. Semoga yang akan memulai bisnis baru di bidang kuliner dapat makin menambah ilmu dan pengetahuan dari kegiatan pelatihan ini,” pungkas dia.
Sementara itu perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat, Lidwina Tridia Rayen, A.Md mengucapkan terima kasih kepada BOPLBF karena telah menginisiasi kegiatan pelatihan makanan olahan cepat saji. Menurut Lidwina, kegiatan pelatihan seperti ini diharapkan terus ditingkatkan agar bisa memberikan pengetahuan terkait pengolahan makanan siap saji serta produksi pangan yang baik untuk industri.
“Terima kasih kepada BOPLBF bersama kami melalui pelatihan ini telah berusaha memberikan edukasi mengenai kelayakan produksi pangan yang baik untuk Industri Rumah Tangga (IRT),” ungkap Lidwina.
Lidwina menekankan pentingnya 14 elemen CPPB-IRT untuk para peserta pelatihan seperti lokasi dan lingkungan produksi, bangunan dan fasilitas IRTP, peralatan produksi, suplai air atau sarana penyediaan air, fasilitas dan kegiatan higiene dan sanitasi, kesehatan dan higiene karyawan, pemeliharaan dan program higiene dan sanitasi, penyimpanan, pengendalian proses, label pangan, pengawasan oleh penanggung jawab, penarikan produk, pencatatan dan dokumentasi, serta pelatihan para karyawan.
Pelatihan ini sendiri dipandu oleh Chef Michael, yang khusus dihadirkan untuk memberikan pembekalan materi dan keterampilan memasak aneka makanan olahan daerah seperti se’i sapi, sambal lajang, dan abon kencara.
Chef Michael berpesan agar para pelaku kuliner di Manggarai Barat harus disiplin soal kebersihan terlebih pada masa pandemi saat ini. Chef Michael juga mengingatkan agar para pelaku kuliner tidak lupa membenahi legalitas dan sertifikasi (PIRT) untuk mengembangkan usaha kuliner baik bagi yang tengah merintis maupun yang sudah berjalan.
“Karena makanan yang kita buat akan dikonsumsi masuk ke dalam perut, jika kita tidak disiplin soal kebersihan, maka makanan yang kita konsumsi akan terkontaminasi kuman atau virus yang berdampak negatif bagi kesehatan orang yang mengkonsumsi makanan kita,” tegas Chef Michael.
Chef Michael juga menekankan, peluang bisnis kuliner sangat menjanjikan ke depannya, mengingat Labuan Bajo dan Flores yang diproyeksikan akan terus berkembang menjadi destinasi pariwisata super premium.
“Nantinya akan banyak wisatawan berkunjung ke sini sudah pasti mereka membutuhkan oleh-oleh. Salah satu produk yang mudah dibawa untuk oleh-oleh adalah olahan makanan seperti salah satunya makanan khas NTT seperti se’i yang kita coba buat hari ini ,” jelas Chef Michael.
Sebelum menutup materi, Chef Michael memberikan masukan agar para pelaku kuliner tidak ragu dan takut untuk melebarkan usahanya ke daerah-daerah lain di luar pulau Flores.
“Labuan Bajo ini masuk rute tol laut, ini merupakan keuntungan kita bisa memasarkan kuliner khas kita keluar Labuan Bajo. Hanya butuh waktu 72 jam untuk sampai ke Surabaya jika kita kirim lewat transportasi laut. Juga lebarkan market anda di luar Labuan Bajo seperti Ruteng, Maumere, dan lainnya di dataran Flores,” tutup Chef Michael. (TIM).