RUTENG, BERITA FLORES – Pada HUT Kemerdekaan RI ke-75 ada kisah menarik datang dari Pemerintah Desa Ndiwar, Kecamatan Lelak, Kabupaten Manggarai, Flores-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Di mana, kala itu desa ini berhasil meraih penghargaan desa terbaik untuk pelaksanaan 5 pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat).
Penghargaan ini diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai, bekerja sama dengan Yayasan Plan International Indonesia (YPII) melalui Camat Lelak, Gondolpus Nggarang, S. Fil usai melaksanakan apel HUT RI ke-75 pada Senin, 17 Agustustus 2020 lalu.
Desa hasil pemekaran dari Desa Gelong itu berhasil meraih penghargaan tersebut setelah melaksanakan sosialisaasi dan tindakan terhadap lima (5) Pilar STBM. Program pelaksanaan STBM ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat setempat sehingga meraih desa terbaik dalam lomba Desa STBM dari 10 desa di Kecamatan Lelak.
Kepala Desa Ndiwar, Kasianus Rabbu, mengatakan, adapun penghargaan dan penilaian lima pilar STBM itu antara lain, pertama, tidak membuang air besar sembarangan karena pemerintah desa telah memberikan bantuan WC permanen.
“Pemerintah desa memberikan bantuan dana pembangunan WC bagi masyarakat yang tidak mampu secara emonomi,” ujarnya.
Kades Kasianus menguraikan, pilar kedua adalah kebiasaan mencuci tangan pakai sabun. Pemerintah Desa telah melakukan penyadaran kepada masyarakat setempat tentang pentingnya kebersihan. Masyarakat sangat memahami bahwa salah satu penyebab penyakit adalah dari kotoran tangan terutama penyebaran corona sehingga masyarakat telah memiliki wastafel di depan rumah.
Ia menambahkan, pilar ketiga adalah pengelolaan air minum dan makanan di rumah tangga (PAMM-RT). Warga diminta melakukan kegiatan mengelola air minum dan makanan di rumah tangga untuk memperbaiki dan menjaga kualitas air dari sumber air yang akan digunakan untuk air minum, serta untuk menerapkan prinsip hygiene sanitasi pangan dalam proses pengelolaan makanan di rumah tangga.
“Tentunya pembenahan infrastruktur, pembinaan mental dan pemberdayaan masyarakat tentang mengelola kualitas air bersih,” jelas dia.
Kades Kasianus pun memaparkan pilar keempat mengenai pengamanan sampah rumah tangga melakukan kegiatan pengolahan sampah di rumah tangga dengan mengedepankan prinsip mengurangi, memakai ulang, dan mendaur ulang.
Kasianus menuturkan, sementara pilar kelima mengenai pengamanan limbah cair rumah tangga. Warga diwajibkan melakukan kegiatan pengolahan limbah cair di rumah tangga yang berasal dari sisa kegiatan mencuci, kamar mandi dan dapur yang memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan yang mampu memutusa mata rantai penularan penyakit.
“Dari lima pilar tersebut semuanya kami kami penuhi,” terang dia.
Pada kesempatan itu, Kades Kasianus mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama sehingga penghargaan itu bisa diraih oleh pemerintah desa Ndiwar.
“Kesuksesan ini berkat kerja sama antara masyarakat pemerintah desa dan Tim STBM Desa Ndiwar, sehingga saya patut menyampaikan terima kasih kepada semua unsur yang ada di desa ndiwar yang telah mengambil bagian dalam menyukseskan kegiatan STBM,” ucapnya.
Ia meyakini bahwa, dengan berhasilnya penerapan lima pilar STBM dan pencegahan pandemi Covid-19 di desanya, maka program pencegahan stunting nantinya pasti ikut berhasil. Ia juga berharap agar masyarakat setempat tetap bekerja sama atau bahu membahu dalam membantu untuk membangun desa Ndiwar yang lebih maju dan sejahtera.
“Harapannya bahwa semangat gotong royong terus ditingkatkan karena keberhasilaan dalam membangun desa berangkatnya dari ‘lonto leok’ (musyawarah untuk menemukan sebuah kesepakatan secara adat Manggarai-red),” pungkas dia.
Ia mengakui bahwa, selama ini praktek forum “lonto leok” di desa Ndiwar telah dijalani sejak lama, maka ke depannya budaya “lonto leok” ini dikembangkan dalam setiap lini kegiatan sehingga adanya persamaan derajat antara gender maupun persamaan derajat dalam lingkup kehidupan sosial masyarakat.
Sementara itu, Field Officer Yayasan Plan International Indonesia (YPII), Kecamatan Lelak, Yohanes E. Lele mengatakan, penghargaan tersebut diraih oleh Pemerintah Desa Ndiwar setelah pihak Plan dari kecamatan memberikan penilaian.
“Dari informasi yang disampaikan, secara kelengkapan 5 pilar mereka masih kalah dari juara 2 yang diraih oleh Desa Bangka Tonggur,” ujarnya.
Yohanes menjelaskan, Desa Ndiwar bisa meraih juara satu pada lomba tersebut karena pemerintah desa mengalokasikan dana untuk kegiatan STBM di desa itu.
“Hanya yang buat Desa Ndiwar bisa meraih juara satu karena ada dana kegiatan STBM,” ungkap Yohanes. (TIM).