RUTENG, BERITA FLORES – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Manggarai pada 9 Desember mendatang menjadi diskusi hangat di ruang publik. Pada kontestasi Pilkada Kabupaten Manggarai pun muncul tiga pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati mulai mendeklarasikan diri untuk maju dalam kontestasi bergengsi itu. Tiga pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati pun mencuat ke publik.
Adapun pasangan calon tersebut antara lain, petahana atau paket Deno-Madur (DM) tetap akur sebagai satu paslon. Penantang lama Herybertus Nabit menggandeng Heribertus Ngabut dengan nama paket Hery-Heri. Pun muncul juga pasangan lain sebagai yakni, Agustinus Ganggut berpasangan dengan Mantovanny Tapung atau paket AMAN.
Saat ini, pasangan Hery Nabit dan Heri Ngabut sudah mengantongi SK (Surat Keputusan) dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Saat ini pun beredar kabar bakal menyusul SK dari PDIP.
Selain itu, pasangan Deno-Madur mengklaim bakal mendapat dukungan dari partai PAN. Karena bakal calon bupati incumbent Deno Kamelus kini sekaligus menjabat sebagai Ketua DPD PAN Kabupaten Manggarai.
Sementara itu, beredar isu bahwa pasangan bakal calon bupati Manggarai Agustinus Ganggut berpasangan dengan Mantovanny Tapung dengan nama paket AMAN disinyalir tidak mendapat SK dukungan dari partai.
Tak dapat Partai
Merespon hal tersebut, bakal calon wakil bupati Manggarai, Mantovanny Tapung mengatakan, saat ini paket AMAN masih berupaya untuk membangun komunikasi secara intens dengan beberapa partai yang memiliki kapasitas untuk mengusung.
Manto begitu ia akrab disapa menuturkan, tentu berbagai komunikasi terus dilakukan karena pihaknya sudah melewati beberapa tahapan dalam proses pengusungan, seperti mendaftar, mengikuti kegiatan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) baik di provinsi maupun di pusat. Bahkan telah mengikuti beberapa jadwal rapat kerja di daerah.
“Semua tahapan ini sudah dilakukan di partai Demokrat yang memiliki 3 kursi, Gerindra 4 kursi, Hanura 4 kursi, PKB 4 kursi, dan Golkar 5 kursi. Sebenarnya dengan melihat komposisi 35 kursi di DPRD Manggarai, dengan batas minimal 7 kursi untuk mengusung paket, Paket AMAN sebetulnya berpontensi diusung, bila ada kursi yang tidak (bisa) diambil partai lain,” ujarnya kepada wartawan di Ruteng, pada Kamis 6 Agustus 2020.
Ia menegaskan, harapan tersebut pun cukup rasional dari kalkulasi politik Pilkada Manggarai. Pertama, misalnya Golkar dan Demokrat. Dua partai besar ini sudah membentuk koalisi nasional untuk kepentingan kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Menurut Manto, kontestasi Pilkada di 270 wilayah propinsi dan kabupaten/kota merupakan kesempatan bagi koalisi ‘Ningru’ (kuning biru) untuk membangun konstruksi investasi politik dari pelosok.
Dosen UKI Santu Paulus itu menguraikan bahwa, dua partai partai besar ini tentu tidak akan kehilangan muka sekaligus kehilangan momentum dalam berinvestasi politik demi kepentingan Pilpres 2024.
“Kedua, reasoning kontestasi politik demokrasi nasional berikut lokal, sebenarnya sudah jelas, bahwa baik Golkar dan Demokrat perlu hati-hati untuk turut mengusung paket yang kadernya berasal dari PAN, Nasdem, dan PDI-P,” pungkas dia.
Putra kelahiran Waso Ruteng, 27 Oktober 1974 itu mengutarakan, apabila Golkar dan Demokrat memutuskan untuk bergabung dengan tiga partai tersebut, maka konsekuensinya logisnya siap diberangus, menjadi subordinat, kehilangan pamor dan determinasi, serta tidak cukup punya ruang bermain untuk membangun investasi politiknya di Kabupaten Manggarai. Bahkan determinasi dari ketiga partai tidak hanya memengaruhi perolehan suara pada Pilpres 2024, tetapi juga perolehan kursi legislatif dari pusat sampai daerah.
Ia juga menjelaskan, situasi ini akan tambah parah jika ada gejala di mana sebagian fungsionaris partainya tidak sepaham dan solid dalam soal dukungan ke paket yang diusung. “Menurut saya, dengan tiga pertimbangan di atas, jalan tengah yang meskipun minus malum, dua partai ini harus berani mengusung paket baru sebagai paket alternatif,” cetus Manto.
Paket AMAN kata dia, sudah cukup melakukan komunikasi dengan partai calon pengusung. Namun, pihaknya menyadari bahwa, ada variabel-variabel lain yang harus mendukung kelancaran komunikasi politik tersebut, seperti modal sosial elektoral, modal gagasan untuk membangun Manggarai dan tidak kalah pentingnya modal ongkos politik.
“Kami menyadari, Paket AMAN sebagai pendatang baru, mungkin mengalami kelemahan untuk beberapa modal di atas, yang mengurangi kualitas dan intensitas komunikasi dengan beberapa partai politik. Namun selama ini kami sudah berusaha untuk menjadi paket alternatif dengan menyampaikan beberapa gagasan penting dalam membangun Manggarai ini,” gagas Manto meneramgkan.
Politik Gagasan
Menurut Manto, simptom infodemik Pilkada Manggarai yang bertebaran di media sosial sudah cukup berpotensi terjadinya perpecahan sosial di masyarakat. Isu-isu politik dan percakapan yang kurang elegan dan tidak santun di media sosial sudah cukup menegaskan posisi Manggarai sebagai salah satu dari 9 wilayah di Indonesia dengan indeks kerawanan pemilu yang tinggi.
Untuk itu, paket AMAN tidak mau terjebak dengan politik balas dendam yang merupakan warisan pilkada 2015 silam, sebagai akibat dari tidak adanya paket alternatif. Politik balas dendam adalah musuh utama dari kesejatian demokrasi politik dan bisa merusak mentalitas dan moralitas politik dalam diri masyarakat Manggarai.
Paket AMAN menghindari politik buih seperti hanya sekedar menjual jargon dan slogan, tanpa ada gambaran program yang implementatif dan nyata. Menurut dia, jargon dan slogan tanpa gambaran program yang jelas menyebabkan kehilangan kepercayaan (distrust) dari masyarakat Manggarai.
Isu Tak Diusung Partai
Manto pun turut merespon isu mengenai paket Aman tak mendapat dukungan dari partai politik. Ia menjelaskan, isu itu merupakan bagian dari infodemik Pilkada dan bisa menjadi strategi dari para pihak lawan untuk melemahkan militansi pendukung dan pontensi mengusung dari partai politik.
“Pak Gusti Ganggut dan saya, menyadari betul hal tersebut. Dalam kaca mata politik artifisial kekuasaan, infodemik seperti ini menjadi sangat wajar bahkan normal, tetapi dalam tilikan politik demokrasi subtansial, sangat mencederai tatanan demokrasi dan merusak suasana kebatinan pendukung dan masyarakat Manggarai,” pungkas dia.
Paket AMAN selama ini sudah cukup tampil dengan politik substansial, salah satunya dengan menyampaikan politik gagasan dalam membangun Manggarai. Pihaknya ingin sekali agar politik demokrasi Manggarai naik kelas menjadi lebih matang dan bermanfaat bagi pembangunan peradaban.
“Kami selalu berusaha untuk memberi pengertian kepada pendukung dan tim kerja paket AMAN supaya tetap tenang dan menjadi kesantunan. Namun, semuanya kembali kepada keputusan partai politik. Kami tulus untuk menyampaikan, apa saja yang menjadi keputusan partai politik akan kami terima dengan lapang hati,”
Manto juga mengajak para pendukung dan tim kerja paket AMAN harus siap menerima segala bentuk realitas politik yang terjadi dan berubah dalam hitungan sekejap mata saja. Lebih jauh ia menambahkan, sejak awal paket AMAN memiliki satu semangat dalam perjuangan yaitu Keras dalam berprinsip; halus dalam cara” (Fortiter in re; suaviter in modo).