RUTENG, BERITA FLORES- Setidaknya ada empat (4) kabupaten telah melaksanakan studi banding ke Perumda Air Minum Tirta Komodo, perusahaan milik Pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Perusahaan ini menjadi peringkat pertama Perumda terbaik di NTT dan masuk 10 besar secara nasional setelah berhasil memberikan pelayanan kepada masyarakat di daerah itu. Perusahaan ini pun telah mengukir prestasi gemilang usai berhasil melaksanakan program hibah air minum bagi MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) di daerah itu.
Empat kabupaten yang menjadikan Perumda Air Minum Tirta Komodo sebagai tempat studi banding antara lain; PDAM Kabupaten Manggarai Barat bersama DPRD Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT; PDAM Kabupaten Palopo bersama DPRD Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan; BLUD SPAM Kabupaten Manggarai Timur bersama DPRD Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NTT dan PDAM Kabupaten Sikka bersama DPRD Kabupaten Sikka. Keempat kabupaten tersebut melakukan studi banding bertujuan mempelajari sistem manajemen dan pelaksanaan program hibah air minum bagi MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) oleh Perumda Air Minum Tirta Komodo.
Studi Banding
Setidaknya ada 10 Anggota Komisi 1 dan seorang Pimpinan DPRD Kabupaten Sikka, beserta tiga pimpinan PDAM Sikka melaksanakan studi banding tentang manajemen ke Perumda Air Minum Tirta Komodo Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berdasarkan pantauan Beritaflores.com, Bupati Kabupaten Manggarai, Deno Kamelus menerima secara lansung kunjungan dari Anggota Komisi 1 DPRD Kabupaten Sikka di Aula Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Manggarai pada, Senin, 19 Juli 2020.
Baca: Perumda Air Minum Tirta Komodo Ruteng Beri Kontribusi PAD Rp500 Juta
Bupati Manggarai, Deno Kamelus mengatakan, air minum merupakan kebutuhan dasar bagi makhluk hidup. Ia menjelaskan, dalam pandangan MDG’s (Millenium Development Goals) air minum adalah Sustainable Development Goals (SDG). Karena itu merupakan konsep global yang mengarahkan masyarakat dunia bahwa air itu sebagai kebutuhan dasar.
“Karena air menjadi kebutuhan dasar, maka itu sebagai HAM (Hak Asasi Manusia). Oleh karena itu, semua komunitas masyarakat wajib mengambil bagian dalam mengupayakan pemenuhan kebutuhan air minum bersih bagi seluruh lapisan masyarakat,” jelas politisi PAN Manggarai itu.
Baca: Berhasil Layani 9 Kecamatan, Program AMB Tetap Jadi Prioritas Bupati Manggarai
Bupati Deno mengakui, program air minum bersih bagi masyarakat Manggarai tetap menjadi program prioritasnya. Ia menjelaskan, pemenuhan air minum bersih ini, selain sebagai kebutuhan dasar, juga sebagai salah satu dari 14 variabel penilaian penciri kemiskinan. Untuk itu, dengan adanya program air minum bersih tersebut bisa menekan angka kemiskinan di daerah itu.
“Air minum ini sangat vital bagi kebutuhan masyarakat. Bahwa kalau kita melihat ini sebagai kebutuhan dasar, maka kita semua harus bertanggung jawab. Untuk itu, kebutuhan manusia berkaitan dengan air minum itu secara bertahap kita penuhi,” pungkas dia.
Ia mengungkapkan, saat ini jumlah pelanggan Perumda Air Minum Tirta Komodo telah mencapai 26.806 sambungan rumah (SR). Sementara tahun 2020 mendatang akan ada lagi penambahan pelanggan yang ditargetkan sebanyak 3.500 pelanggan sambungan rumah. Sehingga mendekati 30.000 sambungan rumah. Untuk itu, sampai dengan tahun 2021 mendatang bisa mencapai 34.500 sambungan rumah di daerah itu.
Wakil Bupati dua periode itu pun mengapresiasi Perumda Air Minum Tirta Komodo karena telah bekerja secara maksimal dalam melayani masyarakat sehingga bisa meraih keberhasilan menjadi salah satu perusahaan terbaik di NTT.
Pada kesempatan itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sikka, Yoseph Karmianto Eri mengatakan, studi banding ini bertujuan untuk mempelajari manajemen Perumda Air Minum Tirta Komodo Ruteng, perusahaan umum daerah milik Kabupaten Manggarai. Di samping itu, lanjut dia, pihaknya pun ingin mempelajari secara mendalam mengenai pelaksanaan program hibah air minum kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Kami telah berkoordinasi dengan PDAM Sikka bahwa tempat yang layak untuk belajar adalah Manggarai. Untuk belajar tentang manajemen di Perumda Air Minum Tirta Komodo, Kabupaten Manggarai” ujar Yoseph saat memberikan sambutan pada kesempatan itu.
Baca: Direktur PDAM Tirta Komodo Teken MoU dengan Kejari Manggarai
Yoseph mengungkapkan, DPRD bersama PDAM Sikka telah berkomitmen mengalokasikan penyertaan modal dengan total anggaran senilai Rp45 miliar dari tahun anggaran 2019 hingga tahun 2023 mendatang.
“DPRD bersama pemerintah mengalokasikan anggaran selama 4 tahun dari 2019 sampai 2023 mencapai kurang lebih Rp45 miliar,” jelas dia.
Yoseph mengaku, selepas DPRD bersama PDAM Sikka mempelajari tentang manajemen Perumda Air Minum Tirta Komodo, maka diharapkan pihak PDAM Sikka bisa mengelola dan DPRD bisa mengawasi seluruh kinerja perusahaan milik daerah itu. Yoseph berharap kepada Direktur Perumda Air Minum Tirta Komodo agar memberikan informasi sedetail mungkin sebagai bahan pembelajaran mereka. Untuk itu, pihaknya bisa menyampaikan informasi tentang manajemen kepada pemerintah Kabupaten Sikka.
“Kami punya pengalaman pada tahun 2016 dengan penyertaan modal dari APBD Sikka senilai Rp3 miliar ke PDAM Sikka dan berharap mendapat imbalan dari pemerintah pusat tetapi gagal waktu itu,” ungkap dia.
Baca: Program Hibah Air Minum untuk MBR Diresmikan Bupati Deno
Sementara pada tahun 2018-2023 sesuai RPJMD Bupati Sikka bahwa air minum bersih menjadi program prioritas sebagai pemenuhan hak-hak dasar masyarakat Kabupaten Sikka. Untuk itu, DPRD bersama pemerintah daerah telah berkomitmen mengalokasikan anggaran penyertaan modal dari APBD Sikka senilai Rp45 miliar.
“Bahwa di Sikka ada sumber air minum baru yaitu waduk Waegete sebagai program strategis nasional yang sedianya bisa beroperasi pada 2022 mendatang. Semoga bisa bermanfaat bagi warga Kabupaten Sikka,” kata Yoseph.
Pada kesempatan itu, usai penerimaan secara resmi, para rombongan DPRD bersama beberapa pimpinan PDAM Sikka menggelar rapat bersama membahas mengenai manajemen dan pelaksanaan program MBR oleh Perumda Air Minum Tirta Komodo di Hotel Viktory. Usai rapat tersebut berlansung selama 3 jam, pihak Perumda Air Minum Tirta Komodo mengajak DPRD bersama beberapa pimpinan PDAM Sikka untuk melihat secara lansung pengelolaan sumber mata air Wae Rowang yang terletak di Waso, Kelurahan Bangka Rowang, Kecamatan Langke Rembong.
Baca: Program Hibah Air Minum untuk MBR Mulai Dirasakan Warga Cibal Barat
Selanjutnya, Direktur Perumda Air Minum Tirta Komodo, Man Klemens kemudian mengajak mereka melihat secara lansung pengelolaan sumber mata air Wae Decer, di Laci Carep, Kelurahan Carep, Langke Rembong. Di sana, para rombongan diperkenalkan dengan teknologi pompa air milik Perumda Air Minum Tirta Komodo. Di mana, air dipompa dari lokasi yang rendah dari Wae Decer lalu diompa ke tempat yang lebih tinggi di recervoar (bak penampungan air) yang berlokasi di Carep, kompleks Labe Ruteng, Kelurahan Carep dengan menggunakan teknologi modern.
Di sela-sela kegiatan pemantauan, Anggota Komisi 1 DPRD Kabupaten Sikka, Benediktus Lukas Raja menilai, Perumda Air Minum Tirta Komodo terbilang cukup sukses dalam mengelola urusan jaringan air minum.
“Di sini kita mau melihat dari dekat, kira-kira bagaimana kelebihan-kelebihan yang dimiliki Perumda Air Minum Tirta Komodo. Kami bisa bawa ke Sikka agar secara bersama-sama dengan mitra kami, pemkab Sikka untuk berkoordinasi dalam melayani pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat Sikka,” ujarnya kepada wartawan.
Dicky begitu ia akrab disapa menuturkan, apalagi di daerah itu air minum bersih merupakan program prioritas Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo untuk pemenuhan hak-hak dasar masyarakat. Bahkan, mereka telah berkomitmen membangun secara serius PDAM Sikka dengan mempelajari secara mendalam tentang manajemen Perumda Tirta Air Minum Komodo.
“Jadi, dengan adanya kunjungan kerja kami ini sehingga ada ilmu yang kami bisa bawa pulang dan bisa kami terapkan di Kabupaten Sikka. Kami juga bisa melihat manajemen pengelolaan Perumda Air Minum Tirta Komodo dari dekat. Bagaimana design tekniknya,” terang Dicky.
Baca: Warga Apresiasi Program Hibah Air Minum hingga Respon Bupati Deno
Menurut Dicky, paling penting adalah melihat dari aspek kuantitas jumlah pelanggan dan kualitas pelayanan terhadap masyarakat pelanggan oleh Perumda Tirta Komodo. Pihaknya juga ingin mempelajari manajemen Perumda karena dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan signifikat mengenai sambungan rumah (SR).
Bahkan Perumda Air Minum Tirta Komodo kata dia, telah berhasil melaksanakan program hibah air minum untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui dana penyertaan modal dari APBD Kabupaten Manggarai lalu bisa meraih opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) sehingga mendapatkan dukungan anggaran dari Kementrian Keuangan (Kemenkeu) RI.
“Keberhasilan-keberhasilan ini yang kami ingin pelajari agar bisa mendesign program dan kebijakan untuk bisa diterapkan di Kabupaten Sikka. Maka tugas kami di DPRD adalah dari aspek pengawasan, anggaran dan dari sisi regulasi,” tegas Dicky.
Baca: PDAM Tirta Komodo Tanam Pohon di Wae Watang
Ia mengakui, pihaknya juga menemukan hal baru saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Manggarai. Di mana, semua sumber mata air telah dikuasai oleh Perumda Air Minum Tirta Komodo. Bahkan, ada sejumlah regulasi yang melindungi sumber mata air milik perusahaan umum daerah ini. Dengan demikian, debit air selalu terawat dan terjaga dari kerusakan lingkungan. Di samping itu juga, pihak Perumda pun telah melindungi mata air dengan menanam sebanyak 8.000 pohon di sekitar lokasi mata air.
Mata Air Terbatas
Politisi PDIP Kabupaten Sikka itu mengakui, memang wilayah mereka mengalami keterbatasan sumber mata air jika dibandingkan dengan wilayah Manggarai. Karena jumlah mata air sedikit, maka PDAM Sikka berupaya mencari sumber melalui sumur bor untuk menunjang kebutuhan air minum bersih di daerah itu.
“Kabupaten Manggarai ini memiliki kelimpahan sumber mata air alami. Bahkan didukung dengan manajemen yang bagus dan kinerja jajaran pegawai Perumda Air Minum Tirta Komodo yang sangat total. Kami melihat juga mereka bekerja dengan hati. Bahkan benar-benar berorientasi pada pelayanan masyarakat,” urai dia.
Sementara itu, Direktur Perumda Air Minum Tirta Komodo, Man Klemens, SH mengatakan, DPRD bersama pihak PDAM Kabupaten Sikka melaksanakan kunjungan kerja bertujuan untuk melakukan studi tentang manajemen yang diterapkan oleh Perumda Air Minum Tirta Komodo.
“Mereka datang untuk mempelajari pengelolaan air minum bersih agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Sikka,” ujarnya kepada Beritaflores.com di sela-sela kegiatan itu.
Di samping itu, DPRD bersama pihak PDAM Sikka ingin mempelajari bagaimana pelaksanaan program hibah air minum bersih bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) serta mekanisme penyertaan modal dari APBD untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
“Setelah berdiskusi mereka lebih senang dibawah ke teknik seperti di beberapa sumber mata air. Bagaimana cara mengurus mata air dan bagaimana mengelolanya. Kalau mau urus air itu, sumber harus aman, sehingga keberlanjutan pelayanan pasti akan terjadi. Sedangkan belajar administrasi itu sangat mudah,” jelas Klemens.
Mantan Kepala Bagian Langganan PDAM Kabupaten Kupang itu, mengakui, apabila melaksanakan program pelaksanaan MBR, maka pemerintah daerah harus konsisten untuk bekerjasama dengan pihak pemerintah pusat.
“Lalu tanggung jawab PDAM adalah menyangkut idle capasity (Program hibah air minum merupakan stimulan bagi pemerintah daerah untuk mengurangi kapasitas air yang tidak terpakai),” ujarnya.
Klemens menguraikan, bagaimana pelaksanaan program tersebut agar betul-betul tepat sasaran untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Ia menerangkan, program itu bisa gagal karena tidak tepat sasaran, sehingga pada waktu audit oleh BPKP banyak hal yang dicoret sehingga mempengaruhi penyertaan modal ke PDAM.
Direktur Perumda Air Minum Tirta Komodo dua periode itu berbagi kiat sukses. Menurut dia, pelayanan kepada masyarakat harus diutamakan daripada mengejar profit atau keuntungan. Karena kepercayaan masyarakat jelas dia, sangatlah mahal. Klemens pun meminta pihak PDAM Sikka untuk memastikan seluruh kepemilikan sejumlah aset seperti sarana dan prasarana air minum bersih di Kabupaten Sikka yang telah dibangun sebelumnya oleh berbagai program pemerintah.
“Ada sumur yang digali oleh P2AT provinsi sebelumnya, nah sekarang persoalannya adalah apakah semua itu sudah menjadi aset daerah. Kalau belum, harus dicari tahu lagi di P2AT PU provinsi sehingga itu diserahkan untuk dibangun,” terang dia.
Di hadapan para rombongan, mantan pengacara itu mengajak pihak PDAM Sikka untuk mengurus air dengan hati yang tulus. PDAM harus lepas dari berbagai macam kepentingan sehingga tidak mengganggu pelayanan kepada masyarakat pelanggan.
“Memastikan pelayanan kepada masyarakat terlebih dahulu, maka dengan sendirinya profit itu ada,” tutup Klemens. (R11/TIM).