RUTENG, BERITA FLORES- Uskup Ruteng terpilih Mgr. Siprianus Hormat, Bupati Manggarai Deno Kamelus, Wakil Bupati Victor Madur, bersama unsur Forkopimda melaksanakan kegiatan penghijauan di Kawasan Taman Wisata Alam Ruteng pada Jumaat, 13 Maret 2020. Turut hadir dalam kegiatan penghijauan ini antara lain; ratusan warga kota Ruteng mulai dari para pelajar, ASN, Aparat TNI, Polri, LSM, JPIC, KSDA Ruteng, panitia tabisan Uskup serta umat keuskupan Ruteng
Kegiatan itu merupakan salah satu rangkaian acara persiapan menjelang tabisan Uskup Ruteng terpilih yang digelar dalam pada 19 Maret mendatang. Ada sebanyak 2.000 anakan pohon jenis Ara dan kayu Manis yang disediakan oleh Dishut dan KSDA Ruteng ditanam dalam wilayah kawasan hutan.
Kegiatan reboisasi itu diawali misa ekologis dipimpin langsung Uskup Mgr.Siprianus di tengah hutan, sekitar 500 meter dari lokasi Pustu Carep. Selanjutnya, Uskup melakukan pemberkatan sejumlah anakan pohon, lalu diteruskan dengan acara seremonial, dan penanaman anakan pohon secara simbolis yang dilakukan secara bergantian oleh Uskup Ruteng, Bupati Deno dan Wabup Madur, Dandim 1612 Manggarai, Kapolres, pihak Kejaksaan, pihak KSDA serta elemen masarakat.
Pada kesempatan itu, Mgr.Siprianus mengatakan, pendekatan ekologis yang sejati selalu berupa pendekatan sosial yang harus mengintegrasikan soal keadilan dalam diskusi lingkungan hidup untuk mendengarkan jeritan bumi maupun jeritan kaum miskin. Lingkungan kata dia, harus dijadikan rumah bersama. Untuk itu, setiap pribadi tentunya merasa terpanggil untuk merawat dan menjaga lingkungan, sehingga lingkungan tersebut tidak mencelakakan manusia.
Ia juga mengutip cacatan Paus Fransiskus soal Gerakan Amazon yang berisi bahwa, paru-paru bumi mulai tergerus. Kita semua juga dipanggil untuk menjadikan bumi sebagai rumah dan tempat yang paling aman untuk ditempati manusia. Uskup Siprianus mengingatkan, manusia merupakan pihak yang paling bertanggung jawab sehingga lingkungan menjadi rusak dan tidak nyaman lagi untuk dihuni.
Bupati Deno mengatakan, kawasan hutan TWA merupakan hutan konservasi yang memiliki nilai sangat strategis dalam kaitan dengan kehidupan masyarakat di Manggarai. Kawasan hutan tersebut kata dia,merupakan sumber air bagi masyarakat Manggarai. Selain untuk konsumsi sehari-hari juga untuk keperluan irigasi dan sumber panas Ulumbu juga asalnya dari kawasan hutan tersebut.
Ia meminta semua pihak untuk me-refresh kembali, sejauh mana keseriusan dan komitmen bersama untuk menjaga lingkungan terutama kawasan hutan. Masyarakat itu sendiri kata Bupati Deno harus dibangun kembali kesadarannya bahwa hutan itu memiliki fungsi strategis untuk menjaga kehidupan semua makhluk hidup.
“Kegiatan reboisasi merupakan gestur iman akan lingkungan hidup sebagai sahabat kita bersama. Selain itu, gestur iman juga memberikan kepada kita respek bahwa lingkungan hidup adalah sahabat, rekan dan rumah kita bersama,” ujarnya. (TIM).