BORONG, BERITA FLORES- Sejumlah warga Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NTT menuding pengerjaan proyek jalan lapisan penetrasi (Lapen) menghubungkan Benteng Jawa, menuju Necak ada aroma korupsi.
Ironisnya, pengerjaan proyek jalan yang baru saja selesai dikerjakan itu, kini sudah mulai rusak.
Proyek itu menelan anggaran sebesar Rp. 1.196.412.00 bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Manggarai Timur tahun anggaran 2019. Proyek bernilai miliaran itu dikerjakan oleh CV. Tunas Murni. Meski anggaran cukup fantastis, namun proyek tersebut dinilai tidak berkualitas.
Berdasarkan pantauan Beritaflores.com, pada Selasa, 7 Januari 2020 lalu, di beberapa titik, kondisi material aspal sudah terkelupas dan mengalami keretakan bahkan badan jalan lapen itu terpecah. Di bagian tengah badan jalan pun terlihat moncong ke atas serta bergelombang. Kuat dugaan, penyiraman material aspal tidak merata, juga sangat tipis. Bahkan agregat batu krikil terlihat berserakan di badan jalan.
Akibatnya, pengguna jalan pun tampak kesulitan saat melewati ruas jalan tersebut.
Warga setempat, berinisial A menilai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Manggarai Timur, terkesan lalai melakukan pengawasan dalam pelaksanaan proyek tersebut.
“Ironisnya proyek ini baru selesai dikerjakan pada bulan November 2018 lalu, sekarang sudah rusak begini. Kami pun menduga ini sarat korupsi. Di mana sih pengawasannya. Ini mungkin kelalaian Dinas PUPR Matim,” ujarnya saat ditemui wartawan di lokasi itu pada Selasa, 7 Januari 2020.
Ia mengatakan, usai pengerjaan, ruas jalan itu sempat diperbaiki oleh kontraktor pelaksana pada beberapa bulan lalu karena mengalami kerusakan di sejumlah titik. Meskipun demikian, proyek itu mulai kembali mengalami kerusakan parah. Ia menduga bahwa, proyek itu berkualitas buruk padahal usianya belum sampai setahun.
“Memang pernah diperbaiki. Tapi kerusakan sekarang itu di titik lain,” ujarnya. Oleh karena itu, pihaknya mendesak Pemda Matim melalui Dinas PUPR untuk segera mengambil langkah tegas terhadap kontraktor pelaksana agar segera dilakukan perbaikan demi memwujudkan kualitas proyek.
“Pemda Matim harus ambil langkah tegas. Jangan diam. Suruh kontraktor harus perbaiki lagi,” tandas dia.
Hal senada disampaikan warga berinisial H salah seorang pengendara roda dua yang kerap melintas di daerah itu. Ia mengatakan, saat melintasi ruas jalan itu, dirinya merasa takut terperosok karena kondisi kerusakan jalan. Sebab kata dia, batu krikil pun berserakan di badan jalan.
“Sangat disayangkan, kenapa dalam tempo sesingkat ini jalannya sudah rusak. Kalau sudah begini, kesannya seperti sia-sia proyek,” tegas dia.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Manggarai Timur, Yosep Marto melalui Pejebat Pembuat Komitmen (PPK) Anton Dapoto mengatakan bahwa, pihaknya belum melakukan Provisional Hand Over (PHO) terhadap proyek tersebut.
“Belasan paket saja yang sudah di-PHO. Selebihnya termin. Termasuk Benteng Jawa-Necak. Kemarin kami cairkan 70-an persen saja,” kata Anton saat dihubungi Beritaflores.com Rabu, 8 Januari 2020.
Sementara itu, kontraktor pelaksana Oktovianus Gunardi mengatakan bahwa, pihaknya akan memperbaiki ruas jalan yang mengalami kerusakan di sejumlah titik.
“Akan diperbaiki nanti,” ujar Gunardi saat dihubungi Beritaflores.com pada Rabu, 8 Januari 2020.
Tak hanya itu, ia juga melarang awak media untuk memberitakan kerusakan ruas jalan lapen tersebut. Menurut dia, ruas jalan utama menuju Desa Compang Necak itu, masih dalam masa pemelihraan selama satu tahun.
“Coo tara langsung berita ne ta ase-bahasa Manggarai (Kenapa langsung diberitakan adik-red). Masih dalam pemeliharaan itu,” imbuhnya.
Efren Polce/BF