BAJAWA, BERITA FLORES-Anggota DPR RI Fraksi PDI-P, Andreas Hugo Pareira mengajak parah tokoh di daerah maupun tokoh di pusat agar tak memanfaatkan Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) demi kepentingan politik tertentu.
Ia menjelaskan hal itu saat menggelar Sosialisasi 4 Pilar Bangsa: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika di Kelurahan Susu, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Provinsi NTT pada Jumat, 6 Desember 2019.
Menurut Andreas isu SARA menjadi momok menakutkan dalam setiap kontestasi politik. Bahkan menjadi ancaman besar karena bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Jangan memecah belah masyarakat berdasarkan agama, suku untuk kepentingan pemilihan. Karena tugas pemimpin itu adalah mengayomi dan bekerja untuk semua,” tegas Andreas.
Andreas meminta para tokoh nasional maupun tokoh di daerah harus menunjukkan cara hidup dalam menjunjung tinggi 4 pilar bangsa ini sebagai falsafah. Ia pun meminta tidak boleh memberi contoh yang justru menyebabkan perpecahan di masyarakat.
“Tokoh-tokoh baik di pusat maupun di daerah jangan memanfaatkan kebhinekaan ini untuk kepentingan politik,” pungkas dia.
Politisi PDI-P itu menjelaskan bahwa, Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan sebuah provinsi kepulauan. Provinsi ini terdiri dari 3 pulau besar yakni pulau Timor, Flores dan Sumba. Di daerah ini, terdiri dari berbagai macam Suku, Agama dan Ras (SARA). Untuk itu, provinsi ini layak disebut sebagai miniatur Indonesia.
Saat ini, lanjut dia, Anggota MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) RI tengah menggencar dalam melaksanakan sosialisasi 4 pilar bangsa di seluruh pelosok tanah air.
“Di NTT ini kita terdiri dari berbagai macam suku, agama, bahasa dan adat istiadat namun bersatu dalam satu nusa,” kata Andreas pada kesempatan itu.
Andreas mengakui, dirinya sangat senang bertemu serta bertatap muka dengan masyarakat di Kelurahan Susu, Bajawa. Meski acara itu digelar pada malam hari dengan suhu udara dingin kota Bajawa namun ratusan para peserta tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut.
“Indonesia adalah sebuah rumah besar yang ditopang oleh 4 pilar bangsa,” terang dia.
Ia menuturkan, tanpa 4 pilar bangsa ini maka rumah besar ini akan roboh. Semua rakyat Indonesia adalah penghuni rumah besar ini. Untuk itu, Andreas mengajak seluruh masyarakat agar menjaga serta merawat supaya bisa hidup sejahtera bersama di dalamnya. Bahkan hal ini merupakan tugas bersama dalam merawat peradaban bangsa Indonesia.
Kegiatan sosialisasi 4 pilar bangsa yang menghadirkan ratusan peserta ini ditutup dengan tarian ja’i sebagai tarian khas Bajawa bersama seluruh para peserta. (TIM).